Nostalgia Bareng Rambut Nenek, Jajanan Unik Era 90-an yang Kian Langka
Merdeka.com - Bagi para generasi era 90 an rambut nenek tak asing lagi terdengar di telinga. Jajanan kembang gula ini berwujud unik, seperti mie memanjang, namun berwarna putih bak uban. Inilah rambut nenek yang juga dijuluki arbanat, atau arum manis. Teksturnya lembut dengan cita rasa yang khas. Menggigitnya membangunkan memori pada kenangan masa kecil kala jajan di sekolah maupun pedagang keliling di rumah.
Di Indonesia sendiri rambut nenek pernah naik daun di berbagai kota. Salah satunya di Solo, yang masih menyisakan seorang Mbok Sayen sebagai penjual dan pembuat rambut nenek secara tradisional. Murni dengan kedua tangannya, kembang gula diubah menjadi serat-serat rambut nenek yang unik.
-
Dimana jajanan tahun 90-an biasa dijual? Hampir semua anak SD tahun 90-an tahu betapa terkenalnya mi instan anak mas dan mi gemez.
-
Siapa yang membeli rujak nenek Niah? “Belum ada penglaris, buka dari jam 5 sampai sekarang baru ada beli,“ ucap nenek Niah.
-
Apa saja jajanan tahun 90-an yang hits? Bagi anak kelahiran tahun 1990-an, beberapa jajanan menjadi hits di eranya. Dijamin deh pasti kangen sama jajanan ini.
-
Apa makna makanan tradisional? Makanan di setiap daerah bukan sekadar makanan. Ada nilai dan makna yang tersirat di dalamnya, melekat mulai dari sejarah hingga fungsi. Kita bisa menelusuri apa yang mendasari makanan itu ada.
-
Siapa yang dulu makan keju dangke? Keju dangke juga menjadi makanan tradisional yang dulunya jadi hidangan sehari-hari untuk para bangsawan.
-
Kenapa jajanan tahun 90-an bikin kangen? Selain rasa, jajanan pada zaman 1990 dibungkus dengan wadah yang sederhana sehingga menarik dan mudah dikenang.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Serat-serat panjang bertabur tepung inilah yang pernah melegenda pada masanya. Pada dasarnya kembang gula tidak berwarna putih. Proses pembuatannya yang menggunakan tepung membuat serat-serat rambut nenek berwarna putih.
Tak sebanyak masanya, kini betapa sulitnya mencari pedagang rambut nenek tradisional. Uniknya, kini para generasi 90-an tak malu lagi mengingat kembali kenangan mereka dengan membeli rambut nenek yang penuh nostalgia.
Konon, asal mula rambut nenek berasal dari Desa Kesambi, Lamongan. Ada juga yang bilang rambut nenek tercipta di Malang. Era kejayaannya, rambut nenek banyak dijual para pedagang kaki lima yang ada di kota-kota besar. Paling banyak di Pulau Jawa.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Lelehan gula inilah bahan dasar pembuatan rambut nenek. Benar saja, sekilas tak menunjukkan wujud rambut nenek. Bahkan bentuknya menyerupai adonan gulali. Tak bisa dipungkiri, baik rambut nenek dan gulali berbahan dasar gula. Terkadang, beberapa orang mengenal rambut nenek dengan gulali basah.
Membuat gulali juga lebih mudah ketimbang rambut nenek. Rumit, butuh keahlian khusus untuk mengubah adonan lelehan gula menjadi helaian-helaian rambut nenek lembut nan tipis.
Adonan lengket ini terbuat dari gula pasir, air, perasan jeruk nipis, dan pewarna makanan. Semuanya dimasak dengan api kecil hingga merubah gula pasir jadi adonan lengket bak adonan dodo garut.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Mulanya, adonan lelehan gula akan dicungkil dengan sebilah kayu sederhana. Kiranya satu genggam orang dewasa, kemudian memindahkannya ke dalam wadah berisi tepung. Tak sembarang tepung, hanya tepung beras atau tepung jagung yang mampu mengurangi daya lekat adonan gula.
Tarik, ulur adonan hingga memanjang, berkali-kali diulangi untuk menciptakan bentuk panjang rambut nenek. Prosesnya semacam membuat adonan mie secara manual. Adanya tepung beras membuat adonan yang telah memanjang tak lengket lagi. Permukaannya terlindungi tepung sehingga tiap helaian rambut nenek tak kembali menyatu.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Proses pembuatan rambut nenek dari adonan hanya memakan waktu 5-10 menit saja. Mulanya akan terasa berat, adonan begitu legitnya. Namun setelah terbentuk, helaian rambut nenek begitu empuk. Cita rasa manisnya yang sederhana dengan sedikit butiran tepung yang khas. Tentu saja, setelah terbentuk, semaksimalnya rambut nenek harus ditiriskan dari tepung yang kemungkinan menempel terlalu banyak.
Jajanan jadul ini telah menemani hari-hari bahagia generasi 90-an. Sekeping uang rupiah dulu mampu membeli rambut nenek. Bahkan ada juga pembeli yang membayar rambut nenek dengan cara barter. Menukarkan barang bekas mereka seperti botol atau kaleng. Para pedagangnya berjalan dari rumah ke rumah.
Kini mencari satu porsi rambut nenek tradisional butuh perjuangan. Tak menentu, para pembuatnya kini kebanyakan telah berhenti berjualan. Jika ada, mereka menjualnya dengan harga Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu saja. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi anak kelahiran tahun 1990-an, beberapa jajanan menjadi hits di eranya. Dijamin deh pasti kangen sama jajanan ini.
Baca SelengkapnyaFoto-foto nostalgia ini bukan hanya sekadar gambar, melainkan juga jendela yang mengingatkan kita pada momen-momen indah di masa kecil.
Baca SelengkapnyaKue jadul di sana ditandai dengan label khusus sebagai bukti resepnya original sejak masa silam.
Baca SelengkapnyaKerupuk banjur sudah ada pada tahun 1980-an, dan menjadi jajanan favorit masyarakat pada masanya.
Baca SelengkapnyaLama tak terlihat, begini potret jadul para pedagang pada tahun 80an. Simak selengkapnya.
Baca SelengkapnyaBerbeda dari kerupuk pada umumnya, kerupuk khas Sumedang ini dibungkus dengan cara yang tak biasa.
Baca SelengkapnyaBeberapa permainan tradisional Indonesia ini mulai terlupakan karena tergerus zaman.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan reaksi kocak seorang nenek yang makan onigiri rumput laut. Bukannya senang, ia justru merasa seperti seekor kambing.
Baca SelengkapnyaKisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.
Baca SelengkapnyaMenurut sejarahnya, kata ini muncul dari proses memasak daging unggas yang diungkep dengan bumbu rempah.
Baca SelengkapnyaMainan jadul tahun 80-90an sederhana tapi menyenangkan.
Baca SelengkapnyaKafe ini tak sekedar tempat bersantai untuk menikmati kopi dan aneka makanan minuman lezat, namun juga jadi ruang untuk membangkitkan memori di masa silam
Baca Selengkapnya