Berperan saat HUT RI tapi Tak Pernah Dapat Bantuan, Ini Curhatan Seniman Kuda Kepang Kebumen
Adegan "mendem" disebut menjadi penghambat kelompok kuda kepang tidak mendapat bantuan pemerintah.
Adegan "mendem" disebut menjadi penghambat kelompok kuda kepang tidak mendapat bantuan pemerintah.
Berperan saat HUT RI tapi Tak Pernah Dapat Bantuan, Ini Curhatan Seniman Kuda Kepang Kebumen
Kuda kepang adalah kesenian rakyat yang sering ditampilkan pada perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Kesenian ini populer di tengah masyarakat. Namun para seniman kuda kepang mengeluh soal hidup mereka.
-
Apa yang terjadi di Kebumen? Di usia senjanya, Supardi (84), warga Kecamatan Rowokele, Kebumen, menghabiskan masa tuanya dengan rutin membersihkan pekarangan rumahnya. Dedaunan yang jatuh berserakan di halaman belakang, ia bakar hingga menjadi abu.Namun, pada Rabu (30/10/2024), kejadian tragis dialami Supriadi. Pada hari itu, Supardi terjebak dalam kobaran api yang ia nyalakan sendiri.
-
Bagaimana Kuda Renggong tampil? Seni Kuda Renggong menampilkan pertunjukan berupa atraksi kuda menari mengikuti hentakan musik. Kuda yang diarak biasanya berjumlah tiga sampai empat kuda yang dinaiki oleh pemilik hajatan sunatan. Selain menari, Kuda Renggong biasanya juga akan menampilkan atraksi silat dengan sang pawang.
-
Apa itu Kuda Renggong? Kuda renggong sendiri adalah pertunjukan kesenian yang identik ditampilkan untuk memeriahkan acara khitanan atau sunatan.
-
Bagaimana cara membuat kuncir kuda setengah kepang dua? Rambut panjang lebih mudah ditata menggunakan gaya kepang. Nantinya, Anda bisa bereksperimen dengan gaya rambut ini untuk memberikan tampilan indah dan feminim.
-
Apa yang diceritakan Tari Kretek Kudus? Tari Kretek merupakan sebuah tari kolosal yang menceritakan keseharian para buruh rokok di Kudus.
-
Di mana Tari Kretek Kudus dibuat? Terinspirasi dari para buruh rokok di Pabrik Djarum, Endang memasukkan unsur pekerja kretek dalam tariannya.
Hal inilah yang disampaikan salah satu penasihat seni budaya Kuda Kepang, Kojeri Marto Atmojo (75) saat kegiatan “Jumat Curhat” Polres Kebumen pada Jumat (18/8).
Menurut Kojeri, saat ini uang kas di paguyubannya benar-benar kosong. Sehingga ia meminta bantuan pihak Polres Kebumen untuk mengurus pendaftaran seni budaya agar mudah mendapat bantuan dari pemerintah.
“Saya ingin sekali memajukan seni Kuda Kepang. Tapi itu semua butuh dana bantuan. Jika ingin dapat bantuan, kita harus melengkapi beberapa administrasi. Selama ini persyaratan sudah berusaha kami penuhi tapi tetap belum bisa.”
terang Kojeri dukutip dari Liputan6.com pada Senin (21/8).
Kojeri menjelaskan, salah satu hal yang menjadi hambatan kelompoknya dalam memenuhi persyaratan adalah adanya adegan “mendem” dalam pementasan kuda kepang.
“Jika tidak ada yang mendem, itu ibarat sayur tanpa garam. Hambar. Sebenarnya ini rahasia perusahaan untuk tidak benar-benar mendem, namun hanya trik dalam pertunjukan agar lebih menarik,”
curhat Kojeri soal adegan mendem pada kesenian kuda kepang.
Merespons keluhan ini, Kapolres Kebumen AKBP Burhanuddin melalui Kasihumas Polres AKP Heru Sanyoto mengatakan bahwa pihaknya siap mendampingi kelompok Kuda Kepang bila benar ini semua demi pelestarian kebudayaan. “Jelas ini budaya yang harus dilestarikan. Mari bareng-bareng kita kibarkan kesenian budaya ini di Jawa Tengah,” ujar AKP Heru.
Sementara itu Kapolsek Alian, Kebumen, Iptu Awaludin, membenarkan bahwa memang ada persyaratan dan kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah kelompok kesenian untuk memperoleh bantuan pemerintah. Saat ini, di Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kebumen, terdapat tiga kelompok Kuda Kepang, di antaranya Turonggo Jati Budoyo, Turonggo Seto, dan Cahyo Mudho Sabdoguno.