Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Yang Perlu Diketahui dan Cara Menanganinya
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menekankan perlunya percepatan program vaksinasi Covid-19. Ia menargetkan jumlah penerima vaksin dikebut hingga 1 juta peserta per hari mulai bulan Juli. Hal ini diharapkan bisa memutus rantai penyebaran Covid-19 yang kini kembali melonjak kasusnya.
Pasca vaksinasi Covid-19, sejumlah masyarakat melaporkan adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). KIPI merupakan reaksi medis yang muncul setelah vaksin disuntikkan ke tubuh.
Lazimnya imunisasi, efek samping juga kerap dirasakan setelah beberapa jam disuntikkan ke penerima vaksin. KIPI bisa berupa gejala ringan, seperti rasa tidak enak badan, demam, lelah, mengantuk, mual dan lapar. Selain itu juga bisa gejala yang berat, seperti reaksi alergi hebat yang menyebabkan sesak napas.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin cacar api bekerja? Zostavax adalah vaksin cacar api generasi pertama yang telah digunakan sejak 2006. Vaksin ini menggunakan virus varicella-zoster yang dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
-
Bagaimana vaksin polio bekerja? Vaksin polio bekerja dengan merangsang produksi antibodi dalam tubuh, yang kemudian melawan virus polio jika terjadi infeksi. Dalam proses ini, vaksin melibatkan pemberian poliovirus yang sudah dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
Satgas Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan mencatat sejauh ini belum muncul efek samping berbahaya dari suntik vaksin Covid-19. Gejala Covid-19 akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Berikut ini beberapa cara mengatasi efek samping vaksin Covid-19 seperti dilansir dari situs Covid19.co.id:
1. Kompres dengan air dingin di area suntikan jika terasa nyeri atau bengkak atau kemerahan.
2. Jika demam, bisa dengan kompres atau mandi dengan air hangat, perbanyak minum air putih, dan istirahat, serta minum obat penurun demam bila perlu.
3. Jika terjadi efek samping suntik Covid-19 atau KIPI yang lebih berat dari biasanya, catat reaksi atau keluhan yang dialami dan laporkan pada petugas atau fasilitas layanan kesehatan, kontak yang tertera pada kartu vaksinasi. Ikuti petunjuk yang telah diberikan oleh petugas.
4. Selain itu, laporkan KIPI atau efek samping Covid-19 ke https://keamananvaksin.kemkes.go.id
Reporter:Azizta Laksa Mahardikengrat (mdk/snw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaMunculnya kasus Mpox bukan disebabkan oleh adanya vaksinasi Covid-19 seperti sejumlah hoax yang beredar.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca Selengkapnya