Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Januari 1800: Lahirnya Martha Christina Tiahahu, Pejuang Kemerdekaan RI Asal Maluku

4 Januari 1800: Lahirnya Martha Christina Tiahahu, Pejuang Kemerdekaan RI Asal Maluku Martha Christina Tiahahu. wikipedia.com©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Martha Christina Tiahahu adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang lahir pada 4 Januari 1800. Dia adalah gadis yang berasal daridesa Abubu, Nusalaut, Maluku Tengah. Nama Martha Christina Tiahahu hingga kini dikenal dan dikenang oleh masyarakat Indonesia sebagai tokoh patriot perempuan yang pemberani dan pantang menyerah.

Di usianya yang masih belia yakni 17 tahun, Martha Christina Tiahahu telah ikut mengangkat senjata melawan tentara Belanda. Tak heran, sebab ayahnya adalah Kapitan Paulus Tiahahu, seorang kapitan dari negeri Abubu yang membantu Thomas Matulessy dalam Perang Pattimura tahun 1817. Martha bersama ayahnya ikut terlibat dalam pertempuran tersebut.

Perang melawan kolonial yang hendak menjajah bumi Maluku ia hadapi dengan tangkas, membuat keberaniannya terkenal di kalangan pejuang, masyarakat luas, hingga musuh-musuhnya. Berikut sedikit kisah hidup pejuang kemerdekaan Martha Christina Tiahahu yang lahir tepat pada hari ini, 4 Januari.

Putri Seorang Kapitan

Martha Christina Tiahahu lahir di desa Santiago de Abúbu di Pulau Nusalaut, dekat Maluku, pada 4 Januari 1800. Ayahnya adalah Kapten Paulus Tiahahu dari klan Soa Uluputi. Ibu Martha telah meninggal saat dia masih bayi, sehingga Martha dibesarkan oleh ayahnya. Sebagai putri seorang kapitan, Martha adalah gadis yang keras kepala dan berkemauan keras. Dia selalu mengikuti ayahnya ke mana-mana, terkadang ikut pula dalam merencanakan serangan.

Mulai tahun 1817, Martha mulai bergabung dengan ayahnya dalam perang gerilya melawan pemerintah kolonial Belanda. Martha dan ayahnya juga mendukung tentara Pattimura. Martha telah menyaksikan beberapa pertempuran, di antaranya adalah pertempuran di Pulau Saparua di mana pasukan mereka membunuh komandan Belanda Richement dan melukai Komandan penggantinya Meyer.

Dalam pertempuran lainnya, pasukan mereka berhasil membakar Benteng Duurstede hingga rata dengan tanah. Selama pertempuran, Martha membantu sebisa mungkin. Terutama saat pasukannya kehabisan amunisi, dia akan melemparkan batu ke pasukan Belanda sementara ada juga catatan lain yang mengatakan Martha menggunakan tombak.

Kalah dan Tertangkap

Kematian komandan Belanda Richement dan Meyer segera digantikan oleh Vermeulen Kringer. Pertempuran sengit pun mulai terjadi ketika Kringer memerintahkan serangan umum terhadap pasukan rakyat pada 12 Oktober 1817. Berbagai serangan balasan pun dilakukan hingga akhirnya persediaan peluru pasukan rakyat telah habis.

Vermeulen Kringer pun mengambil alih militer Belanda di Maluku. Martha, ayahnya, dan Pattimura ditangkap pada Oktober tahun itu juga. Mereka dibawa ke dalam kapal Eversten. Di dalam kapal ini para tawanan diinterogasi oleh Buyskes dan dijatuhi hukuman. Ayah Martha, Kapitan Paulus Tiahahu, dijatuhi hukuman mati.

Sementara, karena masih sangat muda, Buyskes membebaskan Martha Christina Tiahahu dari hukuman. Dibawa dengan HNLMS Evertsen ke Nusalaut, Martha adalah satu-satunya prajurit tertangkap yang tidak dihukum. Setelah beberapa waktu ditahan di Fort Beverwijk tempat ayahnya dieksekusi, pada akhir tahun 1817 Martha dibebaskan. Dia pun terus berjuang melawan Belanda.

Kembali Tertangkap dan Jatuh Sakit

Bulan Desember 1817, dalam penyisiran yang dilakukan Belanda, Martha bersama beberapa mantan pemberontak lainnya kembali tertangkap. Mereka ditangkap dan ditempatkan di kapal Evertsen untuk diangkut ke Pulau Jawa.

Rencananya, mereka akan dijadikan budak tenaga kerja di perkebunan kopi di sana. Pada kurun waktu ini, kondisi kesehatan Martha Christina Tiahahu menurun dan semakin memburuk. Sedang sakit, Martha menolak untuk makan dan menjalani pengobatan.

Akhirnya, pada tanggal 2 Januari 1818, saat kapal berlayar selepas Tanjung Alang, Martha Christina Tiahahu menghembuskan napasnya yang terakhir. Jenazah Martha Christina Tiahahu disemayamkan dengan penghormatan militer ke Laut Banda.

Pada tanggal 20 Mei 1969, Martha Christina Tiahahu secara resmi diakui sebagai pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 012/TK/Tahun 1969. Pemerintah Maluku juga turut memberikan penghormatan dengan membuatkan sebuah monumen untuk mengenang semua jasa dan pengorbanannya. (mdk/edl)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sosok Siti Manggopoh, Kisah Pemimpin Perang Melawan Kolonial Belanda di Ranah Minang
Sosok Siti Manggopoh, Kisah Pemimpin Perang Melawan Kolonial Belanda di Ranah Minang

Sosok pahlawan wanita berdarah Minang ini berjuang di garda terdepan melawan dan menentang sistem kolonialisme Belanda.

Baca Selengkapnya
Profil Francisca C. Fanggidaej, Nenek Reza Rahadian Seorang Pejuang Perempuan yang Terbuang
Profil Francisca C. Fanggidaej, Nenek Reza Rahadian Seorang Pejuang Perempuan yang Terbuang

Francisca Casparina Fanggidaej merupakan pejuang perempuan yang aktif dalam organisasi pergerakan.

Baca Selengkapnya
Laksamana Wanita Pertama di Indonesia, Ini Sosok Malahayati yang Jarang Diketahui
Laksamana Wanita Pertama di Indonesia, Ini Sosok Malahayati yang Jarang Diketahui

Malahayati dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 9 November 2017 berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 115/TK/Tahun 2017.

Baca Selengkapnya
Rohana Kudus, Wartawan Wanita Pertama yang Jadi Pahlawan Nasional
Rohana Kudus, Wartawan Wanita Pertama yang Jadi Pahlawan Nasional

Rohana Kudus adalah sosok pahlawan nasional yang dikenal sebagai wartawan perempuan pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mengenang Chatib Sulaiman, Tokoh Perjuangan Kemerdekaan yang Namanya Bak Terlupakan
Mengenang Chatib Sulaiman, Tokoh Perjuangan Kemerdekaan yang Namanya Bak Terlupakan

Tokoh perjuangan kemerdekaan asal Tanah Datar ini mulai dilupakan, bahkan namanya sendiri sudah diajukan sebagai pahlawan nasional sejak lama

Baca Selengkapnya
Pejuang Emansipasi Wanita Hingga Reformator Pendidikan, Ini Sosok Rahmah El Yunusiyah
Pejuang Emansipasi Wanita Hingga Reformator Pendidikan, Ini Sosok Rahmah El Yunusiyah

Sosok Rahmah El Yunusiyah, pejuang emansipasi wanita sekaligus pendiri sekolah bagi kaum wanita di Padang Panjang.

Baca Selengkapnya
Rohana Kudus: Kiprahnya Sebagai Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
Rohana Kudus: Kiprahnya Sebagai Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

Rohana Kudus menjadi jurnalis perempuan pertama Indonesia yang tercatat dalam sejarah. Seperti apa kiprahnya?

Baca Selengkapnya
Sosok Ibrahim Marah Sutan, Kaum Intelek Masa Hindia Belanda Asal Padang Pariaman
Sosok Ibrahim Marah Sutan, Kaum Intelek Masa Hindia Belanda Asal Padang Pariaman

Seorang tokoh intelektual, pendidik, penulis, dan tokoh pergerakan asal Minangkabau ini hidup di masa Hindia Belanda dan Orde Lama.

Baca Selengkapnya
14 September 1910 Kelahiran Rasuna Said, Pahlawan Nasional Pembela Hak-Hak Wanita
14 September 1910 Kelahiran Rasuna Said, Pahlawan Nasional Pembela Hak-Hak Wanita

Terinspirasi oleh ketidakadilan yang dialami perempuan pada masa itu, ia aktif dalam dunia pendidikan dan organisasi.

Baca Selengkapnya
Mengenal Rahmah El Yunusiyyah, Wanita Sumbar Disebut Anies Layak jadi Pahlawan Nasional
Mengenal Rahmah El Yunusiyyah, Wanita Sumbar Disebut Anies Layak jadi Pahlawan Nasional

Hasril Chaniago dalam buku itu juga mengatakan, Rahmah El Yunusiyyah adalah perempuan yang dijuluki Kartini Pendidikan Islam.

Baca Selengkapnya
UNESCO Tetapkan Hari Lahir A.A. Navis dan Malahayati sebagai Hari Perayaan Internasional
UNESCO Tetapkan Hari Lahir A.A. Navis dan Malahayati sebagai Hari Perayaan Internasional

Keputusan ini diambil pada akhir Sidang Umum ke-42 UNESCO yang berlangsung di Paris, Prancis pada 22 November 2023.

Baca Selengkapnya
Pesan Terakhir Kapten Muslihat saat Gugur di Bogor, Minta Istri Beri Nama Anak 'Tubagus Merdeka' saat Melahirkan
Pesan Terakhir Kapten Muslihat saat Gugur di Bogor, Minta Istri Beri Nama Anak 'Tubagus Merdeka' saat Melahirkan

Tekadnya yang kuat membuat dirinya berani maju secara terbuka untuk menghadapi sekutu. Muslihat tak peduli meski hujan peluru terjadi di sana.

Baca Selengkapnya