4.135 Orang di Surabaya Berstatus ODR COVID-19, Ini 3 Fakta Terbarunya
Merdeka.com - Sebanyak 4.135 orang di Surabaya dinyatakan berstatus orang dengan risiko (ODR) terjangkit COVID-19. Hal ini disampaikan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya pada Sabtu (28/3), sebagaimana dikutip dari Antara.
Kepala Dinkes Kota Surabaya, drg. Febria Rachmanita menyatakan bahwa status ODR diberikan kepada orang-orang yang diketahui telah bepergian ke daerah terjangkit, namun kondisinya sehat.
Akan Ikuti Tes Cepat COVID-19
-
Siapa saja yang berisiko? Salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami sindrom ini adalah individu dengan jenis penyakit Parkinson yang dikenal sebagai sindrom corticobasal (CBS), di mana sekitar 30% dari mereka dapat mengalami AHS.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang rentan terkena? Penelitian juga menemukan bahwa sakit kepala cluster dapat bersifat genetik pada 5% orang.
-
Siapa yang berisiko terkena adenovirus? Setiap orang berpotensi terinfeksi adenovirus, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang tertular virus ini, yaitu:Berusia di bawah 5 tahun (balita). Anak-anak di usia ini lebih rentan karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna dan sering berinteraksi dengan orang lain yang mungkin terinfeksi.Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS, kanker, diabetes, atau penyakit autoimun. Orang-orang dengan kondisi ini lebih mudah mengalami infeksi yang serius atau komplikasi akibat adenovirus. Baru menjalani transplantasi organ. Orang-orang yang baru mendapatkan organ donor biasanya harus mengonsumsi obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh agar organ baru tidak ditolak. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi adenovirus.Tinggal atau menetap di lingkungan yang padat, kumuh, dan bersanitasi buruk. Orang-orang yang hidup di tempat seperti ini lebih sering terpapar virus melalui kontak dekat dengan orang yang sakit, droplet, atau benda yang terkontaminasi virus. Contoh tempat-tempat tersebut adalah asrama, barak militer, rumah sakit, panti jompo, atau tempat penitipan anak.
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Febria menyatakan bahwasanya orang-orang yang berstatus ODR akan diikutsertakan dalam tes cepat atau rapid test COVID-19. Pelaksaan tes cepat itu ialah untuk memastikan kondisi kesehatan sesungguhnya pada orang-orang yang statusnya ODR.
Sampai berita ini ditulis, Dinkes Surabaya telah menerima 620 alat tes cepat yang diterima dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Yayasan Tzu Chi Buddha. Dari Kemenkes, Dinkes Surabaya mendapat kuota 460 alat tes cepat. Sementara sisanya, sebanyak 160 alat tes cepat merupakan bantuan dari Yayasan Tzu Chi Buddha.
Fungsi Alat Tes Cepat COVID-19
2020 Merdeka.com
Dikutip dari Antara, alat tes cepat COVID-19 berfungsi untuk mendeteksi antibodi seseorang. Cara kerjanya melalui pengambilan darah dan serum darah yang diteteskan ke alat tersebut. Dari sampel darah dan serum darah itulah akan diketahui apakah seseorang positif atau negatif COVID-19.
Febria menjelaskan bahwa hasil tes menggunakan alat tes cepat atau rapid test bisa diketahui dalam hitungan jam setelah tes dilaksanakan.
Data Terbaru Kasus COVID-19 di Surabaya
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Sampai berita ini ditulis, ada 33 orang di Surabaya yang dinyatakan positif COVID-19. Sebanyak 31 orang merupakan warga Surabaya, sementara 2 orang lain berasal dari luar Kota Surabaya. Dari jumlah tersebut, ada 6 orang yang dinyatakan sembuh.
Sementara itu, orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19 di Surabaya ada 189 orang. Sebanyak 16 orang dinyatakan berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), sebagaimana disampaikan oleh Febria Rachmanita.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca Selengkapnya