Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Unik di Balik Segarnya Dawet Jabung Ponorogo, 'Pembeli Bisa Nikahi Penjual'

Cerita Unik di Balik Segarnya Dawet Jabung Ponorogo, 'Pembeli Bisa Nikahi Penjual' Dawet Jabung khas Ponorogo. ©2022 Nurul Diva Kautsar/ Merdeka.com

Merdeka.com - Dawet Jabung merupakan minuman tradisional khas Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Keberadaannya menjadi buruan lantaran bisa menghilangkan rasa haus. Dawet Jabung memiliki cita rasa manis gurih dan sedikit asam yang menyegarkan. Menariknya, terdapat cerita unik di balik semangkuk Dawet Jabung, di mana pembelinya disebut bisa menikahi sang penjual.

Sepintas Dawet Jabung tak jauh berbeda dari minuman serupa, dengan tampilan dominan putih santan. Harganya pun terbilang murah, yakni hanya Rp4 ribu untuk per mangkuknya. Namun di dalam setiap porsi Dawet Jabung, akan disertakan sebuah isian bernama gempol yang tidak dijumpai di dawet manapun.

Bagi wisatawan yang tertarik bisa menjumpai minuman asli bumi reog ini di sepanjang jalan Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo. Berikut kisah unik dawet jabung selengkapnya.

Bahannya dari Tepung Pohon Aren yang Berumur Puluhan Tahun

dawet jabung khas ponorogo

Satu porsi Dawet Jabung

©2022 Nurul Diva Kautsar/ Merdeka.com

Salah satu penjual Dawet Jabung di Warung Mbak Yuna bernama Ita (38) menjelaskan jika keunikan dari Dawet Jabung adalah bahan cendolnya yang menggunakan tepung aren. Menurut Ita, tepung aren yang dipakai berasal dari pohon yang sudah berusia tua.

“Jadi kalau dawet jabung ini kan pakainya tepung aren, itu berasal dari pohon kolang kaling yang sudah tumbuh berpuluh-puluh tahun. Nah kalau pohonnya muda itu, nanti gak keluar tepungnya,” terang Ita saat ditemui Merdeka.com beberapa waktu lalu.

Bahan tepung arennya dikatakan Ita cukup sulit didapat, dan harus mencarinya di kawasan Ngebel. Sehingga saat ini terdapat kelompok tersendiri yang khusus mencari tepung aren, dan masih berasal dari Desa Jabung.

“Soalnya mencari pohon untuk tepungnya itu sulit, dan berada di ereng-ereng jurang. Sekarang biasanya ada kelompok yang akan menyetorkan pohonnya ke para penjual untuk dibuat dawet,” terangnya menambahi. 

Pakai Gempol dan Garam

dawet jabung khas ponorogo

Bahan tambahan berupa air garam untuk menambah cita rasa Dawet Jabung

©2022 Nurul Diva Kautsar/ Merdeka.com

Kemudian, Dawet Jabung juga memiliki keunikan pada isinya yang menggunakan sebuah gempol. Gempol sendiri berbahan tepung beras yang berfungsi sebagai pelengkap isian bersama irisan pisang kepok dan ketan hitam.

Dalam satu porsi Dawet Jabung terdapat dawet santan, juruh (gula aren), gempol, es batu air garam sebagai penambah cita rasa dan tapai ketan hitam yang membuatnya kian asam segar.

“Gempol sendiri bahannya dari tepung beras yang diuleni, kemudian dikukus selama dua jam pakai air pandan supaya harum. Setelah itu didinginkan lalu diparut dan kemudian dikukus lagi, jadi dua kali kukus,” kata Ita.

Di Balik Cerita Pembeli Nikahi Penjual

Keunikan Dawet Jabung yakni berkenaan dengan cerita di balik pembeli yang harus menikahi penjualnya.

Di kalangan penjualnya, terdapat mitos yang masih dipegang hingga sekarang yakni pembeli dilarang mengambil lepek atau piring tatakan saat penjual menyerahkan satu mangkuk minuman tersebut.

Ketika lepek atau tatakan tadi terambil oleh si pembeli, maka ia wajib menikahi penjual dawet itu. Walau demikian, Ita menyebut bahwa cerita tersebut merupakan mitos yang telah beredar turun temurun.

Hal ini juga terkait dengan para penjualnya yang kebanyakan merupakan kaum wanita dan biasanya melarang pembeli terlebih kaum pria untuk menarik tatakan atau lepek tadi.

“Kalau yang soal mitos lepek itu, kan cuma cerita dari turun temurun, dan itu tidak benar,” katanya.

Jadi Cerita untuk Menarik Pelanggan

dawet jabung khas ponorogo

Ita, saat meracik satu porsi Dawet Jabung

©2022 Nurul Diva Kautsar/ Merdeka.com

Lebih lanjut dikatakan Ita bahwa cerita tersebut berkembang untuk menarik minat para pelanggan yang sudah ada sejak generasi awal penjualnya.

“Tapi kalau ada yang dilepas lepeknya, mungkin itu penjualnya sudah bersedia dilamar atas kesepakatan  tertentu orang. Karena belum tentu semuanya mau dilamar, makanya ini dibilangnya sebagai mitos,” kata dia.

Selain dawet, di warung Dawet Jabung Mbak Yuna juga tersedia berbagai gorengan, salah satunya Lentho yang juga khas dan cocok dinikmati bersama dawet jabung dengan rasa gurih dan sedikit pedas. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP