16 Februari: Hari Protokol Kyoto, Perjanjian Internasional Kurangi Polutan
Dibutuhkan komitmen setiap negara untuk mengurangi gas polutan.
Dibutuhkan komitmen setiap negara untuk mengurangi gas polutan.
16 Februari: Hari Protokol Kyoto, Perjanjian Internasional Kurangi Polutan
Pemanasan global masih menjadi masalah serius yang harus diperhatikan di era masa kini. Fenomena ini disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi.
Dampaknya sangat nyata, termasuk kenaikan suhu global, perubahan pola cuaca ekstrem, dan peningkatan tingkat permukaan laut. Konsekuensinya dapat dirasakan oleh banyak makhluk hidup di planet ini, mulai dari terganggunya ekosistem hingga ancaman terhadap keberlanjutan sumber daya alam dan kehidupan manusia.
-
Kapan Protokol Montreal ditandatangani? Protokol Montreal ditandatangani oleh 46 negara pada tanggal 16 September 1987 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1989 setelah diratifikasi oleh 20 negara.
-
Kapan Hari Mencegah Eksploitasi Lingkungan dirayakan? Memperingati Hari Mencegah Eksploitasi Lingkungan dalam Perang dan Konflik Bersenjata pada setiap tanggal 6 November merupakan momen penting bagi komunitas global yang peduli terhadap perlindungan lingkungan dan perdamaian dunia.
-
Kapan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dirayakan? Hari Lingkungan Hidup Sedunia merupakan momen penting yang dirayakan setiap tanggal 5 Juni untuk meningkatkan kesadaran global tentang perlindungan dan pelestarian lingkungan.
-
Bagaimana Hari Mencegah Eksploitasi Lingkungan mempromosikan perdamaian? Dalam konteks ini, peringatan Hari Mencegah Eksploitasi Lingkungan dalam Perang dan Konflik Bersenjata memainkan peran kunci dalam menggarisbawahi urgensi perlindungan lingkungan dan mempromosikan solusi damai dalam menyelesaikan konflik.
-
Kapan Hari Konservasi Alam Sedunia diperingati? Hari Konservasi Alam Sedunia selalu diperingati setiap tanggal 28 Juli.
-
Apa tujuan Protokol Montreal? Protokol Montreal adalah perjanjian internasional yang bertujuan untuk melindungi lapisan ozon dengan menghapuskan produksi dan konsumsi zat-zat perusak ozon (ODS).
Berikut sejarah 16 Februari Hari Protokol Kyoto dan penjelasan lainnya.
Sejarah Hari Protokol Kyoto
Pertama, akan dijelaskan sejarah 16 Februari Hari Protokol Kyoto.
Protokol Kyoto adalah perjanjian internasional yang dibuat untuk meminimalkan emisi polutan beracun, termasuk gas rumah kaca, yang mempengaruhi perubahan iklim. Protokol Kyoto telah diterima oleh lebih dari 190 negara termasuk Uni Eropa (UE). Awalnya, AS dan Kanada juga merupakan bagian dari Protokol Kyoto, namun kedua negara masing-masing meninggalkannya pada tahun 2001 dan 2011.Sebelum penerapan Protokol Kyoto, perjanjian lingkungan hidup lainnya, UNFCCC (Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim) dibentuk pada tahun 1992. Pada tahun 1997, Protokol Kyoto akhirnya disetujui.
Perjanjian ini awalnya ditandatangani oleh 55 negara dan secara praktis diterapkan pada tahun 2008. Lebih dari 30 negara industri sepakat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca mereka hingga 5% di bawah tingkat emisi gas rumah kaca pada tahun 1990. Perjanjian tersebut terutama ditujukan untuk negara-negara berkembang dan sejumlah besar negara berkembang tidak termasuk dalam perjanjian tersebut. Pada sesi tahunan Konferensi Para Pihak (COP) ke-18 yang diselenggarakan di Doha, Qatar, diputuskan bersama oleh semua negara anggota untuk memperbarui Protokol Kyoto yang akan berakhir pada tahun 2012. Protokol Kyoto diperpanjang hingga tahun 2020 dan perjanjian serupa untuk mengendalikan emisi karbon diprakarsai oleh negara-negara anggota. Perjanjian tersebut direncanakan akan diluncurkan pada tahun 2015 dan dilaksanakan setelah berakhirnya Protokol Kyoto pada tahun 2020.Cara Mengurangi Gas Rumah Kaca
Berikutnya akan dijelaskan bagaimana cara mengurangi emisi gas rumah kaca, yaitu berikut:
1. Beralih ke energi terbarukan: Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan menginvestasikan dan menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan hidroenergi.2. Efisiensi energi: Mengadopsi teknologi yang lebih efisien secara energi dalam transportasi, industri, dan rumah tangga untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi yang terkait.
3. Transportasi berkelanjutan: Mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan seperti transportasi umum, sepeda, atau mobil listrik untuk mengurangi emisi dari kendaraan bermotor.
4. Penghijauan: Menanam lebih banyak pohon dan memelihara hutan yang sehat untuk menyerap karbon dioksida dari udara.
5. Praktik pertanian berkelanjutan: Mengadopsi teknik pertanian yang ramah lingkungan untuk mengurangi emisi dari sektor pertanian, seperti penggunaan pupuk organik, rotasi tanaman, dan pengelolaan limbah ternak.
6. Mengelola limbah dengan bijaksana: Meminimalkan limbah dan menerapkan praktik daur ulang dan pengelolaan limbah yang efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembakaran sampah.
7. Mengadopsi kebijakan yang mendukung: Menerapkan regulasi dan kebijakan pemerintah yang mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca, seperti pajak karbon atau insentif untuk energi terbarukan.
8. Pendidikan dan kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong perubahan perilaku individu dalam mengurangi jejak karbon mereka.
Dampak di Masa Depan
Selanjutnya, apa dampak yang akan terjadi jika emisi gas rumah kaca semakin meningkat, sebagai berikut:
1. Kenaikan suhu global: Emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana dapat menyebabkan peningkatan suhu rata-rata global, yang dapat mengakibatkan perubahan iklim ekstrem seperti gelombang panas yang lebih sering dan intens, serta periode kekeringan yang lebih panjang.
2. Perubahan pola cuaca ekstrem: Emisi gas rumah kaca dapat mempengaruhi pola cuaca, menyebabkan kejadian cuaca ekstrem seperti badai tropis yang lebih kuat, banjir yang lebih parah, dan musim hujan yang tak terduga.
3. Peningkatan tingkat permukaan laut: Melting es di Kutub dan gletser pegunungan disebabkan oleh pemanasan global dapat menyebabkan kenaikan tingkat permukaan laut, yang berpotensi mengancam pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir.
4. Kerusakan ekosistem: Peningkatan suhu dan perubahan pola hujan dapat mengganggu ekosistem alami, termasuk kematian terumbu karang, migrasi spesies, dan penurunan keanekaragaman hayati.
5. Ancaman terhadap ketahanan pangan: Perubahan iklim dapat mempengaruhi produksi pangan dengan mengurangi hasil pertanian dan menyebabkan ketidakstabilan pasokan pangan global.
6. Dampak kesehatan: Kondisi udara yang lebih buruk karena emisi gas rumah kaca dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan kardiovaskular, serta meningkatkan paparan terhadap polusi udara.