5 Langkah Mitigasi Bencana Gunung Meletus, Lakukan Ini Saat Erupsi Merapi

Merdeka.com - Selasa (3/3) telah terjadi erupsi Merapi dan mengeluarkan awan panas setinggi 6.000 meter dari puncak. Namun, walau aktivitasnya meningkat, keseharian warga di sekitar gunung berjalan normal dan tidak ada peningkatan status dari gunung api itu.
Walau begitu, langkah-langkah mitigasi perlu dilakukan demi mencegah adanya korban dalam bencana yang tidak diinginkan. Ada beberapa langkah dan imbauan yang telah diberikan oleh BNPB untuk menyelamatkan diri dari bencana erupsi Merapi yang tidak diinginkan.
Berikut 5 langkah mitigasi bencana yang wajib dilakukan saat gunung api meletus dilansir dari BNPB:
Tidak Berada di Lokasi Radius yang Telah Ditentukan
2020 antaranews.com
Saat gunung berapi meletus, pemerintah akan menentukan radius aman dari puncak. Penetapan radius aman ini dilakukan agar masyarakat mengosongkan daerah yang dianggap tidak aman. Pada saat Gunung Agung Meletus pada 2017 silam misalnya, radius amannya mencapai 12 km. Sementara untuk Gunung Merapi kali ini, radius aman yang berlaku adalah 3 km.
Penetapan radius aman ini berguna untuk antisipasi guna mencegah adanya korban jiwa dari bencana erupsi gunung api. Pada saat letusan freatik Merapi pada tahun 2018, BNPB Sleman menginstruksikan warganya yang rumahnya berada kurang dari 5 km dari puncak, untuk mengungsi ke barak-barak yang sudah disediakan. Warga kemudian melakukan evakuasi secara mandiri.
Tidak Berada di Lembah dan Daerah Aliran Sungai
2017 merdeka.com/arie basuki
Selain mengosongkan zona bahaya, masyarakat juga diinstruksikan untuk menjauhi daerah aliran sungai. Hal ini dilakukan guna menjauh dari ancaman banjir lahar yang kerap terjadi di musim hujan. Banjir lahar itu berisi material vulkanik yang tercampur dengan air. Material itu kemudian ikut hanyut melalui sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Dilansir dari MGM Sleman, pada Minggu, 9 Januari 2011, banjir lahar terjadi di Kali Gendol. Peristiwa itu menyebabkan tiga rumah hanyut dan 13 rumah lainnya terendam. Selain itu di Kali Gendol juga terdapat material-material vilkanik Merapi yang masih panas. Sehingga jika terjadi banjir lahar, material ini akan meletup-letup.
Hindari Tempat Terbuka
2014 merdeka.com/parwito
Dilansir dari Liputan6.com, menjauhkan diri dari tempat terbuka perlu dilakukan saat terjadi letusan gunung api. Ini berguna untuk melindungi tubuh dari abu letusan gunung api.
Selain itu selama gunung berapi meletus ancaman material vulkanik yang lebih besar masih bisa terjadi. Misalnya hujan kerikil yang terjadi pada letusan besar di tahun 2010. Akan lebih baik berada di dalam rumah selama kondisi di luar ruangan masih kurang kondusif.
Gunakan Masker atau Kain Basah
2014 merdeka.com/parwito
Dilansir dari Sains.me, penggunaan masker berguna agar saat bernafas tidak terhirup abu hasil letusan gunung berapi. Abu gunung berapi memiliki partikel yang kecil sehingga mudah terhirup manusia saat bernafas. Jika masuk ke paru-paru, abu vulkanik bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
Selain itu abu tersebut juga memiliki kandungan yang berbahaya, seperti sulfat, karbondioksida, dan asam klorida.
Memakai Pakaian Tertutup
2020 REUTERS/Eloisa Lopez
Langkah mitigasi bencana erupsi gunung selanjutnya ialah soal pakaian. Mengenakan pakaian tertutup berguna untuk melindungi tubuh dari abu vulkanik. Abu vulkanik memiliki partikel tajam yang bisa menyebabkan iritasi kulit dan iritasi mata.
Efek kesehatan seperti itu biasanya hanya bersifat ringan. Namun jika terpapar abu vulkanik secara terus menerus, maka dampaknya bisa menjadi serius. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya