Mengenal Tradisi Gerobagan, Pawai Meriah dengan Gerobak Tiap Syawalan ala Masyarakat Desa di Kebumen
Tradisi itu juga bisa menjadi potensi wisata karena banyak menyedot perhatian warga.
Tradisi itu juga bisa menjadi potensi wisata karena banyak menyedot perhatian warga.
Mengenal Tradisi Gerobagan, Pawai Meriah dengan Gerobak Tiap Syawalan ala Masyarakat Desa di Kebumen
Di Desa Indrosari, Kecamatan Bulupesantren, Kebumen, terdapat tradisi unik yang hanya ada pada Idulfitri. Tradisi itu dikenal dengan nama “Gerobagan”.
-
Apa tradisi unik Bengkulu sambut Lebaran? Masyarakat muslim di Bengkulu punya tradisi unik yang bernama bakar gunung api.
-
Kapan Lebaran Ketupat dirayakan? Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal, dan ditandai dengan memakan ketupat.
-
Gimana ketupat bisa jadi simbol Lebaran? Dalam tradisi Jawa, ketupat berasal dari kata kupat yang punya beberapa makna, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (4 tindakan). 4 tindakan yang dimaksud juga berhubungan dengan nilai-nilai Islam, lho.
-
Apa makna ketupat di Lebaran? Dalam tradisi Jawa, ketupat berasal dari kata kupat yang punya beberapa makna, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (4 tindakan).
-
Bagaimana tradisi angpao lebaran di Indonesia? Tradisi Lebaran ini terpengaruh dari budaya Arab dan Tionghoa.
-
Kenapa ketupat jadi simbol Lebaran? Pemilihan ketupat nggak dilakukan dengan sembarangan. Makanan ini dinilai punya makna filosofis yang cocok dengan momen Lebaran.
Tradisi ini digelar pada hari pertama setelah Lebaran. Dalam tradisi ini, warga mengadakan pawai ke Pantai Setrojenar menggunakan kereta kuda.
Biasanya kereta kuda itu dihiasi oleh berbagai ornamen seperti rontek dan tulisan serta gambar. Biasanya satu gerobak dinaiki oleh 10-15 anak remaja.
Dilansir dari Wikipedia, jalur Gerobagan dimulai dari Desa Indrosari, kemudian melewati Desa Amprih, Kelapasawit, Arjowinangun, Sangubanyu, Bocor, dan Setrojenar. Jarak yang ditempuh dalam pawai itu sekitar 7 km.
Tradisi ini dimulai pada pagi hari sekitar pukul 08.00 dan sampai di lokasi sekitar pukul 11.00. Pawai kemudian dilanjutkan ke Pantai Setrojenar dan selesai pada sore hari.
Selama perjalanan, semua peserta saling bekerja sama untuk menarik gerobak secara bergantian.
Ada juga yang berlarian mengatur lalu lintas atau membuat gerobakan berbeda dari yang lainnya. Pada intinya dalam tradisi itu semua peserta saling membantu dan menjaga.
Merawat Budaya
Ketua Gerobagan pada tahun 2021, Harun Slamet Riyadi, mengatakan bahwa acara gerobagan digelar untuk merawat budaya berupa jalan bersama naik gerobak. Ia mengatakan, dulu saat belum ada moda transportasi modern, masyarakat yang ingin bersilaturahmi bepergian dengan kuda dan gerobak.
Harun menambahkan, tradisi itu juga bisa menjadi potensi wisata karena banyak menyedot perhatian warga.
Harun berharap, tradisi ini bisa terus dilestarikan. Karena selain menyemarakkan Idulfitri, kegiatan ini juga dapat membuat kerukunan warga semakin terjaga.
Biasanya, acara ini digelar dari pembiayaan warga secara swadaya. Tak jarang para perantau sukses di Jakarta dan kota besar lainnya ikut andil dalam memberikan sumbangan.