5 Fakta Penemuan Obat Covid-19 di Sumatera Selatan, Berbentuk Seperti Gula Bubuk
Merdeka.com - Hingga hari ini penyebaran virus corona masih menjadi hal yang mengkhawatirkan semua orang. Berbagai upaya untuk memutus rantai penyebarannya juga telah dilakukan banyak pihak.
Salah satu upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona tersebut juga dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. H. Faisal Rizal, M. Kes. Profesor yang juga merupakan putra daerah Sumatera Selatan tersebut mengklaim telah berhasil mengembangkan vaksin yang berguna sebagai antivirus Covid-19.
Bahkan menurut informasi yang dilansir dari corona.sumselprov.go.id, vaksin antivirus tersebut telah diujicobakan.
-
Siapa yang mengembangkan vaksin flu pertama? Para ilmuwan mulai mengisolasi virus flu pada tahun 1930-an, dan pada tahun 1940-an, Angkatan Darat AS membantu mensponsori pengembangan vaksin untuk melawan virus tersebut.AS menyetujui vaksin flu pertama untuk penggunaan militer pada tahun 1945 dan untuk penggunaan sipil pada tahun 1946.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Bagaimana mencegah penularan flu? Menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit flu, seperti bersalaman, berpelukan, atau berciuman. Jika ada anggota keluarga yang terkena flu, usahakan untuk menjaga jarak dan tidak berbagi barang pribadi.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang pertama kali berhasil buat vaksin polio? Tanggal ini dipilih sebagai penghormatan kepada Dr. Jonas Salk, ilmuwan yang pertama kali berhasil mengembangkan vaksin polio yang efektif pada tahun 1955.
Berbentuk Gula Bubuk
Setelah dianggap berhasil dalam melakukan pengembangan obat ini, Faisal kemudian langsung mempresentasikan temuannya ini kepada Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru pada Selasa (21/4). Antivirus yang telah ditemukan oleh Faisal tersebut ternyata bukan dari bahan-bahan kimia.
Fasial membuat antivirus tersebut dari bahan-bahan yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Antivirus yang diberi nama SIeNERGI ini berbentuk seperti gula bubuk.
Antivirus tersebut nantinya akan dicampurkan ke dalam makanan atau minuman yang kemudian dikonsumsi oleh pasien kasus virus corona atau orang yang bahkan tidak terinfeksi sama sekali.
Keberhasilan Obat
Gula yang ada di antivirus tersebut dapat menjadi pemecah protein kemudian menjadi asam amino. Antivirus yang menggunakan produk gula dengan menggunakan light technology tersebut ternyata sudah pernah diuji coba dan terbukti keberhasilannya.
Baru-baru ini, Faisal juga sudah melakukan uji coba dengan memberikan vaksin tersebut kepada pasien yang telah dinyatakan positif virus corona.
"Tingkat keberhasilannya sudah ada. Datanya kita dapat dari beberapa rumah sakit di luar Sumsel. Ada beberapa pasien yang sembuh. Proses penyembuhannya biasanya tidak lebih dari 5 hari," ungkap Faisal.
Sebelumnya Harus Diuji Coba
Walaupun vaksin tersebut tidak dibuat dengan bahan kimia yang dapat menimbulkan efek samping dan sudah dilakukan percobaan, Herman memerintahkan kepada Faisal untuk melakukan uji coba melalui penelitian lebih lanjut.
"Tapi saya yakin ini baik. Apalagi dalam paparan yang dilakukan Prof. Faisal disertai uji, sehingga ini sangat meyakinkan," ucap Herman.
Langsung Dikonsumsi
Ketika Faisal melakukan presentasi, Herman juga sempat mencoba antivirus yang memang langsung bisa dikonsumsi tersebut.
"Saya secara pribadi langsung mengonsumsinya. Mudah-mudahan ini bisa menjawab ketakutan masyarakat, karena beranggapan Covid-19 ini belum ada vaksinnya. Saat ini tinggal dinas terkait untuk menganalisis," tutur Herman.
Diproduksi Massal
Jika nantinya dalam penelitian lebih lanjut anti virus ini terbukti berhasil, vaksin tersebut akan diproduksi massal.
"Tapi saya yakin ini baik. Apalagi dalam paparan yang dilakukan Prof Faisal disertai uji, sehingga ini sangat meyakinkan. Jika memang tidak ada dampak yang berarti, sebar saja ke masyarakat," jelas Herman.
(mdk/dem)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Temuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSosok dokter berjasa di bidang kesehatan, pendidikan, hingga militer di Indonesia.
Baca SelengkapnyaEfektivitas pemanfaatan teknologi wolbachia untuk menurunkan kejadian demam berdarah juga sudah dibuktikan di 13 negara.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnya