Peristiwa 11 Desember: Wafatnya Harry Roesli, Seniman Jenius yang Disegani
Merdeka.com - Tepat hari ini, 11 Desember pada 2004 silam, Indonesia kehilangan salah seorang musisi legendaris, Harry Roesli. Pemilik nama lengkap Djauhar Zaharsyah Fachrudin Roesli ini menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengalami serangan jantung. Tentu saja, kepergiannya menjadi duka mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Pria kelahiran Jawa Barat, 10 September 1951 ini dikenal sebagai musisi dan seniman teater yang sangat kritis. Banyak sekali karya-karyanya, baik lagu maupun teater, yang kerap mengkritisi kebijakan pemerintahan Orde Baru. Hal tersebut yang kemudian menempatkan pria asal Bandung ini sebagai musisi yang begitu disegani.
Perjuangannya menjadi musisi dan seniman tentu tidak dilaluinya dengan mudah. Bahkan, Harry pernah memberontak terhadap orang tuanya yang tidak mengizinkan ia menjadi seorang musisi.Lantas, seperti apa perjalanan hidup seorang Harry Roesli? Simak ulasannya yang merdeka.com rangkum dari Liputan6.com:
-
Kapan pria itu meninggal dunia? Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
-
Kapan pria itu meninggal? Peneliti menduga pria tersebut memiliki tinggi 1,9 meter, meninggal sekitar abad ke-15 atau awal abad ke-16 ketika wilayah tersebut masih menjadi satu dengan Denmark dan Norwegia.
-
Siapa yang meninggal? Meskipun ia berjanji akan mengunggah video Kamari mukbang alias makan lagi, Papa Dali sudah pergi selamanya tanpa memenuhi janjinya.
Mengenal Harry Roesli, Musisi Legendaris asal Bandung
azquotes.com
Harry Roesli menjadi salah satu musisi yang sangat berpengaruh di Indonesia. Dikenal sebagai pelopor musik kontemporer, Harry banyak melahirkan karya-karya lagu yang fenomenal. Tak heran jika seniman asal Kota Kembang ini selalu menjadi inspirasi dan panutan bagi musisi lainnya.
Kariernya sebagai seorang seniman sebenarnya jauh berbeda dengan jurusan yang ia ambil pada masa perkuliahannya. Dia terdaftar sebagai mahasiswa ITB Bandung jurusan Teknik Sipil, namun hanya sampai tingkat IV dari tahun 1970 hingga 1975 karena dia sebenarnya lebih tertarik untuk mendalami seni musik.
Harry menikah dengan seorang wanita bernama Kania Perdani Handiman. Pada tahun 1982, pernikahan mereka dikaruniai 2 anak perempuan kembar yang bernama Layala Khrisna Patria dan Khrisna Parana.
Gelarnya sebagai doktor membuat dirinya mendapat kepercayaan untuk menjadi dosen / guru besar dan mengajar di berbagai perguruan tinggi. Dia pernah mengajar di Universitas Pasundan dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada jurusan Psikologi Seni Musik di Bandung.
Musik dan Perlawanan Harry Roesli
Sebagai musisi, Harry Roesli telah melahirkan karya-karya fenomenal yang kerap dijadikan inspirasi bagi musisi lainnya. Seniman legendaris satu ini juga disebut-sebut sebagai tokoh yang melahirkan budaya musik kontemporer yang berbeda, komunikatif, dan sering menyuarakan kritik sosial.
Tidak hanya dikenal sebagai musisi yang jenius dan disegani, Harry bahkan mendapatkan rekor sebagai Profesor Pendidikan Musik Pertama di Indonesia. Namun, untuk mencapai tahap tersebut, tentu saja jalan yang dilaluinya tidak mudah. Berulang kali, Ia harus melakukan pemberontakan ke keluarganya yang melarangnya menjadi seorang musisi.
Berkat bantuan para kakaknya, akhirnya Harry berhasil melaluhkan hati orang tuanya. Tentu saja hal ini dengan syarat bahwa pendidikannya harus tetap jalan.
Sepanjang kariernya, pelantun lagu Dinding Tulang ini aktif menyuarakan kritik sosial pada era Orde Baru. Tidak sedikit lagu-lagunya yang terselip kritik sosial, salah satunya lagu berjudul Bharatayudha. Dalam lagu tersebut, Harry menyoroti kelakuan para pejabat yang gemar melakukan tindakan korupsi.
Tidak hanya itu, sebagai seniman tater, Harry juga sering menyuarakan kritik dalam setiap pertunjukannya. Hal ini terlihat dari dari pementasan teater berjudul Ken Arok yang sarat keritik. Di mana ia mengingatkan masyarakat agar tahu bahwa ambisi untuk berkuasa terkadang bikin gelap mata dan menghalalkan segala cara.
Banyaknya karya yang sarat akan keritik sosial, membuat Harry berulang kali kena sensor dan diciduk aparat Orde Baru. Salah satu contoh karyanya yang dilarang oleh penguasa Orde Baru, yaitu pementasan Ken Arok. Pada Desember 1979, pementasan tersebut diserbu oleh tentara dan membuatnya harus ditahan selama beberapa hari.
Wafatnya Harry Roesli, Musisi Jenius yang Disegani
azquotes.com
Harry Roesli menderita serangan jantung dan langsung dilarikan ke RS Boromeus bandung pada 30 November 2004. Pelantun lagu Jangan Menangis Indonesia ini, lalu dirawat di RS Jantung Harapan Kita sejak 3 Desember 2004. Hingga akhirnya Harry meninggal dunia di ruang ICU.
Sepanjang hidupnya, seniman jenius ini setidaknya sudah merilis 23 album. Melalui karya-karyanya, Harry dikenal sebagai musisi yang produktif dan menjadi panutan bagi seniman lainnya. Tak heran jika kepergiannya menjadi duka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. (mdk/jen)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ismail Marzuki wafat setelah menderita penyakit paru-paru.
Baca SelengkapnyaKarya W.R Soepratman begitu signifikan dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda sejumlah fakta menarik tentang Jimi Hendrix yang masih jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaIntip hari-hari terakhir pencipta lagu kebangsaan Indonesia ini di Kota Pahlawan
Baca SelengkapnyaRizal Ramli meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada pukul 19.30 WIB.
Baca SelengkapnyaJhonny Iskandar mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat (10/5) pagi.
Baca SelengkapnyaSederet musisi Indonesia menutup usia karena mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa mereka.
Baca SelengkapnyaFaisal Basri dikabarkan mengalami serangan jantung dan memiliki riwayat diabetes.
Baca SelengkapnyaSederet musisi Indonesia menutup usia karena mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa mereka.
Baca SelengkapnyaEkonom Rizal Ramli tutup usia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Selasa 2 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaMujib mendapat kabar rekannya itu dilarikan ke IGD Rumah Sakit YK Madira Palembang.
Baca SelengkapnyaSetiap peringatan 17 Agustus, lagu “Hari Merdeka” akan diputar pada banyak tempat. Pencipta lagu tersebut adalah seorang keturunan Arab bernama Husein Mutahar
Baca Selengkapnya