Mengenal Sosok Slamet Riyadi, Tokoh Pahlawan Peristiwa Serangan Umum Surakarta
Merdeka.com - Ignatius Slamet Rijadiatau yang lebih dikenal dengan Slamet Riyadi lahir pada26 Juli 1927 di Kampung Danakusuman, Kota Solo. Dia adalah salah seorang pahlawan nasional yang menjadi tokoh utama dalam Peristiwa Serangan Umum Surakarta.
Jiwa kemiliteran yang dimiliki Slamet Riyadi mengalir dari ayahnya, Idris Prawiropralebdo, yang merupakan seorang perwira rendahan kasunanan Surakarta. Selama hidup, dia dikenal sebagai sosok yang tegas dan pemberani. Dia dikenal karena hampir semua peristiwa kepahlawanan di Kota Solo berada di bawah kepemimpinannya.
Karena keberaniannya dan keberhasilannya dalam melakukan perlawanan terhadap musuh, dia diangkat sebagai Komandan Batalyon saat usianya masih sangat muda, yakni 19 tahun. Berikut kisah hidupnya:
-
Siapa yang memimpin Serangan Umum Surakarta? Serangan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Kota Solo dikepung dari semua sisi oleh anggota gerilya yang menyerbu kota pada pagi hari.
-
Dimana Serangan Umum Surakarta berlangsung? Pertempuran yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
-
Kapan Serangan Umum Surakarta terjadi? Pada Agustus 1949, Gubernur Militer mengeluarkan instruksi untuk bertempur 4 hari di Kota Solo.
-
Kenapa Serangan Umum Surakarta terjadi? Pertempuran 4 hari 4 malam ini untuk melawan adanya Agresi Militer Belanda II.
-
Dimana Jenderal Bambang Utoyo lahir? Jenderal TNI AD ini lahir di pantai utara JawaTimur, petanya di Kabupaten Tuban pada 20 Agustus 1920.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
Sosok Pemberani
©2015 merdeka.com/istimewa
Meski memiliki sifat pendiam, namun Slamet Riyadi merupakan seorang yang tegas dan pemberani. Hal itu terbukti saat dia berani menerobos masuk ke dalam Markas Kempeitai (polisi militer Jepang) yang dijaga ketat ketika peristiwa peralihan kekuasaan di Solo oleh Jepang.
Selain itu, dia juga pernah berhasil mengobarkan pemberontakan terhadap Jepang dengan menghimpun kekuatan perjuangan yang terdiri dari pemuda-pemuda bekas Peta dan Heiho. Merekalah yang nantinya mempelopori perebutan kekuasaan politik dan militer dari tangan Jepang di Kota Solo.
Oleh karena itu tak heran apabila ia kemudian mendapat kepercayaan untuk menyelesaikan persoalan tawanan Jepang di Solo dan Jawa Timur. Keberhasilan Slamet Riyadi dalam setiap tugasnya membuat kepercayaan terhadap batalyonnya semakin meningkat.
Pada masa perang kemerdekaan, tim batalyon yang dia pimpin menjadi lawan utama pasukan-pasukan Belanda dalam melakukan aksinya di Kota Solo.
Tokoh Utama Peristiwa Serangan Umum di Solo
©2015 merdeka.com/istimewa
Pada 7-10 Agustus 1949, pecah peristiwa Serangan Umum di Kota Solo. Dilansir dari laman situs resmi pusat sejarah TNI, serangan dilakukan sesuai perintah Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan dipimpin sendiri olehnya. Dengan kecakapan yang dia miliki, Slamet Riyadi memerintahkan pasukannya untuk mengepung Kota Solo dari empat penjuru.
Serangan Umum Kota Solo berlangsung selama 4 hari 4 malam hingga mencapai puncaknya pada tanggal 10 Agustus 1949. Serangan itu tidak dimaksudkan untuk merebut kota, tetapi semata-mata untuk memberikan kesan kepada musuh bahwa TNI masih kuat. Saat serangan, pasukan Belanda benar-benar terdesak sehingga mereka hanya melakukan serangan dari dalam tangsi-tangsi.
Pada akhirnya pasukan-pasukan TNI menghentikan semua kegiatan militernya dan menaati perintah Panglima Besar Jenderal Sudirman. Pertempuran itu kemudian ditutup dengan prosesi serah terima Kota Solo yang dimediasi pihak United Nations Commission for Indonesia (UNCI).
Gugurnya Slamet Riyadi
Slamet Riyadi
Pada 10 Juli 1950, letnan Kolonel Slamet Riyadi bersama pasukannya berangkat ke Ambon untuk menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS). Namun pada suatu kesempatan, pasukan TNI lengah dan kesempatan itu digunakan dengan baik oleh pasukan RMS untuk melawan.
Serangan RMS memakan banyak korban dari pihak TNI. Melihat pasukannya carut marut, Slamet Riyadi mengambil inisiatif untuk memimpin sendiri pasukannya untuk menggempur benteng kuno New Victoria dengan menaiki panser.
Namun saat ia turun dari panser untuk memberikan aba-aba kepada anak buahnya, dia terkena rentetan tembakan dari pihak musuh. Walaupun usaha pertolongan telah diberikan, namun pada pukul 21.15 tanggal 4 November 1950 Slamet Riyadi gugur.
Dalam hembusan napas terakhirnya, dia menyerukan semangat kepada anak buahnya dengan kalimat, ”Mari, mari kita terus masuk benteng! Mari, mari maju.” Setelah itu suaranya makin tidak terdengar akibat luka parah yang dideritanya. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia adalah tokoh lokal dan nasional yang terkenal kharismatik
Baca SelengkapnyaSerangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
Baca SelengkapnyaTokoh perjuangan kemerdekaan asal Tanah Datar ini mulai dilupakan, bahkan namanya sendiri sudah diajukan sebagai pahlawan nasional sejak lama
Baca SelengkapnyaPemberontakan DI/TII terjadi pada tahun 1948 hingga 1949.
Baca SelengkapnyaPotret lawas mendiang Jenderal Besar AH Nasution saat masih berseragam militer bersama istrinya.
Baca SelengkapnyaTokoh penting yang pertama kali menjabat sebagai seorang Gubernur Jawa juga dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
Baca Selengkapnya74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.
Baca SelengkapnyaBerkat jasa-jasanya semasa hidup, nama KS Tubun diabadikan sebagai nama kapal perang hingga jalan.
Baca SelengkapnyaIndonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.
Baca SelengkapnyaSalah satu rekam jejak K.H Abbas terlihat saat melawan penjajah dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Baca SelengkapnyaSosok Adnan Kapau Gani, pahlawan nasional asal Sumatra Selatan bergelar Dokter.
Baca SelengkapnyaMerupakan seorang keturunan ningrat, ia rela ikut berjuang bersama rakyat demi kemerdekaan Indonesia
Baca Selengkapnya