Muklis Muctar, Pengemis di Kawasan Gandaria Kantongi Rp194,5 Juta
Merdeka.com - Dinas Sosial Jakarta Selatan menata tumpukan lembaran mata uang rupiah di atas meja. Ada pecahan seratus ribu, lima puluh ribu, dan dua puluh ribu. Totalnya mencapai Rp194,5 juta.
Uang-uang itu milik Muklis Muctar Besani (65), pengemis yang terjaring pada Jumat (29/11) di Kawasan Gandaria, Jakarta Selatan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Mursyidin mengatakan, petugas telah memantau Muklis sejak tiga bulan lalu. Muklis tak pernah berhenti menadahkan tangan ke pejalan kaki yang melintas selama petugas membuntuti aktivitasnya.
-
Siapa yang terlibat dalam Tilik Warga? 'Untuk itu kami siap bekerja sama dengan pengurus Lentera Jiwa yang bertugas memberikan pelayanan kepada warga kami yang belum sembuh dari penyakit ini,' kata Sarju dikutip dari ANTARA.
-
Bagaimana cara petugas menjaga ketertiban? Dengan tetap mematuhi aturan yang berlaku dan tidak membuat kerusuhan selama menyampaikan pendapatnya. 'Hindari keributan maupun benturan dengan pendemo lainnya. Mari kita jaga kedamaian dan ketertiban,' imbuhnya.
-
Mengapa Tilik Warga dijalankan? Program ini bertujuan untuk memantau dan memberi dukungan kepada warga yang menderita gangguan jiwa dan disabilitas psikososial.
-
Bagaimana petugas menertibkan pemudik bandel? Alhasil, petugas Patroli dari Polantas pun berusaha menertibkan pengendara yang melewati jalur contraflow. Dengan begitu kendataan pun kembali ke dua jalur contra flow dan ruas jalan utama yang telah disediakan menuju Jakarta.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
"Kami tidak serta-merta menangkap, kami rekam bagaimana pengemis beraksi. Biasanya di depan bank, minimarket, dan tempat-tempat yang berpotensi orang-orang memberikan uang Rp2 ribu atau Rp3 ribu," kata Mursyidin saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (29/11).
Muklis beranjak dari rumahnya di Bukit Indah Ciputat, Tangerang Selatan pada pukul 06.00 WIB ke tempat-tempat strategis di wilayah Kebayoran baru, dan Kebayoran Lama.
Tukar Uang ke Bank
Ia menyambangi setiap perbankan, dan retail. Uniknya, ketika uang hasil mengemis yang didapat sudah lumayan banyak akan ditukarkan ke bank.
"Dari puluhan ribu menjadi ratusan ribu sehingga uang dia bagus-bagus," jelasnya.
Muklis kemudian menaruh uang-uang itu ke dalam ranselnya. Hingga kini terkumpul Rp194,5 juta.
"Uangnya ditaruh di tas semuanya," ujar.
Sebelumnya Pernah Ditangkap
Mursyidin mengatakan, ini bukan yang pertama kali Muklis terciduk petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan. Pada 2017 lalu Muklis juga pernah tertangkap dengan bukti uang Rp82 juta.
"Yang pertama kami masukan ke panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya, kemudian kami hubungi keluarganya . Setelah dibina, sanak keluarga menjemput ya dipulangkan. Singkat cerita mereka membuat pertanyaan tidak mengemis. Tapi nyatanya tidak demikian," ucap dia.
Ingin Bangun Rumah di Kampung
Mursyidin mengatakan, Muklis mempunyai target apabila sudah terkumpul Rp200 juta akan dipakai untuk modal usaha dan membangun rumah di Kampung Jambi.
"Uang dan pengemis ada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya. Duitnya nanti dikembalikan," tutup dia.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinsos DKI Jakarta menemukan pengemis dengan berpura-pura memiliki kaki buntung di Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan sejumlah pihak telah dilakukan. Rekomendasi dari Inspektorat juga sudah keluar.
Baca SelengkapnyaPekan depan akan diumumkan sanksi untuk atasan yang paksa PSSU utang ke Pinjol.
Baca SelengkapnyaPolisi membekuk satu dari lima perampok karyawan BUMN PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di Musi Rawas, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaSA mengaku berasal dari Kabupaten Aceh Timur. Perempuan itu diamankan petugas pada, Senin malam (30/9) lalu.
Baca SelengkapnyaFenomena Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) musiman kerap muncul di sejumlah kota besar di bulan Ramadan. Tak terkecuali di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPengemis asal Bojonegoro kedapatan membawa uang Rp18 juta lebih saat beraksi di Senayan. Begini nasibnya sekarang.
Baca SelengkapnyaIdentik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSatpol PP DKI bakal menerapkan sanksi tindak pidana ringan (Tipiring) kepada juru parkir liar mulai Agustus 2024
Baca SelengkapnyaKasie di Kelurahan Kelapa Gading Barat ini juga memaksa 100 PPSU lainnya. Mereka pun mengaku tak bisa menolak karena hal itu merupakan perintah atasan.
Baca SelengkapnyaPemkab Bekasi rutin melakukan razia kepada para pengemis dan anak jalanan
Baca SelengkapnyaSudinhub Jaksel menjelaskan kronologi petugas Dishub naik ke kap mobil di kawasan Setiabudi dan terbawa sampai ke Menteng.
Baca Selengkapnya