Berawal dari Kematian Seekor Kuda, Ini Sejarah Berdirinya Desa Gerabah Kasongan
Merdeka.com - Di pinggiran Kota Yogyakarta, tepatnya di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, terdapat desa wisata bersejarah yang cukup dikenal di kalangan wisatawan. Namanya Desa Wisata Gerabah Kasongan.
Sudah sejak lama desa itu menjadi sentra kerajinan gerabah di Yogyakarta. Berbagai macam barang olahan gerabah banyak dihasilkan para penduduknya mulai dari piring, kuali, kendi, guci, pot pigura, mainan anak, hingga karya-karya lainnya.
Berjarak hanya sekitar 7 km dari pusat Kota Jogja, Desa Wisata Kasongan mudah dijangkau wisatawan. Tak hanya membeli kerajinan, bahkan beberapa galeri gerabah menawarkan kursus singkat pembuatan gerabah bagi para wisatawan yang berminat.
-
Apa yang terkenal di Desa Wisata Banjaroya? Desa ini menjadi salah satu tempat terbaik untuk tumbuhnya durian.
-
Dimana desa wisata gerabah ini berada? Desa wisata gerabah di Kasongan berada di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
-
Dimana Desa Wisata Banjaroya berada? Desa ini masuk dalam wilayah Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo.
-
Apa tempat wisata di Pasuruan yang dikenal dengan sejarah? Candi ini merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Singasari yang dibangun pada abad ke-13.
-
Dimana letak kampung wisata Karawang? Kampung Turis Karawang Tempat wisata ini merupakan kawasan yang menampilkan berbagai budaya dan tradisi Karawang, seperti rumah adat, kesenian, kerajinan, dan kuliner.
-
Dimana tempat wisata Jawa Barat yang terkenal? Tempat wisata Jawa Barat pastinya bisa ditemukan di tiap kota dan kabupaten di wilayah ini.
Karena profesi para penduduknya sebagai pembuat gerabah, desa ini sangat berbeda dengan desa-desa di sekitarnya yang kebanyakan penduduknya berprofesi sebagai petani. Lalu bagaimana sejarahnya desa Kasongan menjadi pusat kerajinan gerabah? Berikut selengkapnya:
Berawal dari Kematian Seekor Kuda
©Visitjogja.com
Dilansir dari Visitingjogja.com, sejarah kemunculan kerajinan gerabah di Desa Kasongan berawal dari matinya seekor kuda milik reserse Belanda di tanah milik seorang warga. Karena takut dijatuhi hukuman oleh pemerintah Belanda saat itu, pemilik tanah merelakan kepemilikan atas tanahnya. Aksinya itu juga diikuti oleh beberapa warga lainnya.
Akhirnya, kepemilikan tanah itu diambil alih oleh warga desa lain. Penduduk yang tanahnya telah direlakan itu kemudian memulai kegiatan baru dengan mengolah tanah liat menjadi mainan dan peralatan dapur.
Menjadi Sentra Gerabah
©2021 Brilio.net
Dilansir dari Isi.ac.id, kegiatan pembuatan seni kerajinan gerabah di Kasongan sudah terjadi sejak Perang Diponegoro (1825-1830). Saat itu mereka telah banyak membuat barang-barang gerabah untuk keperluan mereka sehari-hari seperti kuali, pengaron, kendil, anglo, cowek, dan sebagainya. Pada akhirnya, pengolahan gerabah berkembang menjadi pembuatan cinderamata yang memenuhi kebutuhan wisatawan.
Dimulai dengan desain yang sederhana, produk gerabah di Kasongan kemudian menjadi ciri khas daerah setempat. Seiring berjalannya waktu, desa itu mampu menghasilkan gerabah berkualitas ekspor. Hasil buah tangan warga sana telah banyak yang berhasil menembus pasar dunia hingga Eropa dan Amerika.
Mengalami Kemajuan Cukup Pesat
©2021 Brilio.net
Sejak tahun 1971-1972, Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat. Sapto Hudoyo, seorang seniman besar Yogyakarta, membantu mengembangkan desa wisata itu dengan membina masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin untuk memberikan sentuhan seni dan komersial bagi desain kerajinan gerabah. Hal itulah yang membuat gerabah yang dihasilkan tak lagi monoton, tetap dapat memberikan nilai seni dan ekonomi yang tinggi.
Kini, produk Desa Wisata Kasongan berkembang meliputi bunga tiruan, daun pisang, perabotan dari bambu, topeng-topengan, dan masih banyak lagi. Tak hanya jualan gerabah, tempat itupun menjadi sentra wisata edukasi. Di sana, para wisatawan yang datang berkunjung dapat langsung belajar bagaimana caranya membuat gerabah dengan baik dan benar.
Desa Kasongan di Masa Pandemi
©2021 Brilio.net
Memasuki masa pandemi, banyak sektor usaha mengalami krisis tak terkecuali bagi para pengrajin gerabah di Desa Kasongan. Oleh karena itu, mereka memutar otak agar bagaimana caranya produk kerajinan mereka tetap laku di pasaran.
Akhirnya banyak dari para pengrajin di Kasongan yang membuat desain padasan dan wastafel sebagai sarana mencuci tangan. Tak hanya itu, jenis produk yang justru meningkat saat pandemi ini adalah pot kaktus. Dengan ukuran 15-30 cm, pot itu dijual dengan harga bervariasi tergantung ornamennya mulai dari harga Rp20 ribu hingga Rp60 ribu.
“Peningkatannya mungkin karena sekarang banyak orang bekerja di rumah, jadi banyak orang yang mengisi kesibukannya dengan bercocok tanam. Sampai Bulan November 2020 ini peningkatan untuk pot masih tinggi,” kata Dicky Bisma Saputra, salah satu pengrajin gerabah Kasongan, dikutip Merdeka.com dari Brilio.net pada Rabu (19/5). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Desa itu memiliki beragam potensi wisata kuliner, sejarah, dan budaya
Baca SelengkapnyaDesa wisata gerabah ini dikenal sebagai pusat kerajinan gerabah terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDesa Wisata Onje menyimpan potensi wisata dari sejarah hingga alam
Baca SelengkapnyaMasih banyak ditemukan peninggalan pondasi rumah dan perabotan rumah tangga di bekas desa yang hilang itu
Baca SelengkapnyaKelurahan Josenan di Kota Madiun memiliki ciri khas unik, yakni keberadaan patung harimau di area masuk wilayahnya.
Baca SelengkapnyaPesona sejarah, alam, dan budaya membuat wisatawan merasakan kemegahan masa lampau sekaligus keceriaan masa kini
Baca SelengkapnyaDi Desa Astana, peninggalan kejayaan Islam era lampau masih bisa dilihat seperti makam Sunan Gunung Jati, Petilasan Syekh Datul Kahfi, sampai Keraton Pakungwati
Baca Selengkapnyabanyak dari makam di kompleks makam kuno itu yang berasal dari tahun 1400-an akhir hingga 1500-an awal.
Baca SelengkapnyaKini rumah ini menjadi sebuah museum yang bisa dikunjungi wisatawan secara gratis
Baca SelengkapnyaPengunjung seolah diajak napak tilas kejayaan Banten Lama, melalui sejumlah peninggalannya di kampung wisata tersebut.
Baca SelengkapnyaMbah Kiai Jangkrik merupakan seorang pendekar yang sakti. Kesaktiannya antara lain suara siulannya yang mirip suara jangkrik sehingga bisa mengecoh lawan
Baca SelengkapnyaTak ada satupun warga yang tahu kapan makam itu berdiri
Baca Selengkapnya