Kenapa Gempa Megathrust Berpotensi Terjadi di Indonesia, Ini Alasannya
Penting untuk mewaspadai risiko gempa megathrust yang terjadi di Indonesia.
Seperti diketahui, baru-baru ini hangat diperbincangkan di media sosial tentang risiko gempa megathrust yang terjadi di Indonesia. Indonesia memang termasuk negara yang rentan terjadi gempa, baik gempa vulkanik maupun tektonik.
Bukan hanya itu, ternyata Indonesia juga disebut sebagai salah satu negara yang memiliki zona megathrust. Dengan begitu penting bagi masyarakat Indonesia untuk mewaspadai risiko bencana ini.
-
Kenapa Indonesia rawan gempa? Indonesia berada dalam batas 3 lempeng tektonik besar, yaitu: lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
-
Mengapa megathrust perlu diwaspadai? Padahal megathrust merupakan sebuah fakta yang tak terbantahkan di mana keberadaannya telah menyebabkan sejumlah bencana gempa dan tsunami mulai dari Aceh tahun 2004, Pulau Nias tahun 2005, dan Pangandaran tahun 2007.
-
Di mana Megathrust Indonesia berada? Di Indonesia, zona megathrust tersebar di sepanjang pantai barat pulau Sumatera, selatan Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.
-
Bagaimana Megathrust menimbulkan bencana? Ia akan menjadi sebuah bencana jika muncul banyak korban jiwa.
-
Mengapa gempa Batang terjadi? Bisa jadi gempa yang terjadi di Batang berkaitan erat dengan keberadaan Patahan Weleri.
-
Kenapa Megathrust jadi ancaman serius? “Artinya kalau kita mempertemukan bahaya megathrust yang besar dengan penduduk yang paling padat maka risikonya menjadi lebih tinggi di Pulau Jawa ini,“ terang Nuraini.
Selain itu, perlu juga dipahami alasan kenapa gempa megathrust berpotensi terjadi di Indonesia beserta sebaran zonanya. Berikut, kami rangkum informasinya, bisa disimak.
Apa Itu Gempa Megathrust?
Sebelum dijelaskan kenapa gempa megathrust berpotensi terjadi di Indonesia, perlu diketahui pengertiannya. Gempa megathrust adalah gempa bumi besar yang terjadi di zona subduksi, yaitu area di mana dua lempeng tektonik bertemu, dan salah satunya bergerak di bawah yang lain.
Gempa megathrust terjadi ketika lempeng-lempeng ini saling bergesekan dan salah satu lempeng tertekan, energi yang tersimpan akan dilepaskan secara tiba-tiba, menyebabkan gempa yang sangat kuat.
Zona subduksi umumnya terletak di bawah laut, menjadikannya sebagai sumber utama terjadinya tsunami besar. Tsunami ini dapat mengakibatkan kerusakan yang luar biasa di daerah pesisir setelah gempa berlangsung.
Dalam hal ini, Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang rawan terjadi gempa megathrust. Dengan begitu, diperlukan penerapan mitigasi yang baik untuk keselamatan masyarakat.
Kenapa Gempa Megathrust Berpotensi Terjadi di Indonesia
Berikutnya, akan dijelaskan kenapa gempa megathrust terjadi di Indonesia. Seperti disebutkan sebelumnya, Indonesia termasuk negara yang rawan terjadi gempa megathrust. Berikut alasan kenapa gempa megathrust berpotensi terjadi di Indonesia:
- Posisi Geografis: Indonesia terletak di kawasan Cincin Api Pasifik, yang merupakan zona aktif tektonik. Negara ini dikelilingi oleh 13 zona megathrust yang berpotensi memicu gempa besar.
- Interaksi Lempeng Tektonik: Indonesia berada di pertemuan berbagai lempeng tektonik, seperti Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Interaksi antara lempeng-lempeng ini dapat menyebabkan gempa megathrust.
- Sejarah Gempa: Indonesia memiliki sejarah gempa megathrust yang merusak, seperti gempa di Aceh pada tahun 2004 dan Mentawai pada tahun 2010. Gempa-gempa ini telah menunjukkan potensi besar gempa megathrust di wilayah tersebut.
- Zona Subduksi: Gempa megathrust terjadi di zona subduksi, di mana lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua. Zona-zona ini berpotensi memicu gempa besar dan tsunami.
- Seismic Gap: Analisis seismic gap di beberapa zona seperti Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut menunjukkan potensi gempa megathrust yang sangat besar. Kedua zona ini telah lama tidak mengalami gempa besar, sehingga kemungkinan terjadinya gempa megathrust dianggap sangat besar.
Zona Megathrust di Indonesia
Setelah mengetahui alasan kenapa gempa megathrust berpotensi terjadi di Indonesia, selanjutnya dijelaskan zona yang ada di Indonesia. Terdapat beberapa zona megathrust yang ada di Indonesia sebagai berikut:
- Subduksi Sunda: Mencakup area dari barat Sumatera hingga ke timur Lesser Sunda Islands. Zona ini telah mencatat beberapa gempa besar dalam sejarah, seperti gempa megathrust Aceh 2004.
- Subduksi Banda: Mencakup wilayah tenggara Indonesia dan dikenal sebagai salah satu yang kompleks dan berpotensi menghasilkan gempa besar serta tsunami.
- Subduksi Lempeng Laut Maluku: Meliputi bagian utara Indonesia dan termasuk salah satu yang aktif secara tektonik dengan potensi gempa kuat.
- Subduksi Sulawesi: Daerah ini juga termasuk zona rawan dengan potensi gempa berkekuatan besar.
- Subduksi Lempeng Laut Filipina dan Subduksi Utara Papua: Kedua daerah ini memiliki sejarah gempa dengan kekuatan merusak dan terus dipantau oleh ahli seismologi.
Selain itu, dua wilayah utama yang menjadi fokus perhatian adalah megathrust Selat Sunda dan megathrust Mentawai-Siberut, yang telah lama tidak mengalami gempa besar dan berpotensi memicu gempa berkekuatan maksimal hingga magnitudo 8,7 dan 8,9 masing-masing.
Mitigasi yang Perlu Dilakukan
Setelah menyimak kenapa gempa megathrust berpotensi terjadi di Indonesia, terakhir dijelaskan mitigasinya. Penerapan mitigasi gempa megathrust yang perlu dilakukan di Indonesia meliputi beberapa langkah penting, sebagai berikut:
1. Edukasi dan Kesiapsiagaan Masyarakat:
Simulasi Gempa dan Tsunami: Melakukan simulasi gempa dan tsunami secara berkala untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, terutama di daerah rawan.
Pengenalan Tanda-Tanda Gempa: Membantu masyarakat mengenali tanda-tanda awal gempa dan tsunami, sehingga mereka dapat segera melakukan evakuasi.
2. Pembangunan Infrastruktur yang Tahan Gempa:
Standar Bangunan Tahan Gempa: Menerapkan standar bangunan yang tahan gempa di seluruh wilayah berisiko. Hal ini dapat mengurangi dampak kerusakan saat gempa terjadi.
Penggunaan Bahan Bangunan yang Kuat: Menggunakan bahan bangunan yang kuat dan dirancang untuk menahan getaran gempa.
3. Sistem Peringatan Dini:
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami: Membangun dan memelihara sistem peringatan dini tsunami yang efisien. Sistem ini dapat memberikan waktu bagi masyarakat untuk evakuasi sebelum gelombang tsunami mencapai daratan.
4. Monitoring dan Riset Seismik:
Konsistensi Monitoring: Melakukan monitoring seismik secara konsisten untuk memprediksi dan memahami pola aktivitas tektonik. Data yang diperoleh dapat membantu dalam menyusun strategi mitigasi yang lebih efektif.
Pengembangan Teknologi: Mengembangkan teknologi untuk memantau aktivitas gempa dan tsunami dengan lebih akurat.
5. Simulasi dan Latihan Evakuasi:
Simulasi Evakuasi: Melakukan simulasi evakuasi yang melibatkan masyarakat, pemerintah lokal, dan lembaga terkait. Hal ini dapat memastikan kesiapan dalam menghadapi skenario terburuk.
Pengembangan Rencana Evakuasi: Mengembangkan rencana evakuasi yang jelas dan terstruktur, sehingga masyarakat dapat segera melakukan evakuasi jika terjadi gempa atau tsunami.
6. Kerja Sama dan Koordinasi:
Kerja Sama Pemerintah, Ilmuwan, dan Masyarakat: Melakukan kerja sama yang erat antara pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat untuk mengurangi kerugian dan menyelamatkan lebih banyak nyawa ketika bencana alam terjadi.
- KPK Bicara Perbedaan Kasus Mario Dandy dan Jet Pribadi Kaesang
- Said Abdullah Harap Pemerintahan Prabowo Jalankan Ajaran Bung Karno
- Kecam Keras Israel, Pangeran MBS Kembali Tegaskan Tidak Ada Normalisasi Tanpa Negara Palestina Merdeka
- Kemenag Sudah Bayarkan Asuransi Jiwa 497 Jemaah Haji Wafat, 8 Orang Dapat Tambahan dari Maskapai Senilai Rp125 Juta
- Ibu Hamil Keguguran Akibat Diseruduk Anjing, Pemilik Hewan Didenda Rp 193 juta
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024