Covid-19 Intai Semua Usia, Pemkot Surabaya Minta Vaksinasi Anak ke Kemenkes
Merdeka.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengajukan pemberian vaksinasi anak ke Kementerian Kesehatan.
Menurut keterangan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, saat ini vaksinasi pada anak usia 12-17 tahun di Kota Pahlawan belum bisa dilakukan. Pasalnya, Pemkot Surabaya masih menunggu kedatangan vaksin.
"Kita belum dapat, tapi kita sudah minta (mengajukan). Kalau sudah dapat ya kita langsung gunakan. Surat sudah diminta ke sana (pemerintah pusat), tapi (vaksin) belum dikirimkan," ungkap Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya, Jumat (2/7/2021).
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Mengapa vaksinasi penting untuk JE? Terkait dengan program pemerintah, Mei sepakat dengan pentingnya pelaksanaan vaksinasi yang menyasar anak usia 9 bulan hingga 15 tahun.
Pengajuan Vaksin
Jumlah permintaan vaksin anak yang diajukan ke Kementerian Kesehatan merujuk pada data yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya.
"Pengajuan sejumlah anak se-Surabaya. Seperti minta vaksin kan sebanyak-banyaknya. Tapi tergantung juga dari sana (pemerintah pusat) turunnya berapa," lanjut politikus PDI Perjuangan itu, dikutip dari liputan6.com.
Pelaksanaan Vaksinasi Anak
©2021 Merdeka.com/Imam Buhori
Sementara itu, sistem pendaftaran vaksinasi anak akan berbeda dengan vaksinasi untuk usia di atas 18 tahun. Merujuk pada data yang dimiliki Dispendukcapil mengenai nama hingga tempat tinggal anak usia 12-17 tahun, maka pelaksanaan vaksinasi akan dilakukan di tingkat kelurahan.
Apabila vaksin untuk anak usia 12-17 tahun sudah datang, Pemkot Surabaya akan menyebarnya ke seluruh kelurahan. Masing-masing kelurahan diwajibkan membuat satuan tugas untuk menjadi vaksinator.
"Nanti disebar ke kelurahan. Kelurahan yang membentuk kayak satgas untuk disuntik vaksin. Tapi sambil menunggu vaksin ada dulu," tandasnya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaVaksin HPV diberikan untuk melindungi diri dari inveksi HPV yang merupakan penyebab kanker serviks.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaTercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca Selengkapnya