Warga Korban Penggusuran Sunter Minta Dipulangkan ke Kampung
Merdeka.com - Korban penggusuran di Jalan Agung Perkasa VIII, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara bersedia jika dipulangkan ke kampung halamannya. Asalkan difasilitasi oleh Pemda DKI Jakarta.
Mereka mengaku tidak memiliki dana untuk mengangkut atau memulangkan barang-barang yang telah dibeli. "Kalau kami dibantu armada pulang ke Madura siap," kata salah satu warga, Hendra di lokasi, Minggu (17/11).
Jika tidak begitu, Hendra beserta warga lainnya di sana akan terus bertahan membangun gubuk dan tenda-tenda di lokasi penggusuran. Alasannya, mereka mengaku sudah tidak tahu mau ke mana.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Kenapa permukiman di Jakarta Timur ditinggalkan? Dari penelusuran yang dilakukan, permukiman ini ditinggalkan penduduknya karena terlalu sering terkena banjir besar.
-
Dari mana WNI dipulangkan? Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
-
Kapan warga Jakarta bisa mendapatkan rumah setelah kebakaran Kramat Kwintang? Namun saat itu, kebijakan ini sempat menjadi permasalahan karena rumah yang dijanjikan bersamaan dengan program tersebut tidak bisa didapat dalam waktu singkat. Perlu sekitar 10 sampai 15 tahun sampai peserta pajak mendapatkan kembali tempat tinggal di lokasi tersebut.
-
Dimana PKL itu direlokasi? PKL itu sebelumnya berdagang di trotoar rumah sakit.
-
Siapa yang pulang kampung? Yasmine pulang ke Malaysia itu persetujuan kami berdua.
"Kita tidak punya apa-apa lagi. Tidak tahu mau ke mana mas," ucap Hendra.
Menolak ke Rusun
Jika diberi pilihan direlokasi ke rumah susun, Hendra menolaknya. Alasannya, Hendra dan teman-temannya bekerja sebagai tukang rongsokan maupun pengepul rongsokan.
"Kalau mau rongsokannya dibawa ke rusun ya tidak apa-apa. Kami siap, tidak masuk logika kan kayak gitu?," tegas dia.
Dia sendiri mengaku kecewa atas kebijakan pemerintah daerah yang dirasa menyengsarakan keluarganya serta warga lainnya. Dia terpaksa bertahan di gubuk yang jauh dari kata layak lantaran tidak tahu harus tinggal di mana.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rencana relokasi warga di kolong Jembatan Pakin sudah dibahas bersama Menteri Perumahan, Menteri Sosial, dan Menteri Dalam Negeri.
Baca SelengkapnyaWakil Wali Kota Jakarta Barat Hendra Hidayat mengatakan, pihaknya akan memanusiawikan warga yang tinggal di bawah kolong Tol Angke, Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaHeru juga ingin agar UNHCR memperhatikan kehidupan para pengungsi tersebut.
Baca SelengkapnyaKorban penggusuran Dukuh Pakis curhat nasib yang ia alami usai rumahnya digusur. Ia kebingungan hendak tinggal di mana.
Baca SelengkapnyaRelokasi warga korban kebakaran di Manggarai bertahap.
Baca Selengkapnya"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca Selengkapnya"Mereka mau direlokasi tapi tuntutan mereka minta dipenuhi juga," ujar Maulana.
Baca SelengkapnyaAda 3 kesepakatan dengan Pemprov agar warga Kampung Bayam mau tinggal di Rusun Nagrak.
Baca SelengkapnyaWarga mengungkapkan sejumlah personel sekuriti PT JakPro tiba-tiba menggeruduk Kampung Susun Bayam dan meminta mereka untuk angkat kaki.
Baca SelengkapnyaAnies pernah memandatkan Jakpro membangun Kampung Susun Bayam (KSB) untuk warga Kampung Bayam.
Baca SelengkapnyaPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menurunkan statusnya dari awas level IV menjadi siaga level III.
Baca SelengkapnyaSebanyak 101 pencari suaka asal Afghanistan, Irak dan Pakistan masih bertahan di gedung tersebut.
Baca Selengkapnya