Mengenal Limun Oriental, Minuman Tempo Dulu Khas Pekalongan Cocok untuk Buka Puasa
Merdeka.com - Selain dikenal dengan kota batik, Pekalongan juga dikenal dengan wisata kulinernya yang khas. Salah satu bentuk ke-khasan kuliner Pekalongan adalah minuman sejenis sirup bernama Limun Oriental.
Di kalangan warga Pekalongan, minuman ini disebut juga dengan nama Limun Beruap. Terbuat dari racikan asam sitrat, air sari buah, dan karbondioksida, membuat minuman ini terkesan beruap.
Selain itu, keistimewaan minuman ini salah satunya proses pembuatannya yang masih dilakukan dengan cara konvensional dengan tenaga manusia. Pada masa jayanya, Limun Oriental merupakan minuman para priyayi Jawa.
-
Produk lokal apa yang terkenal di dunia? Tak banyak yang tahu banyak produk-produk yang terkenal di dunia ternyata berasal dari Indonesia. Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Dimana Kue Lumpang populer? Kue lumpang tidak hanya populer di Palembang saja, masyarakat di daerah lain pun juga cukup doyan dengan makanan ini.
-
Apa Sajian Kuliner Khas Bengkulu? Provinsi Bengkulu memiliki sajian kuliner lezat dengan bahan dasar daging ikan yang bernama Pendap.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Jawa Barat? Jawa Barat terkenal dengan makanan-makanannya yang memiliki cita rasa pedas gurih.
-
Apa yang membuat Kue Lumpang khas Palembang? Ciri khas dari kue ini adalah berwarna hijau atau dikenal dengan kue ijo.
-
Dari mana asal lumpia Semarang? Makanan yang berasal dari Kota Semarang, Jawa Tengah ini sudah sangat populer di berbagai daerah di Indonesia. Lumpia semarang adalah makanan yang berisi potongan rebung (bambu muda) dengan cita rasa unik.
Lalu bagaimana sejarah minuman jadul ini? Serta bagaimana cerita Limun Oriental bisa bertahan melintasi perubahan zaman? Berikut selengkapnya:
Minuman Peninggalan Belanda
©Discoverpekalongan
Salah satu penjual Limun Oriental legendaris khas Pekalongan adalah Limun Oriental Cap Nyonya Silhuet yang sudah berdiri sejak 1920. Dilansir dari Jatengprov.go.id, letak kedai dan pabriknya bisa dibilang strategis karena berada di kawasan Jetayu, yang menjadi pusat budaya Kota Pekalongan.
Sebelum bernama Limun Oriental, minuman ini bernama Fabriek Lemonade en Mineral Water Njoo Giok Len. Resep pembuatan minuman ini dipelajari langsung dari Belanda. Maka tak heran, minuman ini kerap dijuluki dengan nama “aer Belanda”.
Periode Pasang Surut
©Discoverpekalongan
Usianya yang sudah menginjak satu abad membuat perjalanan Limun Oriental telah mengalami pasang surut. Sempat mengalami masa kejayaan, pada tahun 1980-an, penjualan Limun Oriental sempat meredup.
“Waktu itu sempat meredup karena banyak merek minuman bersoda luar negeri masuk ke Indonesia. Kami memang tidak sampai tutup, tapi penjualan menurun drastis. Makanya kami hanya melayani pesanan-pesanan lokal saja,” kata Bernadi, Generasi Kelima Pengelola Limun Oriental, dikutip dari Jatengprov.go.id.
Cara Tetap Bertahan
©jatengprov.go.id
Walau sempat mengalami periode pasang surut, namun Limun Oriental tetap eksis hingga kini. Salah satu rahasia utama kenapa mereka mampu bertahan adalah kemampuan menjaga kualitas dan rasa.
Tak hanya itu, Bernadi mengatakan pada tahun 2017 lalu dia berinovasi dengan membuka kedai di beranda rumahnya. Inovasi ini disambut hangat oleh para pemuda Pekalongan dan sekitarnya di mana tren nongkrong tengah menjamur. Saat itulah nama Limun Oriental kembali eksis dan dikenal sebagai salah satu ikon oleh-oleh khas Pekalongan.
“Di era modern sekarang marketing lebih mudah di media sosial, jadi kita mengiklan juga lebih mudah,” kata Bernadi dikutip dari kanal YouTube Jogja Magazine.
Arti Penting Limun Oriental
©jatengprov.go.id
Besari Adi, salah satu pelanggan Limun Oriental mengatakan sejak usia 5 tahun dia sudah mengenal Limun Oriental. Menurutnya, dia masih setia dengan minuman itu karena memiliki sejarah yang panjang.
“Bagi saya histori itu penting, karena ada sense yang berbeda. Mungkin rasanya sama, tapi saya tidak bisa melihat botol yang seperti ini di tempat lain,” kata Adi dikutip Merdeka.com dari kanal YouTube Jogja Magazine pada Rabu (14/4). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepopuleran kue ini di masa lalu tidak lepas dari wilayah kekuasaan pada masa puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-7.
Baca SelengkapnyaBerbagai menu takjil tradisional Banten ada di Pasar Lama Kota Serang.
Baca SelengkapnyaSurakarta atau Solo terkenal sebagai pusat batik dan kuliner murah meriah.
Baca SelengkapnyaMinuman ini memiliki ciri khas berwarna merah dan memiliki aroma yang harum.
Baca SelengkapnyaKabupaten Lingga memiliki minuman khas legendaris yang dipengaruhi budaya masyarakat muslim dari Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaEs Buntin wajib dicicipi saat mampir ke Tangerang
Baca SelengkapnyaProses pembuatan kuliner ini masih dilakukan secara tradisional, namun cita rasanya tak kalah dengan es krim modern.
Baca SelengkapnyaKue ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Banten dan jadi jajanan favorit Sultan.
Baca SelengkapnyaBeras umumnya diolah menjadi penganan asin gurih seperti arem-arem atau rengginang. Namun di tanah Jawara Banten, beras justru dijadikan camilan manis gipang.
Baca SelengkapnyaKue ini cukup populer di masyarakat Sumatera Selatan seperti Jambi, Riau, Bengkulu, dan Palembang.
Baca SelengkapnyaKerupuk banjur sudah ada pada tahun 1980-an, dan menjadi jajanan favorit masyarakat pada masanya.
Baca SelengkapnyaBubur pedas jadi salah satu sajian kuliner yang kerap diburu masyarakat Sumatra Utara ketika Ramadan saat buka puasa.
Baca Selengkapnya