3 Fakta Gunung Raung yang Jarang Diketahui, Salah Satu Gunung Api Paling Aktif di Indonesia Punya Jejak Erupsi Besar
Pada kurun waktu 15 hari, Gunung Raung sudah mengalami gempa tektonik sebanyak 71 kali.
Status Gunung Raung di Jawa Timur berstatus Waspada Level II berdasarkan Surat Edaran (SE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM) Badan Geologi Nomor 1211. Lap/GL.04/BGV/202417 September 2024.
Gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Bondowoso, Banyuwangi dan Kabupaten Jember itu tengah dalam tingkat aktivitas vulkanik Waspada atau Level II per 15 September 2024.
Mengutip Liputan6.com, pada periode 1-15 September 2024, Gunung Raung terlihat jelas hingga tertutup kabut dan saat cuaca cerah tidak teramati hembusan gas dari kawah puncak.
Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, tenggara dan selatan, sedangkan suhu udara sekitar 17-38 derajat celsius.
Sementara itu, pengamatan instrumental jenis dan jumlah gempa yang terekam selama 1-15 September 2024 yakni sebagai berikut: 402 kali gempa hembusan, satu kali empa tektonik lokal, 71 kali gempa tektonik jauh dan 15 kali terjadi gempa Tremor menerus dengan amplitudo 0,5-2 milimeter, dominan 0,5 milimeter.
Pada pengamatan visual menunjukan tinggi kolom hembusan gas pada periode ini tidak teramati, karena diduga hanya terjadi di sekitar permukaan kerucut di dalam kawah.
Gunung Api Paling Aktif
Gunung Raung di Jawa Timur merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Mengutip situs etd.repository.ugm.ac.id, keberadaan kaldera pada puncak Gunung Raung mencerminkan jejak erupsi besar katastrofik yang pernah terjadi di masa lalu.
Penampakan kaldera tapal kuda berdiameter 13 x 8,5 kilometer yang merupakan bekas tubuh Gunung Gadung, serta perbukitan hummocky yang menunjukkan sejarah terjadinya sector collapse berskala besar.
Komposisi kimia batuan vulkanik Gunung Raung merentang dari basalt hingga dasit, dengan nilai SiO2 48 hingga 64 wt%. Komposisi mineralogi batuan Gunung Raung secara umum tersusun dari plagioklas, klinopiroksen, olivin, dan ortopiroksen pada magma basaltik-andesitik. Sementara hornblende dan biotit muncul pada magma dasitik.
Jenis Magma
Magma Gunung Raung diklasifikasikan menjadi dua tipe. Magma tipe 1 memiliki afinitas med-K, lebih miskin unsur jejak, berumur relatif lebih tua, dan lebih kaya kristal. Sementara magma tipe 2 memiliki afinitas high-K, lebih kaya unsur jejak, berumur relatif lebih muda, dan lebih miskin kristal.
Kedua magma ini berasal dari sumber mantel yang sama, namun melewati dua jalur berbeda dan dua kantong magma terpisah.
Termobarometer kesetimbangan piroksen-melt dan plagioklas-melt menghasilkan estimasi pembentukan magma terjadi pada kedalaman 16,5 hingga 40 kilometer, dengan temperatur berkisar antara 1068 hingga 1120 derajat Celsius.
Evolusi magma Gunung Raung dipengaruhi proses kristalisasi fraksional serta diferensiasi magma sistem terbuka seperti injeksi magma, pencampuran magma, atau asimilasi.
Erupsi
Gunung Raung ini sendiri merupakan salah satu gunung api strato aktif berbentuk kerucut terpancung yang muncul di lereng barat kaldera ijen. Dominasi produknya berupa lava dan piroklastik sehingga morfologi hasil bentuknya menyajikan bentang alam kasar.
Mengutip ifory.id, Gunung Raung memiliki sejarah erupsi panjang yang tercatat mulai tahun 1586, 1597, 1638, 1953, dan 1956. Pada erupsi tersebut terjadi letusan dahsyat diikuti banjir besar dan aliran lahar yang melanda daerah sekitar gunung.