Dijuluki "Kiai Bambung Runcing", Ini Kisah Perjuangan Kiai Subkhi Parakan
Merdeka.com - Pada zaman perjuangan, seluruh elemen masyarakat dari berbagai latar belakang ikut bertempur melawan penjajah Belanda. Tak terkecuali dari mereka para kaum santri beserta para kiai mereka yang berasal dari dunia pesantren. Salah satu tokoh dari pesantren yang terkenal akan perjuangannya adalah Kiai Subkhi.
Dilansir dari laman resmi NU, Kiai Subkhi lahir di Parakan, Temanggung, Jawa Tengah, pada tahun 1850. Kakeknya, Kiai Abdul Wahab, merupakan salah satu prajurit Pangeran Diponegoro waktu meletusnya Perang Jawa.
Semasa hidupnya, Kiai Subkhi merupakan seseorang yang murah hati. Dia sering membagikan hasil tani maupun menyumbangkan lahan kepada warga yang membutuhkan. Oleh para santrinya, dia juga dikenal dengan julukan “Kiai Bambu Runcing”. Jenderal Soedirman pun sering berkunjung ke kediaman Kiai Subkhi untuk meminta doa berkah dan bantuan. Sebenarnya seperti apa sosok Kiai Subkhi?
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Siapa tokoh inspiratif dari Aceh yang melawan Belanda? Teuku Nyak Arif, sosok pejuang dan gubernur pertama Aceh. Saat kolonialisme menguasai tanah Aceh, muncul orang-orang yang ingin melawan dan mengusir Belanda dengan berbagai cara.
-
Bagaimana Ki Bagus Rangin memimpin perlawanan? Dia dengan lantang dan berani menentang serta memimpin pemberontakan melawan Belanda selama Perang Cirebon pada 1805-1812.
-
Siapa yang diajak Bupati Ipuk berjihad melawan perundungan? Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2023 menjadi momentum bagi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengajak para santri berjihad melawan perundungan di lingkungan pendidikan.
-
Siapa yang mengenalkan Silat Beksi? Mengutip Dinas Kebudayaan Jakarta, Rabu (16/10), Silat Beksi tercatat muncul pertama kali pada abad ke-19 silam. Ketika itu di tahun 1860-an, terdapat seorang warga Tionghoa yang menetap di wilayah Kampung Dadap, Kosambi, Tangerang bernama Lie Tjeng Ok Bin Lie Ah Tjin, mengenalkan gerakan-gerakan bela diri yang dinamakan 'maen pukul'.
Dijuluki Kiai Bambu Runcing
©tebuireng.online
Kiai Subkhi dikenal sebagai pejuang yang menggelorakan semangat tempur para pemuda untuk melawan penjajah. Oleh para santrinya, dia dijuluki “kiai bambu runcing”.
Sebutan itu muncul tatkala pada suatu hari dia meminta para pemuda untuk mengumpulkan bambu yang ujungnya dibuat runcing. Setelah terkumpul ia memberi bambu runcing itu nama dan merapalkan doa khusus.
Dengan bekal bambu runcing yang sudah dido’akan oleh Kiai Subkhi, para pemuda berani tampil di garda depan dan bertarung melawan musuh.
Guru Jenderal Soedirman
©2021 Liputan6.com
Dalam catatan Kiai Saifuddin Zuhri (1919-1986), Kiai Subkhi menjadi rujukan laskar-laskar yang berjuang di garda depan revolusi kemerdekaan. Bahkan seorang Jenderal Soedirman sempat berkunjung dan meminta berkah kepada Kiai Subkhi sebelum terjun ke Pertempuran Ambarawa pada Desember 1945.
Dilansir dari tebuireng.online, waktu itu Soedirman datang bersama pasukannya membawa peralatan lengkap. Soedirman datang menemui Kiai Subkhi setelah Kolonel Isdiman, komandan pasukan TKR, gugur dalam pertempuran sebelumnya di Ambarawa pada 26 November 1945. Setelah peristiwa nahas itu, komandan pertempuran diambil alih oleh Soedirman yang waktu itu masih berpangkat kolonel.
Konon berdasarkan cerita masyarakat, setelah berkunjung ke kediaman Kiai Subkhi, Kolonel Soedirman terlebih dahulu mencari sumur warga untuk berwudhu setiap kali hendak ke medan laga.
Sosok Sederhana
©Nu.or.id
Selain dikenal sebagai seorang pejuang, sebenarnya Kiai Subkhi merupakan sosok yang sederhana. Ketika banyak pejuang yang datang ke rumahnya untuk meminta doa dan asma’. Dia justru menangis tersedu-sedu. Suatu hari, salah satu tokoh Nadlatul Ulama, KH Wahid Hasyim, berkunjung ke rumahnya dan menguatkan hati Kiai Subkhi.
Untuk menafkahi kehidupannya sehari-hari, Kiai Subkhi bercocok tanam pada lahan miliknya di Parakan. Walau sudah lanjut usia, dia justru memberikan tanah-tanah miliknya kepada penduduk sekitar yang tidak mampu. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.
Baca SelengkapnyaSosoknya dikenal sebagai ulama karismatik yang memiliki rasa cinta yang begitu besar dengan agama dan negerinya.
Baca SelengkapnyaPria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca SelengkapnyaHari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaSisingamangaraja XII juga dikenal sebagai Raja Tuan Marhajan Siregar, adalah seorang pahlawan dari Tanah Batak.
Baca SelengkapnyaJaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaBambu runcing adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaSalah satu rekam jejak K.H Abbas terlihat saat melawan penjajah dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Baca SelengkapnyaPemberontakan yang ia pimpin menjadi pemberontakan besar terhadap Belanda yang pertama di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaKyai Makmur ditembak Belanda karena tidak mau diajak bekerja sama.
Baca SelengkapnyaPanglima Perang dari Riau ini terlibat langsung dalam peperangan melawan Belanda di Sumatera Barat di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol.
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca Selengkapnya