Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Satu Pasien Positif Corona, Sultan HB X Belum Pertimbangkan Penetapan KLB di DIY

Satu Pasien Positif Corona, Sultan HB X Belum Pertimbangkan Penetapan KLB di DIY Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. ©2019 Merdeka.com/Purnomo Edi

Merdeka.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono Xmengumumkan ada satu pasien positif corona di wilayahnya. Pasien tersebut adalah seorang balita berusia 3 tahun.

"Ya betul, satu (pasien positif corona), masih anak-anak," ujar Sri Sultan usai rapat bersama bupati/walikota serta DPRD DIY di Kompleks Kepatihan, Minggu (15/03).

Pasien positif tersebut saat ini masih menjalani perawatan di RSUP Dr. Sardjito.

"Yang positif satu usia tiga tahun saat ini dirawat di Sardjito," lanjut Sultan.

17 Orang Sudah Diperiksa

corona jogja

Instagram: @humasjogja

Dilansir dari Instagram @humasjogja, berdasarkan data dari Rumah Sakit Rujukan COVID19 di DIY per Minggu (15/03) pukul 11.30 WIB, jumlah pasien terindikasi virus corona yang sudah diperiksa ada 17 orang. Dari jumlah tersebut, 12 orang dinyatakan negatif, 1 orang dinyatakan positif, dan 4 orang lainnya masih menunggu hasil uji laboratorium pusat.

Belum Tetapkan Kejadian Luar Biasa

Sri Sultan HB X menganggap kasus virus corona belum masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Sehingga belum ada rencana untuk melakukan isolasi diri atau lockdown.

"Kita belum ambil pemahaman KLB, sehingga kita belum melakukan close," kata Sri Sultan dalam keterangan pers yang disiarkan secara langsung oleh CNN TV di Yogyakarta, Minggu, (15/3).

Dia melanjutkan, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengisolasi sebuah wilayah. Misalnya, pedagang kecil yang terancam bangkrut lantaran dagangannya tak ada yang membeli.

"Saya umpamakan, orang kecil nanti kalau jualan saya gak laku, mau ganti biaya hidup saya," kata Gubernur DIY ini.

Untuk itu, dia memandang dalam kondisi saat ini masih belum memerlukan kebijakan mengisolasi wilayah. Pihaknya masih memantau perkembangan yang terjadi di rumah sakit.

Sehingga jika mengeluarkan kebijakan berlandaskan dengan argumentasi yang kuat. Sebab, ada masalah ekonomi yang perlu jadi pertimbangan.

"Jangan karena ada masalah (virus corona) mall sepi, pariwisata tutup, orang jualan enggak laku, karena tidak ada orang datang. Itu jadi pertimbangan," kata dia mengakhiri. (mdk/kho)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP