Cerita Bu Mahmudah, Sukses Jadi Agen BRILink di Yogyakarta dari Garasi Rumah
Merdeka.com - Kisah inspiratif datang dari seorang ibu bernama Mahmudah. Berawal dari membuka usaha warung kelontong kecil-kecilan di garasi rumah, dia sukses memperluas warungnya berkat menjadi Agen BRILink di Jl Malangdirana, Segaralangu Cipari, Yogyakarta.
"Saya adalah ibu rumah tangga yang berwirausaha warung kelontong. Saya mulai belajar membangun usaha dari tahun 2015. Saat itu warung saya masih bertempat di garasi rumah," jelas Mahmudah seperti merdeka.com kutip dari akun Twitter BRI, Selasa (23/5).
Akun Twitter BRI memposting cerita Mahmudah dalam bentuk flyer pada 12 dan 14 Mei lalu. "Bukan cuma memperluas sumber rejeki untuk keluarganya, Bu Mahmudah juga membantu warga sekitar untuk bertransaksi secara aman dan nyaman," demikian cuitan akun Twitter BRI.
-
Bagaimana Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19. Waktu itu ia termasuk salah satu warga yang kena COVID-19.Setelah pandemi mereda, kampungnya mengadakan pelatihan membatik. Saat itu Ibu Putri tidak ikut sebagai peserta. Di sana ia bertugas sebagai tukang masak. Namun di sela-sela waktu, ia ikut melihat proses membatik itu.Selesai pelatihan, ia mengambil sisa limbah untuk dibawa pulang. Selama mengisi hari-hari di rumah, ia memanfaatkan waktu untuk belajar membatik secara autodidak di rumah. Lama-lama ia ketagihan membatik. Mulai saat itulah Ibu Putri mantap untuk merintis usaha batik.
-
Kapan Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19.
-
Kenapa Ibu Yatin memulai usaha rengginang? 'Saat itu, saya hanya berpikir bagaimana caranya bisa membantu suami. Anak-anak masih kecil dan butuh biaya sekolah, jadi saya putuskan untuk memulai usaha ini dari rumah, supaya tetap bisa menjaga anak-anak,' kata Yatin dalam tayangan YouTube Lempar Dadu, dikutip pada Kamis (10/10).
-
Bagaimana perempuan pemilik warung itu mendapatkan uang? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.'Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,' ucap perempuan tersebut.
-
Kapan Nuraini memulai usaha kue rumahan? Tiga belas tahun lalu, dirinya harus menghadapi kenyataan pahit saat kehilangan konsumen akibat Pandemi Covid-19.
-
Bagaimana Ibu Dewi memulai bisnisnya? 'Awalnya budhe di Semarang yang ngasih ide kenapa tidak jualan bawang goreng, dia jualan di sana laris. Terus saya pergi ke Semarang, diajari budhe caranya menggoreng bawang, nginep sana tiga hari,' ungkap ibu tiga anak ini saat ditemui Merdeka.com, Kamis (18/4/2024).
Selain membuka usaha warung kelontong, Mahmudah juga menyediakan jasa fotocopy. Namun usahanya masih belum berkembang signifikan. Sampai akhirnya, dia bertemu dengan salah satu mantri dari BRI yang menawarkan menjadi Agen BRILink, pada 2016.
"Pada tahun 2016 Bu Mahmudah mulai bergabung sebagai agen BRIlink. Ternyata banyak warga yang terbantu dalam bertransaksi sehari-hari dan tidak perlu repot antre mengambil uang di ATM," demikian bunyi flyer yang diposting akun Twitter BRI.
Mahmudah pun langsung menerima tawaran tersebut. "Kebetulan saya waktu itu ingin usaha yang lain selain warung, ketika ditawari saya langsung mengiyakan meskipun saya belum tahu kinerjanya bagaimana menjadi agen," ujar dia.
©2023 Merdeka.comAwalnya, alasan Mahmudah menerima tawaran menjadi Agen BRILink semata-mata untuk menambah modal usaha warung kelontongnya. Alasan lain, dari pengalaman pribadi harus mengantre jika ingin mengambil uang di ATM. Ia berpikir jika memiliki ATM di warung akan lebih mudah bagi dirinya dan warga lain.
"Kemudian ada keinginan di warung saya itu ada ATM BRI, dan kebetulan pihak BRI menawarkan. Waktu itu belum ada agen BRILink di daerah saya, dan yang ada cukup jauh dari warung. Sekarang sudah ada 3 Agen BRILink di satu kelurahan termasuk saya," jelas dia.
Mahmudah bercerita, bulan pertama transaksi hanya masih hitungan puluhan. Jalan dua hingga tiga bulan transaksi bisa bertambah kisaran ratusan. Semenjak itu, Ia mulai menikmati peran menjadi Agen BRILink. Akhirnya kini dia berusaha memfokuskan diri untuk totalitas pada usaha Agen BRILink.
"Jalan sekitar 5 tahun jadi Agen BRILink, saya mantapkan diri untuk benar-benar maksimal jadi Agen BRILink, karena saya berpikir jadi Agen BRILink bisa jadi usaha yang benar-benar dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Saya beranikan diri untuk totalitas di sini, karena saya pikir di pasar prospeknya bagus sekali," ungkapnya.
Layani 300-400 Transaksi Setiap Hari
Mahmudah menambahkan, dalam sehari biasanya dia mampu melayani 300-400 transaksi dengan pendapatan Rp 700 ribu per hari. Sementara, menjelang hari raya Idul Fitri, biasanya volume transaksi mengalami peningkatan menjadi 500 transaksi per harinya.
Dari catatan, rata-rata nilai transaksi nasabah mulai dari Rp 50 ribu yang terkecil dan terbesar Rp 10 juta. Namun jika nasabah tersebut ingin menarik uang lebih dari Rp 10 juta maka harus membuat janji terlebih dahulu, agar Ia dapat mempersiapkan uang tunai.
Jika dibandingkan dengan pendapatan warung kelontong perbedaannya cukup jauh. Omzet yang diperoleh dari warung kelontong hanya Rp 300 ribu per hari. Sedangkan menjadi agen BRILink bisa sampai Rp 700 ribu.
©2023 Merdeka.com
"Alhamdulilah, dulu warung kelontong saya masih kecil banget, sempet di garasi rumah. Semenjak menjadi agen saya bisa bangun warung sendiri dan terpisah dengan rumah. Pokoknya sangat terbantu oleh BRI," ujar ibu dua anak ini. Mahmudah mengaku keinginannya ke depan adalah memantapkan diri menjadi Agen BRILink, sebab usaha ini sangat menguntungkan. Ia juga memiliki keinginan membuka cabang keagenan di wilayah Yogyakarta lainnya.
Kini Mahmudah telah memiliki 2 pegawai dan pada situasi pandemi pun transaksi Agen BRILink miliknya tidak menurun melainkan mengalami peningkatan lantaran adanya berbagai bantuan yang dikucurkan Pemerintah justru meningkatkan transaksi di Agen BRILink.
"Saya berusaha untuk totalitas saja ke BRI agar lebih maksimal hasilnya. Harapannya saya selalu ingin melebarkan sayap menjadi Agen BRILink karena saya inginnya fokus, sudah mendarah daging dan menikmati menjadi Agen BRILink," pungkasnya. (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkat bantuan KUR BRI, warung miliknya bisa naik kelas dan tetap menghadirkan menu legendaris sejak 1994
Baca SelengkapnyaIa adalah pionir IKM bawang goreng di Kabupaten Bojonegoro
Baca SelengkapnyaDi tengah asanya membuat rumah, tabungan usaha miliknya direlakan jadi pelunas utang sang ibunda.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha ayam kremes asal Klaten menceritakan kisahnya membangun usahanya dari nol sampai sukses.
Baca SelengkapnyaPandai memanfaatkan peluang menjadi salah satu kunci penting bagi keberhasilan suatu usaha.
Baca SelengkapnyaKata-kata pepatah yang berbunyi “kehidupan seperti roda sedang berputar” menggambarkan kehidupan Yati.
Baca SelengkapnyaEla mengungkapkan, BRI meyakinkan bahwa BRILink memberikan kesempatan untuk mendapat penghasilan tambahan.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita paruh baya pilih berjualan di tengah hutan dan gunung selama 24 jam sehari untuk penuhi kebutuhan keluarganya.
Baca SelengkapnyaDewi Rahayu adalah pelaku usaha keripik tempe sagu yang berbasis di Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKehadiran BRILink terbukti mampu memberdayakan pelaku usaha ultra mikro sehingga dapat meningkatkan kapasitas usahanya melalui akses pembiayaan secara formal.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha perempuan, Mulyani membagikan kisah perjuangannya membangun usaha kue Dea Bakery.
Baca SelengkapnyaJamur membuat Anggi jatuh cinta berkali-kali dan membuatnya melupakan cita-citanya menjadi guru.
Baca Selengkapnya