Makam Nyai Tembong, Pusara Kucing di Pinggir Jalan Solo yang Dianggap Keramat
Merdeka.com - Ada yang unik di pinggir jalan utama Solo Baru, sebuah nisan berwarna hitam bertuliskan aksara jawa ada di tepi jalan tersebut. Ya, jika umumnya makam ada di TPU (Tempat Pemakaman Umum) tetapi makam yang satu ini justru terletak di pinggir jalan trotoar.
Jika dilihat dari ukurannya, makam dengan ukuran mini seperti makam bayi. Namun, rupanya makam ini tak berisi jasad manusia melainkan pusara kucing kesayangan Raja Pakubuwono X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Sangat berarti bagi Raja Pakubuwono X, makam ini pun dibuatkan pusara khusus.
Bukan sembarang makam, beberapa orang percaya makam ini adalah makam keramat. Alhasil, meski sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Makam kucing ini tak pernah dipindah sekali pun.
-
Mengapa tidak ada kerangka manusia di dalam makam? Selain itu, menurut para ilmuwan, beberapa makam menjadi target perampokan sehingga tidak ada jasad manusia di dalamnya.
-
Dimana kuburan kucing anggora itu ditemukan? Sebuah kuburan misterius ditemukan warga di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
-
Dimana makam tersebut berada? Situs yang terletak di kota bersejarah Huainan tersebut adalah makam terbesar, tingkat tertinggi, dan paling kompleks secara struktural dari Negara Bagian Chu kuno, dan berusia lebih dari 2.200 tahun, kata National Cultural Heritag.
-
Apa yang ada di Makam Raja Sidabutar? Salah satu peninggalan zaman megalitik yang sampai sekarang masih bisa dilihat secara langsung yaitu Sarkofagus Tomok yang berada di Desa Tomok, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.
-
Siapa yang memiliki makam kuno? Arkeolog berasumsi kuburan tersebut milik anggota elit budaya, kemungkinan adalah kepala suku yang berkuasa.
-
Dimana kucing direlokasi? Pengelola menyayangkan proses relokasi hewan oleh vendor di kawasan GBK yang tidak sesuai standar. Namun demikian, proses relokasi harus dilakukan agar kawasan Stadion Utama memiliki tujuan untuk memberikan rasa bersih dan nyaman kepada pengunjung GBK sama seperti stadion lainnya.
Kucing kesayangan Raja Pakubuwono X ini bernama Nyai Tembong. Nyai Tembong merupakan jenis kucing condromowo berwarna hitam. Pusara terakhir Nyai Tembong mengikuti warna kucing yang juga hitam.
Pada salah satu sisi nisan tersebut, terdapat tulisan aksara jawa yang berbunyi "Klangenan Dalem Nyai Tembong". Tulisan aksara jawa tersebut menjelaskan nama kucing dan bukti sayang Pakubuwono terhadap hewan peliharaan kesayangannya. Terbukti dari kata 'Klangenan' yang tersemat di batu nisan tersebut.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas PrakosoDilansir dari channel YouTube Liberty, kucing Nyai Tembong menjadi predator dan pemburu tikus di kandang gajah, kerbau dan lahan sawah. Adanya Nyai Tembong, membuat lahan serta kandangnya menjadi bersih dari hama yang mengganggu. Tak heran jika Nyai Tembong menjadi kucing kesayangan PB X.
Dulunya kawasan ini diduga bekas makam klangenan dalam PB X. Pasalnya, saat menggali tanah untuk bangunan ditemukan kerangka hewan. Kini, lahan tersebut beralih fungsi menjadijalan Raya Solobaru, jalan yang menghubungkan Kota Solo dengan Kabupaten Sukoharjo.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas PrakosoDiduga makam yang tak jauh dari bundaran Patung Bung Karno, Tanjung Anom, Grogol, Sukoharjo ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Diketahui Pakubuwono X menjabat pada tahun 1893 – 1939.
Sudah berpuluh tahun silam, makam ini tak pernah dipindahkan. Walau letaknya tepat berada di tengah keramaian kota. Bahkan saat membuat lintasan gorong-gorong, pihak DPU (Dinas Pekerjaan Umum) tidak berkenan memindahkan pusara kucing ini.
Alhasil, lintasan gorong-gorong saluran drainase pun dibelokkan agar tak mengubah dan merusak makam Nyai Tembong. Begitu pula dengan warga sekitar.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas PrakosoMakam Nyai Tembong ini dianggap keramat bagi beberapa orang yang percaya. Saat makam masih berada di area sawah, banyak para petani yang memberi sesajen di makam Nyai Tembong. Tujuannya agar hasil panen melimpah, berkah dan tak dimakan hama.
Beberapa pelaku spiritual dari luar Kota Solo pernah ada yang sengaja berziarah ke makam Nyai Tembong.Dilansir dari channel YouTube Liberty, ada kejadian yang tak masuk akal di makam Nyai Tembong.
Kabarnya pernah ada pemuda yang menguji nyali untuk mengotori makam Nyai Tembong dengan urine. Tak lama berselang, pemuda tersebut datang kembali untuk membersihkan makam. Menurut pengakuan pemuda tersebut, setelah kencing Ia langsung jatuh sakit dan alat kelaminnya bengkak. (mdk/Tys)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah seorang pencari rumput mengaku pernah melihat sosok kera putih yang besarnya seukuran kambing dewasa.
Baca SelengkapnyaBanyak warga lokal yang baru tahu jika bangunan tersebut adalah makam.
Baca SelengkapnyaGua ini dibangun oleh warga biasa jauh sebelum masa Kerajaan Majapahit.
Baca SelengkapnyaTempat itu kini menjadi semak belukar yang tanahnya dimiliki oleh Keraton Yogyakarta
Baca SelengkapnyaTak ada satupun warga yang tahu kapan makam itu berdiri
Baca SelengkapnyaMakam yang berada di Desa Simpang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi ini lokasinya sangat dekat dengan aliran Sungai Batanghari.
Baca SelengkapnyaPihak kontraktor asing sempat ingin membuat jalan di sana, namun alat berat justru rusak.
Baca SelengkapnyaJuru Kunci Astana Giribangun mengungkapkan sederet jenderal TNI yang sering berziarah ke makam Soeharto.
Baca SelengkapnyaHingga kini, kompleks makam ini jadi salah satu yang dianggap sakral oleh masyarakat
Baca SelengkapnyaUlama tersebut juga sempat mendirikan pesantren di Purwakarta
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaKini, kampung itu hanya menyisakan rumah yang terbengkalai. Beberapa rumah tampak sudah ambruk.
Baca Selengkapnya