Potret Masjid dan Gereja Berdiri Bersebelahan di Pati, Pendeta: Seduluran Salawase

Merdeka.com - Perbedaan merupakan sebuah keniscayaan dalam kehidupan bermasyarakat, apalagi di Indonesia dengan kelompok masyarakat yang beragam. Terkadang perbedaan ini bisa menghasilkan konflik, tapi tak jarang pula perbedaan ini bisa menghasilkan sikap saling menghargai antar satu sama lain.
Wujud dari sikap saling menghargai perbedaan itu ada dalam toleransi umat beragama. Di Pati, ada bangunan masjid dan gereja yang berdiri berdampingan. Kedua bangunan itu hanya dipisahkan sebuah jalan gang kecil.
Letak masjid dan gereja yang berdiri bersebelahan itu berada di Desa Winong, Kecamatan Pati Kota, tepatnya di Kompleks Perumahan Griya Kusuma Mukti.
“Berdirinya masjid ini memang belum lama, sekitar tahun 2002. Sedangkan sebelumnya sudah berdiri gereja,” kata Ketua Takmir Masjid Al Muqorrobin Winong dikutip dari ANTARA pada Jumat (31/3).
Berikut selengkapnya:
Wujud Toleransi
©Instagram/@gkmi_winong
Ketua takmir itu mengatakan, tanah yang tersedia untuk dibangun masjid memang langsung berhadapan dengan gereja yang hanya dipisahkan oleh jalan. Namun dalam praktiknya mereka bisa saling bertoleransi dan saling menghormati.
Saat ada kegiatan di masjid yang kebetulan bersamaan dengan kegiatan di gereja, masing-masing pihak saling mengkomunikasikan agar kedua kegiatan itu dapat berjalan lancar. Hal ini pernah terjadi saat pelaksanaan Salat Idul Fitri bersamaan dengan kegiatan umat kristiani di gereja.
“Karena pelaksanaan Salat Id harus dilaksanakan di pagi hari, maka kami berkoordinasi dengan pihak gereja,” katanya dikutip dari ANTARA.
Seduluran Selawase
©Instagram/@gkmi_winong
Sementara itu Pendeta Gereja GKMI Winong, Didik Hartono mengatakan, umat Muslim dan Kristiani di tempatnya saling membantu. Ketika ada kebaktian jemaat gereja bisa parkir di halaman masjid. Begitu pula sebaliknya, saat jamaah masjid cukup banyak mereka bisa parkir di halaman gereja.
Menurutnya, keberadaan masjid dan gereja yang saling bersebelahan itu merupakan simbol dari kerukunan umat beragama. Terlebih saat ini ada kanopi yang dibangun pengurus masjid hingga mencapai bangunan gereja sejak delapan tahun yang lalu.
“Harapannya tentu hal itu menjadi simbol persaudaraan atau istilah Jawa-nya ‘seduluran selawase’. Meski ada perbedaan agama kita tetap bersaudara,” kata Didik. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya