Intip Bisnis Jadah Ala Setianingsih, Bikin Kue Tradisional Diminati Banyak Orang

Merdeka.com - Para wisatawan yang berkunjung ke Kediri, Jawa Timur sebaiknya tidak melewatkan kesempatan mencicipi jadah. Kue tradisional itu kerap diburu para penggemar kuliner tradisional.
Jajanan yang sering disajikan dalam acara-acara khusus ini memiliki beragam sebutan. Selain jadah, ada juga yang menyebutnya dengan istilah tetel atau uli ketan. Kue ini digemari berbagai kalangan karena rasanya gurih. Saat menikmatinya, banyak orang yang tidak bisa berhenti mencomotnya.
Mulai Bisnis
©2021 Merdeka.com/diahdidi.com
Di Kediri, kue tradisional ini bisa diperoleh dengan mudah. Indah Setianingsih, warga Kelurahan Semampir, Kota Kediri menjadi salah satu orang yang membuat kue ini.
Ide membuat kue tradisional ini bermula ketika ia mendengarkan cerita anaknya saat berwisata. Berbekal pengalamannya di dunia kuliner selama 15 tahun terakhir, ia nekat membuat kue tradisional itu.
"Saya punya catering (jasa boga) lama. Kalau catering 15 tahun nasi kotak dan untuk prasmanan. Dan saya aplikasikan sendiri. Jadah tempe bacem," ujar Indah, dikutip dari Liputan6.com (15/2/2021).
Bermula saat Pandemi
Indah memulai bisnis jadah tempe sejak empat bulan lalu, yakni di tengah masa pandemi Covid-19. Jadah tempe bacem buatan Indah diminati banyak konsumen.
Awalnya, Indah membutuhkan ketan untuk bahan baku membuat jadah sekitar 3,5 kilogram per harinya. Namun, seiring bertambahnya waktu pesanan yang didapat bertambah banyak. Kini, Indah bisa mengolah 8,5 kilogram ketan per hari.
Kini, jadah buatan Indah memiliki beragam varian. Selain original dan jadah bacem, ada juga jadah bakar madu, jadah bakar enten-enten, tape ketan, serta jadah goreng. Di antara semua varian itu, yang paling banyak dipesan ialah tempe bacem.
Penjualan
©2016 Merdeka.com
Indah menjual produk-produknya dengan memanfaatkan media sosial dan dari mulut ke mulut. Berbagai promosi yang dilakukan terbukti meningkatkan pesanan yang ia terima setiap hari.
Harga jual jadah buatan Indah pun relative terjangkau. Satu besek jadah bacem dibanderol seharga Rp20 ribu, sedangkan jadah campur dijual seharga Rp25ribu. Sedangkan untuk satu besek jadah original dengan berat 500 gram dibanderol dengan harga Rp18 ribu.
Di tengah pandemi, pesanan yang didapat Indah semakin banyak. Ia juga bersyukur karena di masa pandemi usahanya tetap berjalan.
"Selama pandemi justru menguntungkan. Lewat daring banyak yang dari luar kota ingin mencicipi," imbuhnya.
Proses Produksi
Menurut Indah, membuat jadah bukanlah hal sulit. Awalnya, beras ketan direndam. Setelah lebih dari tiga jam, beras ketan ditiriskan lalu dikukus. Ketika hampir matang, beras ketan dicampur kelapa muda yang sebelumnya sudah diberi garam.
Jika semua sudah tercampur rata, ketan kembali dikukus hingga matang. Selanjutnya dibentuk sedemikian rupa. Jadilah jadah yang gurih dan pulen.
Sementara itu, jika ingin membuat jadah tempe bacem, diperlukan untuk mengolah tempe bacem. Jadah yang sudah matang kemudian dipotong sesuai ukuran, lalu di tengahnya diletakkan tempe bacem. Selanjutnya, jadah tempe bacem dibungkus dengan daun pisang.
Selain memiliki cita rasa gurih, daun pisang yang digunakan untuk membungkus jadah tempe bacem juga mengeluarkan bau harum yang khas. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya