Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Fakta Pulung Gantung, Mitos Bunuh Diri dari Gunung Kidul

5 Fakta Pulung Gantung, Mitos Bunuh Diri dari Gunung Kidul Kampung Pitu. ©2020 brilio.net

Merdeka.com - Fenomena bunuh diri selalu terjadi di seluruh belahan dunia. Bahkan di Jepang, ada istilah seppuku atau hara kiri, yaitu bunuh diri dengan cara merobek perut sebagai penebusan rasa bersalah atau rasa malu.

Di Indonesia sendiri, kasus kematian akibat bunuh diri lumayan tinggi. Menurut data dari WHO di tahun 2016, sebanyak 3 dari 100.000 orang Indonesia mati akibat bunuh diri. Mereka melakukan bunuh diri disebabkan oleh berbagai faktor.

Ada yang bunuh diri karena beban ekonomi, ada yang bunuh diri karena tekanan masyarakat, ada yang bunuh diri karena masalah mental dan masih banyak lagi.

Di Gunung Kidul, DIY, bunuh diri bahkan sempat menjadi sebuah fenomena. Tercatat dari tahun 2001 sampai 2017 ada sekitar 459 kejadian bunuh diri. Bahkan saking banyaknya kasus bunuh diri di sana masyarakat setempat mengaitkannya dengan mitos Pulung Gantung. Apa itu Pulung Gantung?

Mitos Pulung Gantung

api di skotlandia

©2016 BBCnews/YouTube

Dilansir dari Liputan6.com, Pulung Gantung diyakini masyarakat sebagai benda berbentuk bola api besar yang terbang di atas langit. Benda itu dianggap sebagai penanda buruk bagi masyarakat yang didatangi bola api itu.

Zuhri, seorang warga Gunung Kidul, mengaku pernah melihat Pulung Gantung waktu ia masih berusia delapan tahun. Penampakan yang ia alami di tahun 1980 itu terlihat ketika ia berada di sungai yang tak jauh dari rumahnya di daerah Karangmojo.

“Ibu saya teriak-teriak waktu melihat Pulung Gantung. Kata orang kalau ada Pulung Gantung berarti ada orang yang bunuh diri di daerah tersebut. Tetapi setelah Pulung Gantung terlihat, tak ada orang yang bunuh diri,” kata Zuhri.

Banyak Masyarakat Percaya

kampung pitu

©2020 brilio.net

Menurut Wage Dhaksinarga, aktivis LSM Inti Mata Jiwa (Imaji) yang fokus dalam penanganan kasus bunuh diri, mitos Pulung Gantung ada di benak setiap warga Gunung Kidul. Walaupun tidak bisa menjelaskan secara rinci, masyarakat Gunung Kidul masih percaya akan adanya mitos tersebut.

Mereka percaya, bila benda berwarna merah itu melintas, maka ada seorang warga yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

“Di setiap pelaporan kasus bunuh diri, masyarakat lokal akan mengatakan bahwa kematian itu akibat Pulung Gantung,” ujar Wage dikutip dari Liputan6.com.

Lebih Karena Depresi

017 destriyana

©2015 Merdeka.com/shutterstock

Berbeda dengan masyarakat setempat, berdasarkan keterangan polisi, setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan orang di sana melakukan bunuh diri yaitu: gangguan kejiwaan, sakit lama yang tidak sembuh-sembuh, dan beban hidup karena harus ditinggal sendirian.

Dari data itu, Wage mengatakan pemerintah dan masyarakat harus mulai menyadari bahwa faktor kesehatan jiwa menjadi penyebab dominan kasus bunh diri. Oleh karena itulah langkah penanggulangannya harus dimulai dari sektor tersebut.

“Saya hitung dari 29 kasus, 16 kasusnya terkait depresi. Kalau menurut saya, angkanya relatif stabil karena pendekatannya kurang tepat. Depresi itu lebih dari 50 persen, tapi sampai saat ini pendekatan terkait kesehatan jiwa belum begitu maksimal,” terang Wage.

Merasa Tidak Berguna

Wakil Bupati Gunung Kidul, Immawan Wahyudi mengatakan penyebab warga Gunung Kidul melakukan bunuh diri kebanyakan bukan dari faktor ekonomi seperti kemiskinan, melainkan dari faktor sosial. Dia memberi contoh warga berusia lanjut yang hidup kesepian dan memiliki keterbatasan untuk melakukan aktivitas sosial.

“Orang Gunung Kidul itu rasa sosialnya tinggi. Ketika dia sudah merasa tak bisa berperan di lingkup sosial, dia merasa tak berguna. Ketika merasa sepi, tidak bermakna secara sosial, tertekan, kemudian depresi, maka semakin kuat niat untuk melakukan bunuh diri. Oleh karena itu, di daerah yang banyak kasus bunuh dirinya akan disediakan psikolog,” ujar Immawan.

Langkah Pemerintah

Oleh karena itu, Immawan mengatakan tak akan tinggal diam dengan banyaknya kasus bunuh diri itu. bekerja sama dengan pakar dan berbagai instansi, Pemkab Gunung Kidul membuat modul panduan penanggulangan bunuh diri.

Di samping itu, dia menambahkan pemerintah tetap harus menghargai faktor yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Bukan untuk dipercaya, tapi lebih untuk dipahami agar bisa menerapkan strategi yang tepat.

“Saya sering bercanda begini, kita ini tidak mungkin melawan orang yang percaya Pulung Gantung dengan SK pemerintah. Kerja ini harus rasional, tetapi harus memberi ruang kepada mereka yang percaya hal-hal irasional itu,” ujar Immawan dikutip dari Liputan6.com pada Jum’at (26/6). (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP