Siswa SMP 184 keracunan di Cibubur, polisi tunggu hasil laboratorium
Merdeka.com - Pihak kepolisian masih menunggu hasil laboratorium dari BPOM terkait kasus keracunan ratusan murid SMPN 184 di Bumi Perkemahan, Cibubur, Jakarta Timur. Mereka mengalami keracunan usai menyantap nasi kotak.
"Belum keluar hasilnya, infonya itu seminggu hasilnya baru keluar," ujar Kapolsek Cipayung Kompol Aswin saat dihubungi merdeka.com, Selasa (26/9).
Lamanya waktu itu dikarenakan BPOM memeriksa makanan secara keseluruhan sehingga hasilnya pun belum diketahui. "Ya itu kan di dalam itu ada telur, tahu, ada nasi. Terus wadahnya juga diperiksa juga. Jadi agak lama untuk mengetahui hasilnya," jelasnya.
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Bagaimana menangani keracunan makanan? Pada saat mengalami keracunan makanan, sejumlah tindakan penanganan bisa dilakukan. Mencegah dehidrasi juga merupakan cara utama agar gejala keracunan ini tidak memburuk.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Apa saja gejala keracunan makanan pada anak? Secara umum, gejala keracunan makanan pada anak meliputi mual, muntah, diare, demam, sakit perut, dan mungkin juga dehidrasi.
-
Di mana keracunan terjadi? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
Hingga kini, lanjut Aswin, pihaknya juga belum memeriksa saksi-saksi. Termasuk guru-guru dari SMPN tersebut.
"Belum (saksi-saksi), gurunya juga kan masih sibuk ngurus murid-muridnya," pungkasnya.
Sebelumnya, sebuah video yang berisi puluhan siswa tergurai lemas viral di media sosial. Para pelajar tersebut ada yang tidur sambil memegang perut dan ada juga yang duduk lemas. Mereka yang merupakan peserta kemah di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur itu diduga mengalami keracunan.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Andry Wibowo membenarkan peristiwa itu. Dia juga membenarkan para peserta keracunan.
"Iya keracunan," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Minggu (24/9).
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaSaat ini, siswa siswi SD 1 Klepu Jepara yang keracunan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan.
Baca SelengkapnyaKeracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami peristiwa keracunan ini termasuk memanggil pengelola catering.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaBPOM Mamuju menemukan bakteri Escherichia coli (E.coli) pada sampel makanan yang diserahkan Dinas Kesehatan Sulawesi Barat (Sulbar).
Baca SelengkapnyaPermen semprot yang sebabkan keracunan juga terdaftar di BPOM
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kandungan di dalam minuman, Disdik membentuk tim khusus dan menggandeng BPOM.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca Selengkapnya