Mengenal Program "Tilik Warga", Bentuk Perhatian Pemkab Gunungkidul Kepada Warga yang Mengalami Gangguan Jiwa
Mereka perlu mendapat perhatian dan perlakuan yang baik agar dapat berperan aktif sebagai warga masyarakat.
Mereka perlu mendapat perhatian dan perlakuan yang baik agar dapat berperan aktif sebagai warga masyarakat.
Mengenal Program "Tilik Warga", Bentuk Perhatian Pemkab Gunungkidul Kepada Warga yang Mengalami Gangguan Jiwa
Masalah kesehatan jiwa mulai diperhatikan oleh pemerintah di beberapa daerah, salah satunya di Kabupaten Gunungkidul. Menurut catatan dari pemerintah setempat, di kabupaten itu terdapat 972 orang penyandang disabilitas psikososial di Gunungkidul.
-
Kenapa Gunungkidul siaga darurat? “Untuk antisipasi dampak dari kekeringan yang semakin meluas, BPBD telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.
-
Kenapa Wali Kota Tarakan memberikan bantuan? Wali Kota juga mencatat pentingnya pemanfaatan lahan terbatas, dengan mendorong penduduk untuk mengolah halaman rumah mereka sendiri untuk bercocok tanam, termasuk hortikultura, guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.
-
Apa fokus DAK pangan di Gunungkidul? Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Gunungkidul, Wahid Supriyadi, mengatakan bahwa DAK tersebut akan berfokus pada bidang pangan akuatik.
-
Apa yang diberikan Pemkot Tarakan untuk lansia dan disabilitas? Alkes yang diberikan antara lain kursi roda, kacamata, alat bantu dengar, dan tongkat kruk ketiak, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia dan penyandang disabilitas.
-
Bantuan apa yang diberikan Wali Kota Tarakan? Bantuan yang diserahkan kepada para petani berupa pupuk non-subsidi sebanyak 8 ton kepada 5 kelompok tani. Selain itu, 2 unit alat cultivator juga diberikan kepada 2 kelompok tani, serta bantuan dalam pengajekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal kepada dua kelompok tani.
-
Bagaimana kerukunan di Kutai Timur dijaga? Melalui dialog antaragama dan kegiatan bersama, diharapkan dapat terus terjalin kerjasama yang erat di tengah beragamnya latar belakang keagamaan masyarakat Kutim.
Penyandang disabilitas itu perlu mendapat perhatian dan perlakuan yang baik agar mereka dapat berperan aktif sebagai warga masyarakat.
“Berbagai program dan bantuan telah kami salurkan. Termasuk jaminan sosial dan bantuan lainnya,” kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Gunungkidul, Asti Wijayanti, dikutip dari ANTARA pada Kamis (30/5).
Terkait bentuk perhatian ini, Pemkab Gunungkidul tidak hanya mewujudkannya dalam bentuk bantuan sosial. Mereka juga menjalankan sebuah program bernama “Tilik Warga”.
Program ini bertujuan untuk memantau dan memberi dukungan kepada warga yang menderita gangguan jiwa dan disabilitas psikososial.
“Pemkab Gunungkidul menaruh perhatian besar pada kasus-kasus disabilitas psikososial,” kata Asti.
Asti mengatakan, salah satu program itu dilakukan di Padukuhan Ploso, Kalurahan Petir. Ia mengatakan, jumlah penyandang disabilitas psikososial di Kalurahan Petir cukup signifikan. Keadaan itu dibenarkan oleh Lurah Petir, Sarju.
Ia mengatakan program “Tilik Warga” sangat penting bagi masyarakat di tempatnya, khususnya bagi mereka yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa. Di tempat itu, jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 24 orang.
“Untuk itu kami siap bekerja sama dengan pengurus Lentera Jiwa yang bertugas memberikan pelayanan kepada warga kami yang belum sembuh dari penyakit ini,” kata Sarju dikutip dari ANTARA.
Sarju juga menekankan pentingnya kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengantar pasien ke fasilitas kesehatan.
Bahkan pihaknya melibatkan Polsek dan Koramil untuk membantu mengantar pasien ke rumah sakit jiwa saat mereka kambuh.
“Kami berupaya agar keselamatan warga tetap terjaga dan tidak ada diskriminasi dalam pelayanan,” kata Sarju.
Sementara itu Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, menekankan pada pentingnya penguatan moral dan pendidikan agama bagi masyarakat yang menderita gangguan jiwa.
Baginya, kegiatan “Tilik Warga” ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk memastikan seluruh warganya mendapatkan perhatian dan pelayanan yang layak, terutama mereka yang memerlukan bantuan khusus akibat gangguan jiwa dan disabilitas.
“Keterlibatan berbagai pihak diharapkan dapat memperkuat upaya ini dan membawa perubahan positif bagi masyarakat di Kalurahan Petir dan sekitarnya,” kata Sunaryanta.