Bhre Cakrahutomo Resmi Diangkat sebagai Mangkunegara X, Ini 5 Fakta Menariknya
Merdeka.com - Hari Sabtu (12/3) menjadi hari bersejarah bagi Puro Mangkunegaran Solo. Pada hari itu, mereka baru saja menobatkan seorang raja baru. Dia adalah GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo. Bhre dinobatkan sebagai Mangkunegara X menggantikan ayahanda Mangkunegara IX yang meninggal dunia tahun lalu.
Upacara penobatan sang penguasa baru Puro Mangkunegaran itu dihadiri beberapa tokoh terkenal mulai dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hambengkubuwono X, hingga Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Berikut fakta-fakta menarik seputar penobatan GPH Bre Cakrahutomo sebagai raja baru Puro Mangkunegaran:
-
Siapa yang memimpin Tarumanegara? Saat dipimpin Purnawarman, pusat pemerintahannya terletak di antara Kecamatan Tugu, Jakarta Utara dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
-
Siapa putra mahkota Keraton Surakarta? Putra mahkota Keraton Surakarta, KGPH Purbaya menjadi bahan pembicaraan karena ia disebut melakukan tabrak lari.
-
Siapa pemimpin Keraton Surabaya? Kadipaten Kasepuhan dipimpin Bupati Raden Tumenggung Panji Condronegoro.
-
Siapa raja pertama Kerajaan Kanjuruhan? Melalui prasasti ini, diketahui bahwa raja pertama kerajaan ini adalah Dewasimha, yang kemudian digantikan oleh Sang Liswa.
-
Siapa yang membacakan proklamasi di Cirebon? Pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Soedarsono dihadiri oleh sekitar 100 sampai 150 orang dari berbagai penjuru di kota pesisir Jawa Barat itu.
-
Siapa pendiri Kerajaan Banten? Walau sebagai peletak pondasi berdirinya Kerajaan Banten, namun Sunan Gunung Jati diketahui tak pernah menjadi raja di sana hingga wafatnya.
Sosok GPH Cakrahutomo
©YouTube/Permata TV
GPH Bhre Cakrahutomo merupakan putra bungsu dari pasangan KGPAA Mangkunegara IX dengan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX. Lahir pada 29 Maret 1997, ia merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Di sela-sela kesibukannya, GPH Bhre Cakrahutomo memiliki hobi di bidang fotografi. Hal itu terlihat dari foto-foto di akun Instagram-nya yang banyak diisi oleh foto-foto bertema human interest.
Prosesi Kenaikan Tahta©2022 liputan6.com
Prosesi pengukuhan kenaikan tahta GPH Bhre Cakrahutomo dilaksanakan di Pura Mangkunegaran Solo pada Sabtu (12/3) pukul 10.00 WIB. Pada prosesi itu, Bhre tampak mengenakan bawahan berupa kain batik bermotif parang dengan atasan beskap hitam. Sedangkan ibunda Bhre mengenakan kebawa warna biru dengan riasan wajah sederhana.
Sebelum pengukuhan, beberapa laki-laki dan perempuan muda berpakaian khas Jawa menaiki bagian pendopo Pura Mangkunegaran dengan membawa sejumlah pusaka. Pada pengukuhan itu, sang ibu, Prameswari Dalem Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX meminta putra bungsunya selalu memberikan ketenteraman bagi Pura Mangkunegaran.
Selanjutnya, ia menyerahkan piagam pengukuhan pada Bhre di hadapan ratusan tamu yang hadir. Selanjutnya Bhre berjanji akan selalu melestarikan budaya yang selama ini berjalan di Puro Mangkuengaran.
Sambutan Tokoh Negara
©2021 Merdeka.com
Dalam penobatan itu, hadir pula Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Gubernur DIY Sri Sultan HB X, dan Presiden RI Joko Widodo. Pada hari bersejarah itu, Presiden Jokowi mengenakan setelan jas dan celana panjang berwarna biru tua.
Setibanya di Puro Mangkunegaran pada pukul 11.50 WIB, Jokowi langsung menaiki “paringgitan” tempat Mangkunegara X duduk. Setelah sempat bersalaman dengan raja baru itu, Jokowi langsung menempati tempat duduk yang disediakan di samping Sri Sultan HB X. Tak lama kemudian ia meninggalkan tempat pada pukul 12.00 WIB. Sementara itu Sri Sultan HB X berharap Mangkunegara X bisa terus melestarikan kebudayaan.
“Kalau saya harapan saja, tadi dalam pidatonya kan tentang kebudayaan,” kata Sri Sultan HB X dikutip dari ANTARA pada Sabtu (12/3).
Ganjar Pranowo Siap MendukungInstagram/@ganjar_pranowo ©2022 Merdeka.com
Di sela-sela kehadirannya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku siap mendukung isi sumpah Mangkunegara X yang ingin terus menjunjung tinggi kebudayaan dari Puro Mangkunegaran. Ia pun mendukung keberadaan keraton menjadi pusat kebudayaan dan seni bernilai tinggi agar dapat disebarkan untuk kebaikan masyarakat.
“Penting kembali ke semacam merevitalisasi keraton untuk menjadi center culture dan kemudian orang-orang bisa berdatangan dengan nilai-nilai keluhuran yang diberikan,” kata Ganjar.
Tanggapan Keraton Surakarta
©2020 Merdeka.com
Ketua Lembaga Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandasari alias Gusti Moeng menyambut baik sumpah Mangkunegara X yang ingin menjaga nilai-nilai budaya leluhur.
“Menjadi pengayom bagi seluruh kerabat Mangkunegaran. Berdoa saja semoga Mangkunegaran dipimpin beliau yang masih muda dan pastinya pandangannya ke depan bisa lebih lestari dan berkembang,” kata Gusti Moeng dikutip dari ANTARA. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam acara jumenengan tersebut juga ditampilkan tarian sakral dari Pura Mangkunegaran Solo, Bedaya Anglir Mendhung.
Baca SelengkapnyaKanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo memutuskan mundur dari kontestasi Pilkada Solo 2024.
Baca SelengkapnyaUntuk pertama kalinya, Upacara HUT RI di Kota Solo dipimpin oleh Mangkunegara X.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat Jawa, malam pergantian tahun baru ini merupakan ajang perenungan diri.
Baca SelengkapnyaSementara wakil presiden terpilih Gibran tak tampak dalam kirab
Baca SelengkapnyaKaesang menyerahkan rekomendasi dalam bentuk jersey putih bergambar logo PSI di bagian depan dan tulisan Surakarta 1
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih RI Prabowo Subianto meresmikan replika Istana Majapahit
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan saat bersilaturahmi Ketua Forum Betawi Rempug (FBR) K. H. Lutfi Hakim di Cakung, Jakarta Timur pada Kamis (3/10).
Baca SelengkapnyaSaat memberikan sambutan, Muhadjir mengungkapkan, dirinya merasa terhormat dapat menerima gelar yang diberikan oleh Kasepuhan Majan.
Baca SelengkapnyaBang Doel akan mengawal ketahanan budaya di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKunjungan Ganjar Pranowo diterima baik oleh Kesultanan Kutai Kartanegara.
Baca SelengkapnyaMengawali acara besar Grebeg Mulud, Keraton Yogyakarta melakukan tradisi menyebar udhik-udhik. Animo masyarakat untuk mengikuti prosesi ini cukup besar.
Baca Selengkapnya