Tidak Boleh Dipukul Rata, Ini Kata Pakar UGM Terkait Pelarangan Obat Sirup pada Anak
Merdeka.com - Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan informasi mengenai obat-obatan sirup yang ditarik peredarannya. Penarikan obat itu dilakukan karena diduga menjadi penyebab maraknya kasus ginjal akut pada anak balita.
Terkait penarikan obat ini, Pakar Farmakologi dan Farmasi UGM, Prof. Zullies Ekawati meminta agar pelarangan obat sirup itu tidak dipukul rata untuk semua pengobatan.
“Memang saat ini risiko terjadinya gagal ginjal akut lebih besar dengan penggunaan sirup sehingga disarankan penghentiannya. Tapi harunya tidak disamaratakan ya,” kata Zullies dikutip dari ANTARA pada Sabtu (22/10).
-
Kenapa terlalu sering minum obat bisa bahaya untuk ginjal? 'Terlalu sering konsumsi suplemen dan obat-obatan tertentu juga bisa memperbesar risiko terjadinya batu ginjal,' jelasnya.
-
Obat apa yang bisa bahaya buat anak? Sejumlah obat-obatan bisa jadi sangat berbahaya bahkan mungkin mematikan ketika dikonsumsi oleh anak atau bayi.
-
Siapa yang mendesak BPOM untuk sosialisasi? Ia mendesak BPOM segera meningkatkan sosialisasi masif atas kebijakan anyar tersebut.
-
Apa yang dihapus WHO dari daftar obat terlarang? Pada 2 Desember 2020, UN Commission on Narcotic Drugs (CND) menyetujui rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Rabu untuk menghapus ganja dan resin ganja dari klasifikasi Golongan IV berdasarkan Konvensi Tunggal Narkotika tahun 1961.
-
Apa saja jenis obat yang sering disalahgunakan? Berikut beberapa jenis obat yang sering disalahgunakan beserta potensi bahayanya. 1. Tramadol 2. Triheksilfenidil 3. Amitriptilin 4. Klorpromazin 5. Haloperidol 6. Dekstrometorfan 7. Amfetamin 8. Antidepresan 9. Opioid 10. Benzodiazepin
-
Kenapa obat harus dihindari dikonsumsi bersama susu? Penyebabnya adalah kalsium dalam susu bisa mengikat zat aktif antibiotik, yang membuatnya nggak bisa diserap oleh usus.
Lalu apa saran pakar UGM itu terkait penggunaan obat sirup pada anak di tengah kekhawatiran maraknya penyebaran penyakit ginjal akut ini? berikut selengkapnya:
Keputusan Dilematis
©2022 Merdeka.com/Arie Basuki
Zullies mengatakan, pelarangan penggunaan obat sirup untuk semua pengobatan menjadi keputusan yang sangat dilematis karena banyak digunakan untuk anak-anak yang belum bisa menelan obat kapsul.
Selain itu, penghentian penggunaan obat sirup ini akan berdampak pada anak-anak penderita penyakit kronis yang harus minum obat rutin berbentuk sirup di mana penggunaannya selama ini tidak menimbulkan efek samping membahayakan.
“Misalnya, anak dengan epilepsi yang harus minum obat rutin. Maka ketika obatnya dihentikan atau diubah bentuknya bisa saja menjadikan kejangnya tidak terkontrol,” kata Zullies.
Oleh karena itu, ia berharap pelarangan itu perlu diatur dengan bijaksana dengan tetap mempertimbangkan risiko dan manfaat penggunaannya.
Penyebab Gagal Ginjal Akut
©2022 Merdeka.com
Meski hingga saat ini masih jadi misteri, Zullies mengatakan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penyakit gagal ginjal akut.
Salah satunya adalah infeksi tertentu seperti leptospirosis yang bisa menyerang ginjal. Selain itu ada juga infeksi bakteri E. coli yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
“Kajian sementara dari Kemenkes menyebutkan bahwa penapisan terhadap virus dan bakteri telah dilakukan. Namun belum terbukti kuat sebagai penyebab gagal ginjal akut,” kata Zullies dikutip dari ANTARA.
Tips Menghadapi Penyebaran Gagal Ginjal Akut
Untuk menghadapi penyebaran kasus gagal ginjal akut, Zullies meminta masyarakat agar jangan panik.
Ia menyarankan pada masyarakat untuk sementara waktu mengikuti saran dari lembaga resmi pemerintah seperti Kemenkes, BPOM, asosiasi dokter, dan sebagainya untuk menghindari konsumsi obat sirup hingga diperoleh hasil yang lebih pasti.
Apabila anak-anak mengalami sakit demam, batuk, maupun pilek, ia menyarankan agar mengonsumsi obat parasetamol dalam bentuk puyer, kapsul, tablet, suppositoria, atau bentuk lainnya, dan untuk mengurangi rasa pahit bisa ditambah pemanis yang aman bagi anak. Selain itu, para orang tua juga perlu mengonsultasikan efek penggunaan obat sirup pada dokter maupun apoteker.
“Untuk parasetamol yang sifatnya mengurangi gejala, mungkin penggunaan obat sirup lebih berisiko ketimbang manfaatnya saat ini. Apalagi saat diteliti kemungkinan ada cemaran bahan yang bisa membahayakan. Untuk itu bisa dicoba dalam bentuk puyer atau bentuk lainnya,” kata Zullies. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak-anak penderita gagal ginjal akut karena cemaran obat sirup beracun sedang berjuang untuk hidup.
Baca SelengkapnyaPuluhan pasien anak menjalani proses cuci darah atau hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Baca SelengkapnyaMenurut KPAI, banyaknya anak-anak yang konsumsi makanan dengan kandungan gula, garam, dan lemak berlebih menjadi salah satu penyebab gangguan ginjal pada anak.
Baca SelengkapnyaAturan untuk takaran gula ini merupakan langkah penting untuk jaga kesehatan anak.
Baca SelengkapnyaMenurut Menkes, potensi ini bisa semakin parah bila tidak ditangani secara berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaSejumlah anak menjalani cuci darah di RSCM pada unit khusus dialisis anak.
Baca SelengkapnyaPenjual yang melanggar peraturan akan dicabut izin berjualan di sekolah atau denda.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri menaikkan status hukum penanganan kasus dugaan keterlibatan pihak BPOM.
Baca SelengkapnyaAnak anak gagal ginjal perlu adanya perawatan khusus yang salah satunya dirujuk ke RSCM.
Baca SelengkapnyaKetua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman memandang, bahwa aturan ini seakan-akan menjadikan gula sebagai barang haram.
Baca SelengkapnyaKonsumsi terus-menerus minuman berpemanis dapat meningkatkan risiko diabetes
Baca SelengkapnyaWakil Ketua KPAI Jasra Putra mengatakan, Peringatan Hari Anak Nasional diwarnai kabar dari IDAI soal maraknya kasus cuci darah anak-anak.
Baca Selengkapnya