Demi Orang Tua, Wanita Ini Banting Setir dari Perawat Jadi Pengusaha Cilok
Merdeka.com - Sungguh mulia Tur Lestari, atau biasa dipanggil Tari. 7 Tahun bekerja sebagai perawat, profesinya itu dia tinggalkan demi sebuah cita-cita mulia: merawat orang tua yang mulai sakit-sakitan.
"Berawal dari keadaan saya yang harus banyak waktu untuk menemani ibu yang dalam kondisi sakit dan beliau sering di rumah sendiri, kadang saya merasa bersalah karena waktu saya sangat sedikit untuk beliau. Akhirnya Allah memberikan jalan saya untuk menjadi pengusaha cilok," cerita Tari kepada merdeka.com, Senin (22/5).
Tari memilih cilok sebagai usahanya lantaran cilok merupakan jajanan tradisional yang sudah banyak dikenal oleh kalangan masyarakat. "Jadi dengan demikian saya tidak perlu menghabiskan waktu untuk mengenalkan produk saya. Tinggal saya inovasikan saja produk tersebut supaya bisa diterima oleh banyak masyarakat, apalagi cilok juga bukan jajanan musiman," ujar Tari.
-
Siapa yang merawat kakek tersebut? Tan berjanji untuk memberikan flatnya kepada mereka sebagai imbalan atas perawatan dan persahabatan mereka. Permintaannya termasuk agar Gu dan keluarganya sering meneleponnya, mengunjunginya seminggu sekali, membelikannya pakaian dan bahan makanan, dan menjaganya saat dia sakit.
-
Apa yang dilakukan eks pasien yayasan saat ini? Pria tersebut diketahui bernama Ardiansyah dan sempat mendapat atensi Purnomo selama 1 tahun. Saat didatangi sang polisi, Ardiansyah nampak semringah. Dia mengungkap rasa bahagianya saat sempat diurus Purnomo sejak divonis mengidap depresi hingga kini kembali sehat dan menjalani kehidupan normal.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Apa pekerjaan orang tua Sarijaya? Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai buruh tobong labor atau perajin gamping. Sementara ibunya, Sumirah, merupakan pedagang gula jawa yang setiap hari berkeliling menyusuri jalanan di Kota Yogyakarta untuk menjajakan dagangannya.
-
Siapa yang menjaga rumah tua itu? Dia adalah seorang penjaga kebun Rumah Reuneker.
-
Kenapa Eko Yuli Irawan belum mau pensiun? 'Jadi, kami mendidik mereka, kalahkan yang nomor satu, bukan yang nomor satu pensiun baru muncul gitu. Jadi, selagi saya belum dikalahkan, saya belum akan pensiun untuk di level nasional,' kata Eko via Antara.
Produk cilok dan frozen food lainnya yang dihasilkan Tari di bawah label Ifatifoods, yang berlokasi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Usaha ini dimulai pertengahan tahun 2018, dan mulai ditekuni pada tahun 2019.
"Saat ini kami memproduksi cilok dengan berbagai varian isi. Ada isi ayam ori, ayam pedas, telur dadar, cilok krispi, balut tahu, dan cilok kuah. Dikemas dalam bentuk frozen dengan berbagai macam gramasi. Ada yang isi 18 butir, 40 butir dan 100 butir," ungkap Tari.
Cilok yang diproduksi oleh Ifatifoods juga memiliki 2 varian yaitu cilok reguler yaitu terbuat dari tepung terigu dan tapioka.
"Serta cilok gluten free yaitu campuran tepung tapioka dengan tepung garut. Kami melihat ada beberapa orang yang intoleran terhadap gluten, jadi kami mengganti gluten yang ada pada tepung terigu dengan tepung garut," ujarnya.
Cerita Meninggalkan Profesi Perawat Berpindah Jualan Cilok
Awalnya wanita berhijab ini merasa berat terjun ke UMKM jualan cilok lantaran belum punya pengalaman sama sekali di dunia bisnis. Apalagi sebelumnya Tari adalah seorang perawat yang sudah 7 tahun bekerja di rumah sakit.
"Karena basic saya adalah perawat, yang sudah 7 tahun bekerja di rumah sakit. Jadi pengalaman di dunia bisnis bisa dibilang nol," imbuhnya.
Akhirnya Tari mulai sering ikut pelatihan-pelatihan gratisan, serta mengikuti berbagai macam kompetisi. Dari sana dia mulai mendapatkan pengetahuan tentang bisnis dan wawasannya mulai terbuka karena banyak berbaur dengan teman-teman pengusaha lain.
"Dari sanalah saya banyak belajar. Dari proses belajar itulah membuat saya makin tertarik untuk mendalami ilmu ini dan menerapkan dalam usaha saya," ujar Tari.
©2023 Merdeka.com
Ada hal yang membuat Tari semakin tertarik membesarkan usaha cilok miliknya. Tari memiliki harapan yang besar agar usahanya nanti memberi manfaat bagi banyak orang.
"Saya ingin ketika saya sudah tidak lagi di dunia masih ada jariyah kebaikan yang bisa saya tinggal. Mimpi saya saat ini, saya ingin umroh bersama ibu, keluarga, saudara dan pegawai saya," tutur wanita satu anak tersebut.
Sempat Dijauhi Teman dan Dicibir Tetangga
Dalam menjalankan usahanya, Tari mengaku mengalami pasang surut kehidupan. Dari seorang karyawan yang mendapatkan gaji bulanan, terpaksa menjadi pengusaha yang penghasilannya belum tentu tiap bulannya.
"Dalam bisnis naik turun omzet itu biasa. Cuma bagaima kita menyikapi hal tersebut kita perlu tetap belajar dan berbaur dengan teman-teman sesama pengusaha supaya kita bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam bisnis kita, supaya bisa terus melangkah dan berkembang," tutur Tari.
Titik terendah dalam hidup Tari yaitu saat transisi dari pekerja kantoran menjadi ibu rumah tangga dan memulai bisnis. Apalagi bisnis cilok dianggap recehan.
"Dari tetangga, teman-teman, bahkan keluarga menyayangkan saya keluar dari pekerjaan saya, dan mereka seperti menjauhi saya. Mungkin mereka takut saya merepotkan mereka karena menganggap saya saat itu pengangguran dan tak berpenghasilan," cerita Tari.
©2023 Merdeka.com
Justru dari cibiran tetangga dan saudara itulah membuat Tari semakin termotivasi untuk mengembangkan usaha colok miliknya, dengan terus banyak belajar dan berkarya.
"Dan yang paling penting berdoa kepada Allah SWT supaya selalu di berikan jalan kemudahan dan keberuntungan dan tidak lupa selalu meminta restu orang tua dan suami."
Jerih payah Tari pun membuahkan hasil. Saat ini omzet usahanya sudah mencapai puluhan juta rupiah setiap bulannya. "Alhamdulillah sampai saat ini usaha lancar dan punya 3 orang pegawai dengan omzet kisaran Rp15-25 juta per bulan," ungkap Tari.
"Harapan saya ke depan bisa menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi terutama untuk para ibu yang menjadi tulang punggung keluarga. Saya ingin mereka para ibu bisa bekerja dengan bahagia di tempat saya, karena sistem yang saya terapkan adalah sistem kekeluargaan yang menyenangkan," imbuh Tari sembari menambahkan saat ini dia sudah punya rumah produksi sendiri.
Dapat Pelatihan dari Rumah BUMN Yogyakarta
Untuk terus mengembangkan usahanya, Tari terus mencari terobosan-terobosan baru. Di antaranya mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh berbagai pihak. Tahun ini, Ifatifoods lolos sebagai peserta BRIncubaror lokal Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Rumah BUMN Yogyakarta.
Tari mengaku sangat terbantu oleh pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh Rumah BUMN Yogyakarta.
"Rumah BUMN sangat keren dan bagus program-program yang diberikan kepada saya dan para UMKM karena Rumah BUMN selalu memberikan pelatihan di mana selalu memilihkan pembicara yang terbaik dan tema pelatihan yang sangat dibutuhkan oleh para UMKM," ujarnya.
©2023 Merdeka.com
Tari mengakui, hampir semua program dari Rumah BUMN sangat memberi manfaat baginya dan para UMKM lain apalagi didukung tim Rumah BUMN yang sangat welcome dan ramah dalam melayani para UMKM.
"Terutama kepada Mbak Condro yang sudah support saya untuk ikut di program-program Rumah BUMN ini," kata Tari.
Tari berharap, ada bimbingan dan pemantauan yang berkesinambungan dari Rumah BUMN kepada UMKM-UMKM di Yogyakarta khususnya peserta BRIncubator.
"Supaya kami dipantau perkembangan bisnisnya karena bekal ilmu sudah diberikan. Jadi tugas kami adalah menerapkan ilmu ini di usaha kami masing-masing dan tugas pihak Rumah BUMN adalah memantau perkembangan kami supaya bisa terus seiring sejalan," ujar Tari mengakhiri pembicaraan.
Sosok Kreatif
Dihubungi secara terpisah, Koordinator Rumah BUMN Yogyakarta, S.Condro Rini mengatakkan, Ifatifoods merupakan salah satu peserta BRIncubator lokal Yogyakarta yang memproduksi aneka colok dan baso aci. Menurut Condro, sebagai pemilik Ifatifoods, Tari merupakan sosok yang kreatif.
"Mbak Tari berinovasi bagaimana jajanan cilok bisa jadi jajanan yang tidak lekang oleh waktu. Kalau dulu kita taunya cilok aci saja, sekarang ada varian-varian. Bahkan ada varian jajanan sehat juga. Salah satu varian produknya cilok gluten free, bisa dinikmati customer yang tidak ingin ada glutennya, jadi masih bisa ngemil tapi tetap sehat," kata Condro.
Menurut Condro, Tari juga tidak pelit membagikan ilmu kepada komunitas UMKM dan memberikan lapangan kerja bagi tetangga sekitar.
"Mbak Tari ini masih home industri, produknya dikerjakan tetangga-tetangga. Beliau memberdayakan warga sekitar. Mbak Tari ini juga sangat terbuka untuk membagi ilmunya dengan komunitas-komunitas yang dia ikuti," puji Condro. (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang rela jadi tukang pijat demi anak sekolah.
Baca SelengkapnyaDia mendedikasikan seluruh hidupnya demi merawat sang ibu di tengah hutan tanpa tetangga.
Baca Selengkapnyawanita ini memilih resign dari profesi pramugari dan banting setir menjadi seorang tukang pijat. Hingga akhirnya sukses menjadi seorang pengusaha.
Baca SelengkapnyaKisah inspiratifnya dalam mengejar karier dan menemukan makna baru dalam hidup Ia bagikan di akun TikTok @vkrlynn.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang memutuskan untuk resign dari kantor dan merintis usaha dari nol di kampung halaman.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaWanita ini awalnya dituntut sang ayah untuk jadi PNS namun kini malah sukses sebagai pengusaha.
Baca SelengkapnyaBercita-cita jadi dokter, wanita ini ceritakan perjuangannya hingga kini sukses di jalan lain.
Baca SelengkapnyaPemuda ini rawat ibunya yang sakit selama 14 tahun. Ia rela resign dari kerja untuk fokus merawat sang ibu.
Baca SelengkapnyaIjazah aslinya masih di tahan perusahaan, wanita ini putuskan jadi penjual bakso.
Baca SelengkapnyaViral kisah haru perjuangan lansia berusia 80 tahun bersama anaknya ODGJ. Ia berjualan dengan membawa sang anak.
Baca SelengkapnyaKabar mengejutkan disampaikan oleh mantan gelandang Timnas Indonesia, Zulfiandi yang memutuskan untuk rehat sejenak dari lapangan hijau.
Baca Selengkapnya