Kena PHK, Ini Kisah Sejumlah Warga Desa di Magelang yang Pilih Ternak dan Olah Lele

Merdeka.com - Di masa pandemi ini, banyak perusahaan yang merugi. Akhirnya mereka terpaksa melakukan PHK massal terhadap para karyawan yang berdampak pada jumlah pengangguran yang meningkat tajam.
Apapun yang terjadi, para pengangguran ini tak bisa selamanya berdiam di rumah. Mereka tetap harus mencari nafkah sebagai sumber kehidupan. Di Dusun Wonosari, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, warga yang terkena PHK memutuskan untuk beternak lele sebagai sumber penghidupan mereka.
Memanfaatkan ketersediaan air yang melimpah di daerah mereka, warga Dusun Wonosari perlahan-lahan membuat ternak lele itu menjadi usaha yang menguntungkan. Bagaimana kisah warga Dusun Wonosari dalam beternak lele? Berikut selengkapnya:
Proses Uji Coba
©YouTube/Cap Capung
Andi Susanto, selaku ketua Kelompok Wono Mina Sari mengatakan bahwa kelompok ternak lele itu sudah dikelola sejak tahun 2009. Sewaktu memulai usaha, Andi mengaku mengalami banyak kegagalan.
“Dari kegagalan itu, setelah kami evaluasi, ternyata diperoleh kesimpulan bahwa kami membutuhkan induk yang berkualitas. Sehingga hasil bibit tersebut mendapatkan induk lele yang unggul,” kata Andi dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Memberdayakan para Pengangguran
©YouTube/Cap Capung
Setelah berhasil membudidayakan lele, Kelompok Wono Mina Sari kemudian berusaha membuat sebuah kawasan jalur lele dari pembibitan, pembesaran, sampai ke hasil olahan lele. Dalam mengolah hasil olahan tersebut, Andi mencoba mengajak ibu-ibu setempat untuk membuat berbagai olahan dari ikan, khususnya di ikan lele.
Selain itu, banyaknya pengangguran akibat pandemi COVID-19 membuat mereka juga dilibatkan dalam membuat produk olahan lele.
“Jadi mereka ada yang di bagian budidaya, pembibitan, dan juga bagi yang masih muda-muda itu mereka menjadi kurir pengiriman barang dari lokasi produksi ini sampai ke masing-masing konsumen,” kata Andi.
Produk Olahan Lele
©YouTube/Cap Capung
Andi mengaku pada awalnya kesulitan untuk memulai membuat produk olahan lele dari hasil budidaya tersebut. Namun kemudian para ibu-ibu didorong untuk terus melakukan kreativitas dari olahan lele tersebut. Dari hasil kreasi yang beragam itu, para pengurus kelompok Wono Mina Sari kemudian memasarkannya.
Beberapa produksi olahan lele yang dihasilkan kelompok tersebut di antaranya olahan lele segar berbumbu, steak lele, pastel lele, tahu lele, dan lele asap.
“Jadi unggulan produk kami di sini adalah lele asap. Dengan produk kami yang sederhana, karena latar belakang saya orang sipil, saya mencoba membuat alat pengasapan dengan drum. Dari hasil pengasapan ini, Alhamdulillah banyak pesanan juga,” terang Andi.
Pakan Ikan Lele
©YouTube/Cap Capung
Dalam beternak lele, Andi menjelaskan bahwa kelompok budidayanya selalu mengusahakan memberikan pakan murni. Dengan pakan murni, mereka berupaya menjadikan lele di tempatnya tetap higienis dan bersih.
“Pakan kami adalah pelet yang telah kami fermentasi dengan buah pepaya, buah nanas, sehingga selama 50 hari kami bisa panen. Jadi kami tidak ada pakan tambahan seperti tiren, nasi bekas, atau apapun. Karena itu memang sangat kami larang,” pungkas Andi. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya