Potret Tabing Tongkok, Ratusan Rumah Unik Hanya Ada di Lereng Gunung Putri Situbondo

Merdeka.com - Desa Patemon di Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur memiliki sejumlah keunikan yang tidak dimiliki daerah lain. Desa yang terletak di kawasan perbukitan lereng Gunung Putri itu dikenal sebagai lokasi ditemukannya situs-situs prasejarah zaman megalitikum.

Selain keberadaan situs-situs prasejarah zaman megalitikum, yang tak kalah mencuri perhatian adalah rumah-rumah warga yang memiliki arsitektur khusus. Mereka menyebut rumah tersebut tabing tongkok.

Rumah berbahan kayu dengan ruang tamu semi terbuka. Ukiran khas menghiasi bagian tabing tongkok (depan) dan tabing tengah (pembatas ruang tamu dan ruang berikutnya yang biasa difungsikan sebagai kamar tidur).

Ratusan Rumah

Pada tahun 2019 lalu, rumah-rumah tabing tongkok di Desa Patemon mendapatkan bantuan rehabilitasi dari pemerintah melalui program Rumah Tinggal Layak Huni (RTLH). Berdasarkan data Pemerintah Desa Patemon, saat itu rumah tabing tongkok berjumlah sekitar 117 rumah.

Warga setempat tetap teguh berpendirian bahwasanya model rumah tabing tongkok yang merupakan budaya turun-temurun harus tetap dipertahankan, seperti dikutip dari akun Instagram @situbondoinfo, Selasa (24/1/2023).

Hal ini membuat program RTLH dengan tawaran mengubah bentuk rumah tidak diterima di kalangan masyarakat Desa Patemon. Uniknya, pemerintah dan warga kemudian menyepakati jalan tengah yakni dengan merehabilitasi rumah tabing tongkok tanpa mengubah bentuknya.

Desa Wisata

Desa Patemon dapat dikatakan sebagai pelopor gerakan wisata desa di Kabupaten Situbondo. Wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut cukup banyak, baik dari Kabupaten Situbondo maupun dari daerah lain. Selain itu, banyak juga orang yang berkunjung ke Desa Megalitik itu untuk melakukan penelitian.

Merepons hal tersebut, rumah-rumah tabing tongkok yang berada di Dusun Ngabinan, Desa Patemon banyak yang difungsikan sebagai homestay. Tamu yang datang dan menginap di homestay berbaur dengan pemilik rumah. Mereka dapat menyaksikan langsung aktivitas warga di ladang, memasak dengan kayu bakar dan tungku tanah, makan di dapur tradisional dengan menu masakan khas pedesaan.

Jika beruntung, para tamu bisa menyaksikan dan turut serta dalam tradisi gotong royong warga kampung untuk membangun rumah atau saat memulai tanam dan panen di ladang. Tradisi gotong royong semacam itu biasa disebut kajhegen. (mdk/rka)