Kenali Zat Aditif pada Makanan yang Biasa Digunakan, Ketahui Syarat Penggunaannya
Merdeka.com - Zat aditif pada makanan telah digunakan secara umum sejak zaman dulu. Zat aditif adalah zat kimia yang ditambahkan ke produk makanan dengan tujuan penggunaannya untuk menjaga makanan agar tetap segar serta meningkatkan warna, aroma, dan teksturnya.
Semua zat yang dicampurkan ke produk makanan selama proses pengolahannya, penyimpanannya, dan pengemasannya disebut sebagai zat aditif pada makanan. Penggunaan zat aditif saat ini semakin meningkat seiring banyaknya produk makanan kemasan atau produk olahan kemas praktis yang dikonsumsi oleh masyarakat modern.
Berikut penjelasan selengkapnya mengenai pengertian serta penggunaan zat aditif pada makanan yang menarik untuk Anda ketahui, dilansir dari berbagai sumber.
-
Apa saja pengawet makanan alami? Selain pengawet buatan yang sering ada di makanan kemasan, ada juga pengawet makanan alami yang lebih sehat. Mereka membantu melawan pembusukan makanan akibat mikroba seperti jamur, ragi, dan bakteri.
-
Apa itu zat pengawet makanan? Pengawet makanan adalah bahan kimia yang ditambahkan ke produk makanan untuk memperpanjang umur simpan, mencegah pertumbuhan mikroorganisme, dan mempertahankan kualitas produk.
-
Mengapa zat pengawet makanan sering dipertimbangkan? Namun, penggunaan zat pengawet makanan sering kali mendapatkan perhatian dan kontroversi karena kekhawatiran tentang dampak kesehatan jangka panjang.
-
Bagaimana zat pengawet makanan bekerja? Ini efektif dalam menarik kelembaban dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
-
Bagaimana mengenali jajanan dengan bahan pengawet? Bahan pengawet berbahaya seperti boraks atau formalin sering kali digunakan untuk memperpanjang umur simpan jajanan.
-
Siapa yang mengkonsumsi zat pengawet makanan? Beberapa zat pengawet tersebut juga sering dijumpai di dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Mengenal Apa Itu Zat Aditif pada Makanan
Zat aditif adalah bahan tambahan yang memiliki peran penting untuk meningkatkan mutu sebuah produk agar mampu bersaing di pasaran. Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada makanan dewasa ini semakin meningkat, terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensintesis bahan kimia baru yang lebih praktis, lebih murah, dan lebih mudah diperoleh.
Menurut pasal 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, nomor 235/Men.Kes/Per/VI/79, Zat aditif adalah zat tamzat pada zat pangan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi pengasaman atau penguraian terhadap zat pangan yang disebabkan oleh jasad renik.
Sejak dulu, zat aditif telah digunakan oleh masyarakat untuk mengawetkan makanannya. Pada awalnya zat aditif ini berasal dari bahan-bahan alami. Namun seiring waktu berjalan, penggunaan bahan-bahan tersebut mengalami perubahan, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan buatan.
Zat aditif atau food additives adalah senyawa (atau campuran berbagai senyawa) yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan dan/atau penyimpanan, dan bukan merupakan bahan (ingredient) utama.
Bahan buatan pada umumnya merupakan bahan kimia. Penambahan bahan pangan baik alami maupun buatan ini disebut juga dengan zat aditif atau dengan istilah lain dikenal dengan Bahan Tambahan Pangan (BTP). Dan, penggunaan bahan tambahan makanan dalam produk pangan yang tidak mempunyai resiko negatif terhadap kesehatan dapat dibenarkan.
Syarat Penggunaan Zat Aditif pada Makanan
Dalam Permenkes Nomor 033 tahun 2012 tentang zat aditif dinyatakan bahwa zat aditif yang digunakan dalam pangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Zat aditif tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi secara langsung dan/atau tidak diperlakukan sebagai bahan baku pangan.
2) Zat aditif dapat mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang sengaja ditambahkan ke dalam pangan untuk tujuan teknologis pada pembuatan, pengolahan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan dan atau pengangkutan pangan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat pangan tersebut, baik secara langsung atau tidak langsung.
3) Zat aditif tidak termasuk cemaran atau bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai gizi.
Berdasarkan fungsinya, jenis zat aditif pada makanan yang boleh digunakan terdiri dari pemberi aroma, penyedap rasa, pengembang, pemutih, pematang tepung, zat pemucat, zat pengasam, antioksidan, pengawet, termasuk pemanis dan pewarna (Karunia, 2013) mengutip jurnal.unimed.ac.id.
Manfaat Zat Aditif pada Makanan
Zat aditif pada makanan tidak akan pernah bisa dihindari penggunaannya karena dalam beberapa hal, zat ini memang dibutuhkan. Tidak semua bahan tambahan pangan berbahaya atau tidak bernilai gizi, beberapa di antaranya malah berguna bagi tubuh karena mengandung vitamin atau dapat mencegah kanker.
Pengetahuan yang memadai tentang zat aditif pada makanan akan membantu dalam mengonsumsi/memilih bahan makanan atau minuman yang aman. Zat aditif secara umum bermanfaat untuk mencegah dekomposisi zat pangan yang disebabkan oleh mikroba dan menghambat pertumbuhan serta aktivitas mikroba, yaitu dengan merusakkan membran sel atau dinding sel mikroba tersebut dan menurunkan aktivitas enzim.
Jadi, zat aditif pada dasarnya digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang mungkin terdapat dalam zat pangan. Penambahan zat aditif pada makanan dilakukan dengan pemberian dosis seminimal mungkin namun cukup efektif untuk menghambat pertumbuhan mikroba (Soemanto, 1986). (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, acesulfame potassium, sorbitol, dan neotam adalah beberapa contoh pemanis buatan yang sering hadir dalam produk makanan.
Baca SelengkapnyaTambahan pemanis pada susu ikan masih boleh dilakukan asal tidak berlebihan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum 8 zat pengawet makanan yang boleh dikonsumsi dengan aman.
Baca SelengkapnyaFungsi baking powder & baking soda kerap dimanfaatkan dalam pembuatan makanan, terutama kue. Meskipun sering disebut dengan nama yang mirip, keduanya berbeda.
Baca SelengkapnyaGaram adalah jenis bumbu yang selalu ditambahkan dalam berbagai masakan.
Baca SelengkapnyaMeski beberapa pengawet makanan diijinkan, namun perlu bijak dalam mengonsumsinya, karena jika terlalu berlebihan akan merusak kesehatan.
Baca SelengkapnyaMaltodekstrin, meskipun memiliki fungsi yang bermanfaat, dapat memiliki dampak negatif terutama pada kesehatan pencernaan anak-anak.
Baca SelengkapnyaUntuk membuat makanan tetap tahan lama, kita tidak selalu harus bergantung pada bahan kimia. Sejumlah bahan alami di dapur dapat menjadi pengawet yang efektif.
Baca SelengkapnyaSejumlah makanan yang sering kita anggap sehat ternyata tidak memiliki manfaat sehebat yang kita perkirakan.
Baca Selengkapnya