Jenis Awan yang Menimbulkan Hujan, Ketahui Ciri-Cirinya
Merdeka.com - Hujan merupakan fenomena alam yang kerap terjadi di bumi. Terlebih di negara iklim tropis seperti Indonesia, hujan kerap terjadi dalam periode waktu yang cukup panjang. Biasanya musim hujan dalam satu tahun bisa terjadi dalam beberapa bulan.
Meskipun begitu, kini musim hujan yang terjadi di Indonesia bisa berubah-ubah tergantung faktor kondisi alam yang memengaruhinya. Dalam hal ini, terdapat berbagai tanda-tanda yang bisa diperhatikan ketika akan turun hujan. Salah satunya dengan melihat bentuk dan warna awan yang ada di sekitar.
Secara umum, terdapat jenis awan yang menimbulkan hujan, yang disebut dengan awan nimbus. Lebih lanjut, awan nimbus dibagi menjadi dua jenis lainnya yang memiliki karakteristik berbeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari ukuran, bentuk, ada tidaknya kilat dan petir, serta karakteristik hujan yang turun dari awan tersebut
-
Apa itu Cuaca Hujan? Cuaca hujan adalah kondisi cuaca di mana atmosfer memproduksi air dalam bentuk cair dan jatuh ke permukaan bumi.
-
Air hujan bentuknya seperti apa? Ketika udara yang sudah hangat dan lembab naik menjauh dari permukaan bumi, ia mendingin, lalu uap air yang ada di udara mengembun membentuk awan. Tergantung pada ketinggian dan suhu udara di sekitarnya. Awan mungkin terdiri dari kristal es kecil atau tetesan air.
-
Bagaimana awan ini terbentuk? Awan tersebut terbentuk saat angin menghantam penghalang curam seperti pegunungan. Angin tersebut kemudian tersapu ke atas dan memaksa uap air mengembun menjadi lapisan vertikal yang cukup untuk membentuk uap air yang mengembun menjadi awan.
-
Dimana awan Cumulonimbus muncul? Fenomena cuaca tidak menentu dan cuaca ekstrem disebabkan oleh awan Cumulonimbus (Cb) yang kerap muncul di sepanjang tahun.
-
Bagaimana hujan terjadi? Proses hujan melibatkan siklus air, di mana air menguap dari permukaan bumi, kemudian terkondensasi menjadi awan, dan akhirnya jatuh kembali ke bumi dalam bentuk tetesan air.
-
Apa itu hujan? Hujan adalah fenomena alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Sebagai pengetahuan umum, penting untuk mengetahui apa saja jenis awan yang menimbulkan hujan beserta karakteristiknya. Dengan memahami ini, Anda bisa mengamati kondisi awan di sekitar untuk memperkirakan terjadinya hujan.
Meskipun tidak mengetahui waktu yang tepat kapan hujan itu akan turun, namun ini bisa menjadi upaya antisipasi sehingga Anda bisa mempersiapkan perlengkapan untuk melindungi diri dari hujan. Melansir dari Science Trends, berikut kami merangkum penjelasan jenis awan yang menimbulkan hujan, bisa Anda simak.
Mengenal Awan Nimbus
Seperti disebutkan sebelumnya, secara umum jenis awan yang menimbulkan hujan adalah awan nimbus. Dalam bahasa Latin, nimbus berarti badai hujan. Awan Nimbus adalah awan yang membawa presipitasi, dan biasanya muncul di langit dengan warna abu-abu gelap. Warna abu-abu berasal dari bentuknya yang padat dan dalam, yang mencegah sebagian besar cahaya matahari.
Selain hujan, awan nimbus juga bisa membawa salju atau hujan es. Awan hujan ini dapat bersifat frontal atau orografis. Akhiran “nimbus” atau awalan “nimbo” digunakan untuk menyebut dua jenis awan hujan yang berbeda, yaitu cumulonimbus dan nimbostratus. Meskipun kedua bentuk awan ini dikatakan sebagai awan hujan, hujan juga dapat berasal dari jenis awan lain, meskipun jarang terjadi. .
Pada awan nimbus atau awan hujan, bisa bersifat frontal dan orografis. Curah hujan frontal terjadi ketika udara lembap dibawa ke area udara kering oleh peristiwa bertekanan rendah atau front. Curah hujan yang terjadi karena front biasanya tersebar di area yang luas dibandingkan dengan curah hujan orografis. Curah hujan orografis terjadi ketika kolom udara dipaksa naik oleh penghalang di lanskap, seperti pegunungan.
Awan Cumulonimbus
Setelah mengetahui pengertian umum dari awan hujan nimbus, berikutnya jenis awan yang menimbulkan hujan dibagi menjadi dua jenis lagi. Pertama adalah awan cumulonimbus. Awan cumulonimbus biasanya terbentuk dalam jumlah besar ketika dalam keadaan tidak stabil. Bahkan, awan ini dapat tumbuh vertikal, yang mengarah ke presipitasi.
Awan cumulus yang tumbuh vertikal dan menjulang sering disebut dengan cumulus congetus. Jika awan cumulus dapat terus tumbuh, mereka dapat menjadi awan cumulonimbus, yang biasanya dikaitkan dengan hujan dan badai petir yang lebih intens.
Awan cumulonimbus sering disebut sebagai "petir", dan ukuran awan yang besar memperkuat interaksi listrik antara tanah dan awan, sehingga sering menciptakan kilat dan guntur. Karena ketidakstabilan atmosfer yang menciptakan awan cumulonimbus, petir sering datang dengan angin berintensitas tinggi dan angin kencang yang tidak dapat diprediksi. Bahkan, awan cumulonimbus juga dapat menimbulkan hujan es yang merusak, badai supercell, wind shear yang kuat, dan tornado.
Biasanya, badai petir mulai mereda ketika arus turun di dalam awan menjadi lebih kuat daripada arus naik. Udara yang lembap dan hangat tidak bisa lagi naik ke atas, sehingga tetesan air di awan berhenti terbentuk. Hujan mulai mereda saat awan menghilang ke atmosfer, yang terjadi dari bawah ke atas.
Awan Nimbostratus
Jenis awan yang menimbulkan hujan berikutnya adalah awan nimbostratus. Awan Nimbostratus adalah jenis awan lain yang sering membawa hujan. Jika Anda melihat ke langit dan tidak ada apa pun selain lapisan awan yang seragam, abu-abu, dan rendah, Anda mungkin sedang melihat awan nimbostratus.
Awan nimbostratus biasanya berbentuk tebal, mengandung air, mampu menghalangi sinar matahari, dan terbentuk di ketinggian rendah atau menengah. Sementara awan cumulonimbus biasanya membawa badai yang berumur pendek tetapi intens, sedangkan awan nimbostratus biasanya membawa hujan yang tidak terlalu deras yang dapat berlangsung selama berjam-jam atau lebih lama.
Awan nimbostratus biasanya memiliki dasar awan sekitar 6.500 kaki, yang berarti bahwa mereka biasanya memiliki tetesan air di dalamnya, bukan kristal es. Meskipun, jika suhu lingkungan cukup rendah, salju atau es juga dapat turun dari awan nimbostratus. Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi suhu atau tekanan udara memberikan pengaruh besar pada fenomena hujan yang turun di suatu wilayah. (mdk/ayi)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada penjelasan lengkap mengapa hujan turun berbentuk tetesan, bukan sekaligus air besar turun dari langit.
Baca SelengkapnyaSalah satunya adalah masa peralihan musim, yang dikenal sebagai pancaroba.
Baca SelengkapnyaGuswanto tetap mengingatkan masyarakat jangan sampai mengindahkan bahaya kekeringan ketika musim kemarau.
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaSebagai negara tropis, Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaFakta tentang hujan yang menarik disimak. Salah satunya ternyata tetesannya tak berbentuk air mata.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan penampakan awan berlubang yang ada di Jember.
Baca SelengkapnyaHujan es adalah fenomena meteorologi yang menarik, di mana butiran es terbentuk di awan dan jatuh ke bumi.
Baca SelengkapnyaWarna petir dipengaruhi oleh beberapa faktor, dengan suhu petir menjadi salah satu yang paling utama.
Baca SelengkapnyaPerubahan cuaca sangat berpengaruh pada aktivitas makhluk hidup sehari-hari.
Baca Selengkapnya