Jenis Hormon Bahagia dan Fungsinya dalam Tubuh, Perlu Diketahui

Merdeka.com - Seperti diketahui, hormon merupakan salah satu zat yang terdapat dalam tubuh setiap manusia. Zat kimia ini berfungsi mendukung kinerja beberapa sistem tubuh. Mulai dari fungsi pencernaan, penyerapan zat gizi, fungsi seksual, reproduksi, pertumbuhan, suhu tubuh, siklus tidur, mood, hingga kontrol nafsu makan.
Dalam hal ini, terdapat beberapa jenis hormon baik atau happy hormones yang berguna bagi tubuh. Hormon baik ini meliputi hormon dopamin, serotonin, oksitosin, dan endorfin. Masing-masing jenis hormon bahagia ini memiliki fungsi yang sama-sama penting bagi tubuh.
Bukan hanya itu, masing-masing jenis hormon bahagia ini juga memiliki karakteristik unik yang berbeda-beda. Seperti hormon serotonin yang diproduksi dalam usus, hormon oksitosin yang disebut dengan hormon cinta atau hormon pelukan, hingga hormon endorfin yang dikenal sebagai hormon pereda nyeri.
Karena memiliki berbagai macam fungsi dalam tubuh, maka penting bagi Anda untuk memahami jenis hormon bahagia, karakteristik, fungsi, serta cara kerjanya dalam tubuh. Dengan memahami hal ini, Anda bisa lebih mengerti bagaimana hormon tubuh mempengaruhi kondisi Anda sehari-hari. Bukan hanya kondisi fisik, tetapi juga kondisi mental dan emosional yang berpengaruh pada kehidupan sosial.
Melansir dari laman Atlasbiomed, berikut kami merangkum jenis hormon bahagia dan fungsinya dalam tubuh, perlu Anda ketahui.
Jenis Hormon Bahagia: Serotonin, Oksitosin
Jenis hormon bahagia yang pertama, yaitu serotonin. Hormon serotonin disebut sebagai hormon bahagia asli, yaitu hormon yang memiliki banyak pengaruh pada suasana hati dan beberapa fungsi tubuh seperti pencernaan, tidur, fungsi otak, dan ritme sirkadian.
Sekitar 90 persen hormon serotonin diproduksi di bagian usus. Dalam hal ini, usus bekerja melalui dua cara yang berbeda. Pertama, hormon neurotransmitter berkomunikasi melalui sistem saraf enterik di usus, dan kedua, hormon dilepaskan ke aliran darah di mana ia beroperasi sebagai hormon pada jaringan tubuh.
Sehingga dapat dikatakan bahwa bakteri dalam usus berperan penting dalam produksi hormon serotonin. Di mana triliunan sel mikroba di usus besar memiliki kemampuan untuk merangsang sel-sel yang membuat serotonin.
Faktor lain yang memengaruhi produksi serotonin adalah ketersediaan prekursornya, triptofan, zat yang dapat diubah usus menjadi serotonin. Triptofan adalah asam amino esensial, yang berarti Anda harus mendapatkannya dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Beberapa jenis makanan yang baik untuk meningkatkan mikrobioma usus seperti apel, akar bit, berry, blackberry, jamur, kentang dingin, bawang putih, polong-polongan, gandum, dan cranberry.
Sedangkan jenis makanan yang kaya sumber triptofan seperti biji bunga matahari, kedelai, gandum, spirulina, kentang, susu, keju, ikan kod, salmon, telur, buncis, daging sapi, dan ayam atau kalkun.
Jenis hormon bahagia selanjutnya, yaitu oksitosin. Oksitosin adalah hormon yang meningkatkan ikatan dan kepercayaan, dan bekerja sangat aktif selama persalinan untuk merangsang kontraksi. Salah satu fungsinya yang kurang dikenal namun sama pentingnya, adalah sebagai neurotransmitter yang membantu mengatur respons stres dan menenangkan sistem saraf.
Selain itu, hormon oksitosin juga kerap dikaitkan dengan hubungan romantis atau percintaan. Menurut penelitian, kadar oksitosin darah yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan perasaan cinta yang sedang dirasakan, daya tanggap, dan rasa syukur yang lebih besar pada pasangan.
Sekresi oksitosin terjadi sebagai respons terhadap rangsangan yang dirasakan oleh otak, yang secara hati-hati memantau lingkungan Anda dari ancaman melalui telinga, mata, rasa, sentuhan, dan penciuman.
Dalam beberapa tahun terakhir, komunitas ilmiah telah menemukan bahwa oksitosin ternyata memainkan peran yang jauh lebih luas. Di mana hormon ini berfungsi untuk mengatur sistem kekebalan, penyembuhan, dan bahkan persepsi rasa sakit.
Untuk meningkatkan kadar hormon oksitosin, terdapat beberapa cara alami yang bisa dilakukan. Mulai dari membangun hubungan romansa atau percintaan dengan pasangan, memberikan perhatian dan kepedulian terhadap orang lain, mendapatkan sentuhan yang ramah dan lembut, menjalin persahabatan, atau memelihara hewan peliharaan.
Jenis Hormon Bahagia: Dopamin, Endorfin
Jenis hormon bahagia dalam tubuh juga termasuk dopamin. Dopamin adalah jenis hormon lain yang membuat Anda bahagia sekaligus tetap hidup dan waspada. Hormon ini terlibat dalam berbagai aktivitas dan sistem dalam tubuh, seperti kontrol motorik dan fungsi kognitif, pengambilan keputusan dan pengendalian impuls, fungsi memori dan perhatian, serta perilaku keibuan dan fungsi sistem reproduksi.
Bahan kimia yang terdapat pada hormon dopamin ini juga disebut sebagai bagian dari sistem penghargaan otak. Inilah yang menjadi alasan mengapa hormon dopamin disebut sebagai penggerak motivasi. Maka jika Anda merasa senang ketika telah menyelesaikan tugas pekerjaan dan mendapatkan apresiasi dari atas, maka hormon dopamin bekerja dalam hal ini.
Secara alami, hormon dopamin ini juga dilepaskan ketika Anda meliihat makanan kesukaan atau seks. Bahkan, dikatakan bahwa hormon dopamin adalah neurotransmitter aktif yang bertanggung jawab atas perilaku kecanduan zat narkoba dan alkohol, serta perilaku judi atau seks.
Jenis hormon bahagia yang terakhir adalah endorfin. Endorfin adalah hormon dan molekul pensinyalan saraf yang berfungsi sebagai obat penghilang rasa sakit. Secara umum, hormon ini bekerja menghambat transmisi sinyal rasa sakit di sistem saraf pusat dengan mengikat reseptor opioid (morfin alami tubuh).
Sering kali hormon endorfin dan dopamin dipahami sebagai jenis hormon yang serupa. Perlu dipahami bahwa endorfin dan dopamin adalah dua jenis hormon yang berbeda. Namun kedua jenis hormon ini memang saling berkaitan, di mana ketika endorfin mengikat reseptor sistem saraf pusat, dopamin (hormon kesenangan) dilepaskan.
Meskipun berfungsi sebagai penghilang rasa sakit, namun hormon endorfin lebih dikenal sebagai hormon bahagia karena dapat memberikan efek euforia. Seperti ketika Anda melakukan aktivitas olahraga seperti berlari, maka tubuh akan memproduksi hormon endorfin dengan lebih kuat. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa aktivitas olahraga dapat membantu menghilangkan stres dan rasa sakit lainnya.
(mdk/ayi)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya