3 Hal Menakjubkan yang Hanya Bisa Dijumpai di Pulau Bawean Jawa Timur

Merdeka.com - Selain Pulau Madura, pulau Bawean merupakan salah satu pulau yang terkenal di Jawa Timur. Secara administratif pulau ini merupakan bagian dari Kabupaten Gresik. Letaknya sekitar 120 kilometer di utara pusat Kabupaten Gresik. Pulau Bawean merupakan bagian dari Kepulauan Sunda Besar.

Pulau ini hanya terdiri dari dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak. Mayoritas penduduknya merupakan suku Bawean, serta perpaduan dari suku Jawa, Madura, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Masyarakat Pulau Bawean sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Sementara bahasa yang banyak dituturkan adalah Bahasa Bawean. Bahasa ini memiliki kemiripan dengan Bahasa Madura. Kemiripan itu bisa diibaratkan dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia.

Sebagai sebuah pulau, Bawean memiliki banyak keunikan yang tidak bisa dijumpai di daerah lain. Merdeka.com menghimpun hal-hal menarik yang hanya bisa dijumpai di Pulau Bawean.

Batu dan Buah Asli Bawean

2020 Merdeka.com

Pulau Bawean terkenal sebagai penghasil batu onyx berkualitas tinggi. Batu onyx merupakan sejenis marmer yang biasanya digunakan untuk lantai maupun hiasan. Batu onyx dari Pulau Bawean dikenal keunggulannya karena memiliki banyak serat dan motif.Batu Onyx Bawean ini digunakan sebagai bahan baku hiasan, mulai dari guci, vandel, patung, dan lain sebagainya.

Di pulau ini juga ada buah yang khas yaitu Buah Merah. Buah Merah yang ada di Pulau Bawean ini tidak bisa ditemukan di daerah lain. Buah Merah Bawean ini juga berbeda dengan Buah Merah dari Papua.

2020 Merdeka.com/beritabawean.com

Musim berbuah pohon ini antara April sampai Agustus. Buah Merah asal Bawean memiliki rasa yang manis dan lezat. Ada dua jenis Buah Merah yaitu Buah Merah yang berwarna merah dan Buah Merah Mentega yang berwarna kuning.

Rusa Bawean Tergolong Spesies Langka

2020 Merdeka.com/inigresik.com

Selain pohon Buah Merah, ada juga spesies rusa Axis Kuhli yang hanya bisa ditemukan di Pulau Bawean. Hewan endemik ini juga dikenal dengan nama Rusa Bawean (Bawean Deer). Spesies ini tergolong langka. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) bahkan mengklasifikasikan Rusa Bawean sebagai salah satu spesies yang terancam punah.

Rusa Bawean yang berkelamin jantan memiliki tinggi sekitar 60-70 cm, dengan panjang ekor mencapai 20 cm. Berat rusa usia dewasa sekitar 50-60 kg. Rusa pejantan memiliki tanduk bercabang tiga yang bisa tumbuh sampai dengan panjang 25-47 cm. Fungsi tanduk ini untuk memenangkan betina ketika mereka kawin.

Populasi Rusa Bawean di alam bebas tersisa sekitar 300 ekor. Rusa ini biasanya hidup dalam kelompok kecil yang terdiri dari rusa betina dan anaknya. Atau bisa juga terdiri dari rusa jantan yang mengikuti rusa betina untuk keperluan kawin. Rusa Bawean termasuk hewan nokturnal yang aktif mencari makan di malam hari.

Batu Onxy Berkualitas Tinggi

2020 Merdeka.com

Pulau Bawean terkenal sebagai penghasil batu onyx berkualitas tinggi. Batu onyx merupakan sejenis marmer yang biasanya digunakan untuk lantai maupun hiasan.

Batu onyx dari Pulau Bawean dikenal keunggulannya karena memiliki banyak serat dan motif. Batu Onyx Bawean ini digunakan sebagai bahan baku hiasan, mulai dari guci, vandel, patung, dan lain sebagainya.

Buah Khas Bawean

Di pulau ini juga ada buah yang khas yaitu Buah Merah. Buah Merah yang ada di Pulau Bawean ini tidak bisa ditemukan di daerah lain. Buah Merah Bawean ini juga berbeda dengan Buah Merah dari Papua.

2020 Merdeka.com/beritabawean.com

Musim berbuah pohon ini antara April sampai Agustus. Buah Merah asal Bawean memiliki rasa yang manis dan lezat. Ada dua jenis Buah Merah yaitu Buah Merah yang berwarna merah dan Buah Merah Mentega yang berwarna kuning.

Rusa Bawean

2020 Merdeka.com/inigresik.com

Selain pohon Buah Merah, ada juga spesies rusa Axis Kuhli yang hanya bisa ditemukan di Pulau Bawean. Hewan endemik ini juga dikenal dengan nama Rusa Bawean (Bawean Deer).

Spesies ini tergolong langka. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) bahkan mengklasifikasikan Rusa Bawean sebagai salah satu spesies yang terancam punah.

Rusa Bawean yang berkelamin jantan memiliki tinggi sekitar 60-70 cm, dengan panjang ekor mencapai 20 cm. Berat rusa usia dewasa sekitar 50-60 kg. Rusa pejantan memiliki tanduk bercabang tiga yang bisa tumbuh sampai dengan panjang 25-47 cm. Fungsi tanduk ini untuk memenangkan betina ketika mereka kawin.

Populasi Rusa Bawean di alam bebas tersisa sekitar 300 ekor. Rusa ini biasanya hidup dalam kelompok kecil yang terdiri dari rusa betina dan anaknya. Atau bisa juga terdiri dari rusa jantan yang mengikuti rusa betina untuk keperluan kawin. Rusa Bawean termasuk hewan nokturnal yang aktif mencari makan di malam hari. (mdk/rka)