Jenis Penyakit Hati dalam Islam yang Patut Diwaspadai, Jauhkan Diri Secepatnya
Merdeka.com - Saat menyebut atau membahas mengenai penyakit hati dalam perspektif Islam, biasanya yang dimaksud bukanlah penyakit hati jasmaniah seperti penyakit hepatitis, liver, sirosis, dan sebagainya.
Dalam Islam, penyakit hati memiliki dua makna. Yang dimaksud dengan penyakit hati dalam Islam lebih kepada kerusakan pandangan dan keinginan seseorang terhadap realita atau kebenaran yang ada di hadapannya.
Baca juga: Ujub Adalah Salah Satu Penyakit Hati Pahami Cara Mengobatinya
-
Kenapa serakah bisa dianggap penyakit hati? Serakah bukan hanya sekadar sifat negatif, tetapi juga dapat dianggap sebagai penyakit hati yang mampu menjangkiti siapa saja.
-
Apa saja jenis kelainan pembuluh darah yang menyebabkan stroke? Kelainan yang dapat menyebabkan kondisi ini sama dengan apa yang terjadi pada penyakit Takayasu Arteritis dan moyamoya. Takayasu adalah kondisi dimana pembuluh darah pada otak menyempit atau buntu. Sementara moyamoya adalah penyempitan pembuluh darah pada area leher menuju otak.
-
Apa saja jenis penyakit keturunan? Ada tiga jenis penyakit keturunan, yaitu Penyakit Monogenik, Penyakit Multifaktorial, dan Penyakit Kromosom.
-
Penyebab apa dari serangan jantung? Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung terhambat, umumnya disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner akibat penumpukan plak kolesterol. Jika tidak segera ditangani, jaringan jantung yang kekurangan oksigen dapat mati, menyebabkan henti jantung mendadak.
-
Apa jenis penyakit otot yang menyerang jantung? Cardiomyopathy adalah penyakit yang memengaruhi otot jantung. Jenis penyakit otot ini membuat jantung membesar, menebal, dan/atau kaku secara tidak normal. Hal ini mempersulit otot jantung untuk memompa darah secara efisien, menyebabkan gagal jantung.
-
Apa itu Penyakit Jantung Koroner? Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi akibat penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner, yang merupakan jalur utama untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi ke otot jantung.
Menurut al-Ghazali, melansir dari Jurnal Bimbingan Konseling Islam, istilah kalbu yang menunjuk kepada jantung atau hati (heart) dapat bermakna hati fisik (jasmaniah) yang menjadi pusat peredaran darah dan hati spiritual (batiniah) yang menjadi pusat perasaan, dalam arti perasaan halus (lathifah).
Hati spiritual menunjuk kepada keadaan bolak balik dalam menentukan keputusan, memelihara jiwa dengan memberikan cahaya dan kearifan. Hati fisik sangat besar pengaruhnya pada kesehatan badan dan hati spiritual besar pengaruhnya pada kesehatan jiwa.
Keduanya tidak dapat dipisahkan. Penyakit hati yang berasal dari ranah spiritual ini pun bermacam-macam. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai penyakit hati dalam Islam mulai dari pengertian, sebab, hingga jenis-jenisnya yang patut Anda ketahui.
Penyebab Penyakit Hati dalam Islam
“Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam Keadaan kafir.” (QS. At-Taubah [9] : 125)
Sakitnya hati merupakan kerusakan yang menimpanya, yang merusak pandangan dan keinginannya terhadap kebenaran. Seseorang yang berpenyakit hati tidak melihat kebenaran sebagai kebenaran, mengutip Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam buku Thibbul Qulub: Klinik penyakit Hati.
Mereka cenderung melihatnya sebagai sesuatu yang tidak sesuai dari hakikat sebenarnya atau pengetahuannya tentang kebenaran menjadi berkurang dan merusak keinginannya terhadapnya, sehingga ia membenci kebenaran yang bermanfaat atau mencintai kebatilan yang membahayakan.
Abdul Aziz dalam bukunya yang berjudul Kesehatan Jiwa: Kajian Korelatif Pemikiran Ibnu Qayyim dan Psikologi Modern membagi empat faktor penyebab gangguan jiwa, yaitu:
Muhammad Asy-Syanawi mengatakan bahwa sebenarnya manusia tidak akan terganggu dengan adanya nilai dan moral, seperti yang diungkapkan sebagian orang, melainkan perilaku akan terganggu jika manusia menjauh dari nilai dan moral.
Oleh karena itu, perilaku yang menyimpang dari tujuan dan tugas utamanya merupakan sumber gangguan yang bermuara pada sikap menjauhi agama dan ajaran-ajarannya. Seseorang yang diserang penyakit hati kepribadiannya cenderung terganggu, menyebabkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan wajar dan tidak sanggup memahami problemanya.
Seringkali, orang yang sakit jiwa tidak merasa bahwa dirinya sakit, sebaliknya ia menganggap dirinya normal, bahkan lebih baik, lebih unggul, dan lebih penting dari yang lain.
Penyakit Hati dalam Perspektif Islam
Dalam perspektif Islam, penyakit hati seringkali diidentikkan dengan beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela (al-akhlaq al-mazmumah), seperti dengki, iri hati, arogan, emosional dan sejenisnya.
Mengutip Dr. HM. Zainuddin, MA dalam Penyakit Hati dan Cara Pengobatannya, Hasan Muhammad as-Syarqawi dalam kitabnya Nahw ‘Ilmiah Nafsi membagi penyakit hati dalam sembilan bagian, yaitu:
Beberapa sifat tercela di atas memiliki relevansi dengan penyakit jiwa. Sebab, dalam kesehatan mental (mental hygiene) sifat-sifat tersebut merupakan indikasi dari penyakit kejiwaan manusia (psychoses). Jadi, biasanya para penderitanya memiliki salah satu sifat-sifat buruk tersebut sebagai tanda bahwa ia memang sedang sakit jiwa.
Jenis Penyakit Hati dalam Islam
Menurut pemikir-pemikir Islam, jenis penyakit hati antara lain berbentuk riya, hasad, dengki, rakus, was-was, tamak dan sebagainya. Berikut beberapa penjelasan mengenai jenis penyakit hati dalam Islam, mengutip Syaikh Ahmad Farid dalam buku Manajemen Qalbu Ulama Salaf:
1. Riya
Penyakit hati dalam Islam yang pertama adalah riya. Dalam penyakit riya, terdapat unsur penipuan terhadap diri sendiri dan juga orang lain, karena pada hakikatnya ia mengungkapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Dalam riya, terdapat unsur kepura-puraan, munafik, seluruh tingkah-lakunya cenderung mengharap pujian orang lain, senang kepada kebesaran dan kekuasaan. Sifat ini digambarkan dalam al-Qur’an surat an-Nisa’:142 dan at-Taubah:67 dan juga hadits Nabi: "Yang paling aku kuatirkan terhadap umatku adalah riya’ dan syahwat yang tersembunyi".
Riya ada yang jelas dan ada yang samar. Riya yang jelas adalah riya yang menjadi pemicu dan pendorong bagi seseorang untuk mengerjakan sesuatu, meskipun ia juga mengharapkan pahala.
Sedangkan riya yang samar adalah riya yang tidak menjadi pendorong seseorang untuk berbuat, selain membuat pekerjaan yang ditunjukan untuk meraih ridha Allah terasa ringan. Misalnya, orang biasa sholat tahajud setiap malam dan terasa berat, tetapi ketika ada tamu di rumahnya ia menjadi giat salat tahajud dan terasa ringan.
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya” (QS. Al-Maa‟uun [107] : 4-6)
2. Sombong
Penyakit hati dalam Islam yang kedua adalah sombong. Sombong merupakan penyakit hati yang sangat buruk. Orang yang sombong enggan menerima kebenaran, menolaknya dan memandang rendah terhadapnya. Dan hal itu terjadi karena adanya perasaan tinggi hati dan agung (sombong).
Ada beberapa ayat yang membicarakan penyakit sombong, salah satunya dalam surat al-A'raf ayat 136:
“Kemudian Kami menghukum mereka, Maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu.” (QS. Al-A‟raf [7]: 136).
Adapun hal-hal yang di sombongkan biasanya antara lain; menyombongkan ilmu pengetahuan, status sosial dan nasab, kekayaan, menyombongkan pengikut, pendukung dan golongan.
Kesombongan bisa terjadi pada gerak-gerik seseorang seperti memalingkan muka, memandang sebelah mata (sinis) atau pada ucapannya hingga suara dan nada bicaranya. Kesombongan tidak bisa hilang hanya dengan angan-angan, melainkan dengan proses pengobatan yang membutuhkan dua tahap.
Tahap pertama, cara mengatasinya harus dilakukan secara ilmiah dan praktis secara simultan. Pengobatan secara ilmiah dilakukan dengan mengenali diri sendiri dan mengenali sifat-sifat rabbnya. Tahap kedua, yaitu mengusir gejala sombong yang tiba-tiba muncul akibat hal-hal yang bisa memicu kesombongan.
3. Ujub atau Bangga Hati
Penyakit hati dalam Islam yang ketiga adalah ujub atau bangga hati. Ketahuilah bahwa ujub atau bangga hati adalah perbuatan yang dicela di dalam kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. seperti dalam firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)” (QS. al-Baqarah [2]: 264).
Menyebut-nyebut adalah akibat dari sikap menganggap besar amal perbuatan dan itu termasuk ujub. Ujub dapat menyeret kepada sifat sombong. Orang yang memiliki sifat ujub tertipu dengan diri dan pendapatnya sendiri, merasa aman dari siksa Allah, merasa memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan tidak mau mendengar nasihat atau petuah dari orang lain.
Hal ini dapat membawa kehancuran yang nyata. Manusia hendaknya memohon kepada Allah agar diberi pertolongan yang baik untuk taat kepada-Nya. Maka obatnya adalah pengetahuan yang bisa melawan ketidaktahuan tersebut.
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. an-Nisa‟ [4]: 79).
4. Iri Hati dan Dengki
Penyakit hati dalam Islam yang ke empat adalah iri hati dan dengki. Iri hati dan dengki adalah gejala-gejala luar yang kadang menunjukkan perasaan dalam hati. Namun, gejala-gejala tersebut tidak mudah untuk diketahui karena seseorang akan berusaha semaksimal mungkin menyembunyikannya.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa rasa iri muncul akibat kegagalan seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Oleh sebab itu, emosi ini sangat kompleks dan pada dasarnya terdiri atas rasa ingin memiliki. Meski demikian, tidak benar juga mengumpamakan rasa iri sebagai kumpulan dari rasa marah, rasa ingin memiliki dan rasa rendah diri. Iri dan dengki memiliki karakteristiknya sendiri.
Dan di antara gejala-gejala yang nampak adalah marah dengan segala bentuknya mulai dari memukul, mencela, menghina, membuka rahasia orang lain, dan seterusnya. As-Syarqawi mejelaskan bahwa emosi ini secara garis besar diklasifikasikan menjadi dua macam, yakni:
- Iri yang melahirkan kompetisi sehat (al-munafasah);
- Iri yang melahirkan kompetisi tidak sehat (al-hiqd wal hasad).
Iri yang pertama merupakan kompetisi sehat untuk meniru hal-hal positif yang dimiliki orang lain tanpa didasari oleh niat jahat dalam rangka fastabiqul khairat. Iri dalam jenis ini merupakan sesuatu yang diharuskan bagi setiap muslim berdasarkan firman Allah:
“Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukannya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan”. (Q.S. al-Maidah: 48).
Sementara, iri yang kedua lebih didasarkan oleh rasa benci terhadap apa-apa yang dimiliki oleh orang lain, baik yang berkaitan dengan materi maupun yang berhubungan dengan jabatan/kedudukan. Iri jenis ini, menurut As-Syarqawi cenderung memunculkan sikap antipati dan bahkan melahirkan sikap permusuhan terhadap orang lain. Kemunculannya lebih disebabkan oleh rasa sombong, bangga, riya, dan rasa takut kehilangan kedudukan. (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara menghadapai orang yang iri menurut Islam ini bisa disimak. Iri hati atau hasad dipandang sebagai penyakit hati.
Baca SelengkapnyaAda beberapa cara menghindari sifat hasad dan iri.
Baca SelengkapnyaPenyakit ain berkaitan dengan rasa iri dengki, yang berawal dari pandangan mata.
Baca SelengkapnyaPenyakit ain dapat terjadi siapa saja, sehingga perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaSetiap umat muslim dianjurkan untuk mengendalikan nafsu agar tidak berbuat dosa dan melanggar agama.
Baca SelengkapnyaPenyakit liver merupakan istilah umum untuk menyebut segala kondisi yang mempengaruhi kesehatan hati. Yuk, simak tanda-tanda dan gejala penyakit liver!
Baca SelengkapnyaPenting bagi seorang muslim untuk dapat mengelola hati dan perasaan dengan baik agar terhindar dari penyakit hati.
Baca SelengkapnyaRihul ahmar atau penyakit angin duduk ternyata bisa disembuhkan lewat doa yang diajarkan Rasulullah SAW ini.
Baca SelengkapnyaDoa terhindar dari penyakit berbahaya ini bisa dibaca dan diamalkan oleh umat Muslim.
Baca SelengkapnyaSelingkuh adalah perbuatan yang dilarang dan dikecam dalam Islam.
Baca SelengkapnyaSakit dianggap sebagai salah satu ujian yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya.
Baca SelengkapnyaUmat muslim dianjurkan untuk selalu memohon perlindungan dari hawa nafsu yang menyesatkan. Berikut cara mengendalikan hawa nafsu dalam Islam.
Baca Selengkapnya