Sambut Bulan Ramadan, Begini Keseruan Tradisi Sadranan Warga Desa Purbalingga
Merdeka.com - Bulan Ramadan segera tiba. Biasanya masyarakat Jawa menyambut datangnya Bulan Ramadan dengan tradisi Sadranan. Tradisi ini begitu kental diperingati terutama di desa-desa. Begitulah yang terlihat di Desa Kedunglegok, Purbalingga, Jawa Tengah.
Sekitar seminggu sebelum Ramadan, warga desa memadati makam-makam untuk memperingati Sadranan. Mereka membawa nasi tumpeng dari rumah. Begitu tiba di makam, mereka meninggalkan nasi tumpeng yang mereka bawa, lalu bersama-sama membersihkan makam.
Setelah itu barulah mereka menikmati nasi tumpeng itu bersama-sama. Lantas bagaimana keseruan warga Desa Kedunglegok di Purbalingga merayakan tradisi Sadranan? Berikut selengkapnya:
-
Apa yang dilakukan warga di Dukuh Gatak untuk sambut Ramadan? Ratusan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten menyambut Bulan Ramadan dengan mengadakan kirab budaya dan tradisi Sadranan.
-
Bagaimana cara warga Indramayu menyambut Ramadan dengan tradisi Ngunjung? Acara ini menjadi salah satu penanda bagi masyarakat untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Biasanya, makam-makam di perdesaan akan menjadi ramai saat warga mengadakan tradisi Ngunjung.
-
Bagaimana cara warga Banjarnegara sambut Ramadan dengan grebeg gunungan? Berbagai gunungan berisi buah-buahan, sayur mayur, serta palawija diarak keliling pusat Kota Banjarnegara.
-
Apa yang khas dari Desa Temboro di bulan Ramadan? 'Hari biasa nggak seperti ini, hari biasa ada beberapa yang jualan tapi nggak serame ini. Jadi pas bulan Ramadan ini itu orang luar kampung berbondong-bondong jualan di Temboro, karena sewanya murah juga,' kata Syaiful, salah satu warga Temboro.
-
Siapa saja yang merasakan keunikan tradisi Ramadan di Indonesia? Sejumlah mahasiswa asing yang tengah belajar di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, mengaku menikmati momen Ramadan tahun ini.
-
Apa tradisi unik jelang Iduladha di Banyuwangi? Tradisi masyarakat Suku Osing yang unik di Desa Kemiran, Glagah, Banyuwangi Tradisi ini dilaksanakan dengan menjemur kasur bersamaan di depan rumah.
Warga Desa Padati Makam
©YouTube/Tedhong Telu
Dilansir dari kanal YouTube Tedhong Telu pada Jumat (25/3), tampak warga Desa Kedunglegok memadati makam. Di antara mereka ada yang memanjatkan doa dan ada pula yang membersihkan makam.
Salah satu warga mengatakan ia melakukan tradisi itu untuk memperingati leluhur desa yang telah mendahului. Bahkan ada pula warga yang rela pulang jauh-jauh dari perantauan untuk bisa mengikuti tradisi itu.
“Ini saya pulang dari Aceh, membersihkan makam adik. Acara ini rutin setahun sekali, ini sambil silaturahmi orang tua,” kata Tirin, salah seorang warga yang mengikuti acara itu.
Sarana Silaturahmi
©YouTube/Tedhong Telu
Sudarno, Kepala Desa Kedunglegok, mengatakan bahwa Sadranan itu merupakan acara yang rutin diadakan setahun sekali. Tujuan acara itu adalah bentuk bakti kepada leluhur dan juga menjadi pelajaran bagi warga yang masih hidup untuk mengingat kematian.
“Dalam acara ini kita bersama-sama membersihkan makam, dan juga sebagai sarana silaturahmi. Di sini kita bisa saling bertemu, maaf-memaafkan, dengan harapan kita menjalankan puasa dengan hati yang bersih karena sudah saling memaafkan,” ujar Sudarno dikutip dari kanal YouTube Tedhong Telu.
Swadaya Masyarakat
©YouTube/Tedhong Telu
Setelah kegiatan bersih-bersih makam selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama-sama. Nasi tumpeng beserta lauk pauk yang sebelumnya dibawa warga dari rumah masing-masing kemudian dikumpulkan jadi satu dan dinikmati bersama-sama.
Dalam kesempatan itu Sudarno mengatakan acara Sadranan merupakan suatu bentuk komitmen yang dibangun warga. Oleh karena itu semua fasilitas yang tersedia merupakan hasil dari swadaya warga desa.
“Mari kita jalankan ibadah puasa ini dengan hati yang bersih, tanpa ada rasa sakit hati, tanpa ada rasa dendam, sehingga saat keluar dari Ramadan nanti kita betul-betul menjadi fitrah, bersih, tidak ada dosa yang ada di dalam hati kita,” kata Sudarno dalam sambutannya pada masyarakat Desa Kedunglegok.
(mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaKenalan lebih dekat dengan tradisi Papajar untuk menyambut bulan suci Ramadan ala masyarakat Sunda.
Baca SelengkapnyaMemperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, hampir di seluruh desa di Banyuwangi menggelar tradisi endhog-endhogan.
Baca SelengkapnyaBerbagai macam perayaan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad di tiap daerah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSuasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar.
Baca SelengkapnyaTradisi syawalan di Pulau Jawa telah berlangsung lintas generasi.
Baca SelengkapnyaRuwahan cukup berbeda dari tradisi penyambutan Ramadan di daerah lain
Baca SelengkapnyaTradisi turun-temurun ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi warga Batukarut dan Lebakwangi yang berada di luar kota.
Baca SelengkapnyaTradisi ngirab selalu dilaksanakan untuk memperingati hari Rebo Wekasan.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaDi Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca Selengkapnya