5 Fakta Waduk Kedung Ombo, Puluhan Desa Ditenggelamkan Saat Pembangunan
Merdeka.com - Waduk Kedung Ombo merupakan salah satu waduk yang berada di Indonesia. Lokasi waduk ini berada di tiga kabupaten sekaligus yaitu Kabupaten Grobogan, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali.
Bangunan utama bendungan itu berada di perbatasan Desa Rambat dan Desa Juworo, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Dilansir dari Grobogan.go.id, Waduk Kedung Ombo menjadi lokasi wisata yang menyuguhkan pemandangan indah.
Selain itu, tempat wisata itu menyediakan jasa perahu motor bagi pengunjung yang ingin menyusuri waduk. Namun di balik keindahannya, pembangunan waduk ini menyimpan 'kisah tragis'
-
Bagaimana Waduk Gajah Mungkur dibangun? Waduk Gajah Mungkur mulai dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 1976 melalui Proyek Bengawan Solo (PBS).
-
Apa yang menarik dari Waduk Kebon Melati? Menariknya, dari salah satu tempat duduk, pemandangan gedung-gedung menjulang bisa terlihat dengan jelas. Di sini, pemandangan Kota Jakarta serasa New York di Amerika sana.
-
Bagaimana Waduk Gajah Mungkur di bangun? Pembangunan Waduk Gajah Mungkur dilakukan dengan menenggelamkan sebanyak 51 desa.
-
Kenapa Waduk Sermo dibangun? Pembangunan Waduk Sermo merupakan pembangunan yang dilakukan untuk mengatasi kurangnya sumber air bagi masyarakat Kulon Progo yang mayoritas berprofesi sebagai petani.
-
Di mana Waduk Gajah Mungkur dibangun? Pembangunan Waduk Gajah Mungkur dilakukan dengan menenggelamkan sebanyak 51 desa.
-
Di mana lokasi Waduk Kembangan? Letak Waduk Kembangan berada di Desa Kembangan, Karangmalang, Sragem.
Pembangunan Waduk Kedung Ombo
©jatengprov.go.id
Waduk Kedung Ombo dibangun pada tahun 1980 dan selesai pada 1991. Pembangunan waduk itu membutuhkan dana yang besar dan kemudian dibiayai oleh Bank Dunia (USD 156 juta), Bank Exim Jepang (USD 25,2 juta), dan APBN.
Setelah selesai dibangun, waduk ini mulai diairi pada 14 Januari 1989. Pada akhirnya, waduk ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 18 Mei 1991.
Jadi Kawasan Obyek Wisata
©Grobogan.go.id
Setelah diresmikan oleh Presiden Soeharto, kawasan Waduk Kedung Ombo berkembang menjadi obyek wisata. Di kawasan itu kemudian dibangun banyak homestay yang menyatu dengan rumah penduduk. Dengan begitu para wisatawan dapat tinggal lebih lama di kawasan Waduk Kedung Ombo.
Dilansir dari Grobogan.go.id, adanya homestay itu membuat para wisatawan dapat melihat dari dekat kehidupan sehari-hari masyarakat. Bahkan mereka juga dapat menjalani kehidupan seperti penduduk lokal.
Kawasan Usaha Agrobisnis
Selain sektor pariwisata, kawasan itu juga berkembang menjadi kawasan agrobisnis. Di sana para warga mengembangkan usaha perikanan darat dengan metode keramba. Selain itu, di tepi waduk para warga mengembangkan usaha pertanian buah-buahan dan sayur mayur.
Dari hasil perikanan di sana, para warga membuka bisnis pemancingan dan warung makan yang menjajakan olahan makanan berbahan dasar ikan seperti ikan bakar atau ikan goreng yang mengundang selera para wisatawan.
Tragedi Air Beracun
©2020 liputan6.com
Pada 2019, terjadi tragedi air beracun yang membuat puluhan ton ikan milik petani keramba di Kedung Ombo mati mendadak. Para petani menyebut fenomena aneh itu dengan istilah “upwelling”. Dilansir dari Merdeka.com, upwelling adalah fenomena perubahan suhu yang terjadi secara cepat di bawah air.
Menurut Sajimin, salah satu petani keramba Kedung Ombo, fenomena itu terjadi saat air dari dasar waduk yang berwarna putih tiba-tiba naik ke permukaan. Air itu membawa bakteri dan limbah pakan ikan yang ada di dasar ikut naik ke permukaan. Saat itulah ikan milik petani tiba-tiba mati teracuni.
Tenggelamkan 37 Desa
Di balik keindahannya sebagai tempat wisata, pembangunan waduk itu di era Presiden Soeharto menenggelamkan 37 desa. Akibatnya, sebanyak 5.268 keluarga pada saat itu kehilangan tempat tinggal. Pada waktu itu, para warga menolak untuk dipindah karena kecilnya jumlah ganti rugi yang diberikan pemerintah.
Pada waktu itu, terdapat 600 warga yang merasa ganti rugi yang diterimanya sangat kecil. Mereka pun juga mendapat teror, intimidasi, dan kekerasan fisik akibat perlawanan terhadap proyek pembangunan waduk. Pada akhirnya, warga yang bertahan terpaksa tinggal di tengah-tengah genangan air. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Waduk yang dibangun pada tahun 1933 ini merupakan bendungan beton pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat pembangunan waduk terjadi sebuah insiden jebolnya tanggul pembantu yang memakan korban hingga 127 orang.
Baca SelengkapnyaBangunan masjid masih tampak utuh walau sudah empat tahun terendam air
Baca SelengkapnyaTanggul peninggalan Belanda ini jebol mengejutkan warga karena berlangsung pukul 04:00 WIB dini hari.
Baca SelengkapnyaKini rumah hingga masjid di Kampung Sindah hanya tersisa bagian atapnya saja setelah waduk digenangi air
Baca SelengkapnyaDemi pembangunan waduk ini, sebanyak 41.369 warga harus dipindah
Baca SelengkapnyaKeberadaan Waduk Tempuran diapit oleh dua desa penghasil minyak bumi
Baca SelengkapnyaDulunya kampung ini indah banyak pohon buah dan bioskop. Namun sekarang hampir tenggelam.
Baca SelengkapnyaWarga menyaksikan bekas tempat tinggal mereka dari tengah waduk.
Baca SelengkapnyaBanjir bandang melanda Pekalongan, Jawa Tengah usai hujan deras
Baca SelengkapnyaKonon Desa Kedung Glatik sudah berdiri sejak abad ke-15
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, penemuan makam dan permukiman kuno di Waduk Gajah Mungkur yang surut viral di media sosial.
Baca Selengkapnya