Sederet Wisata Budaya dan Religi di Bojonegoro, Ada Petilasan Angling Dharma

Merdeka.com - Kabupaten Bojonegoro di Jawa Timur memiliki sejumlah potensi wisata yang sayang dilewatkan. Selain punya banyak pilihan wisata alam, Kota Minyak ini juga punya tawaran wisata budaya dan religi yang tak kalah mengagumkan.
Kehidupan masyarakatnya yang unik menghadirkan sejumlah budaya yang tidak ada di daerah lain, seperti Wayang Thengul. Selain itu, Bojonegoro juga punya sejumlah wisata religi yang dikenal bertuah. Tidak hanya bagi masyarakat setempat, tetapi juga bagi orang-orang di Jawa Timur secara umum.
Masyarakat Samin
©2020 Merdeka.com
Masyarakat Samin merupakan keturunan para pengikut Samin Surosentiko yang mengajarkan sedulur sikep. Ajaran berupa pengetahuan kearifan lokal dan interaksi antara manusia dengan alam.
Masyarakat Samin tersebar di wilayah Blora Jawa Tengah dan Bojonegoro Jawa Timur. Di Bojonegoro, wilayah tinggal mereka berada di Desa Jepang, Kelurahan Margomulyo, Kecamatan Margomulyo.
Dikutip dari disbudpar.jatimprov.go.id, masyarakat Samin di Bojonegoro mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Mereka menerapkan sistem pertanian yang tetap menjaga keseimbangan alam. Di antaranya dengan cara tidak menggunakan bahan kimia dan membuat alat pertanian sendiri. Mereka juga tidak berpikir mengenai untung rugi, yang terpenting adalah terwujudnya rasa cukup.
Masyarakat Samin hidup dengan sederhana. Tinggal di rumah-rumah yang terbuat dari papan kayu. Areal persawahan dan perkebunan tampak luas dan asri.
Para warga saling membantu antarsesama tanpa imbalan materi. Tanpa diminta, mereka berbondong-bondong membantu warga lain yang kesusahan.
Tari Tayub
©2020 Merdeka.com/kanalbojonegoro.com
Pagelaran Tari Tayub merupakan bentuk seni pertunjukan masyarakat Jawa yang berwujud tarian berpasangan. Di Bojonegoro penari perempuan disebut dengan Waranggono, sebagaimana dikutip dari kanalbojonegoro.com. Tari Tayub biasanya dipentaskan di helatan pernikahan atau pada acara-acara penting lainnya.
Penari tayub di Bojonegoro biasanya mengawali pementasan dengan membawakan Tari Gambir Anom, sebuah tarian klasik dengan gaya lembut. Selanjutnya, mereka menarikan irama-irama yang sedikit rancak dengan lagu-lagu campursari atau langgam jawa. Keunikan Tarian Tayub yakni keikutsertaan para penonton atau tamu dalam penyelenggaraan pentas kesenian itu.
Tamu yang dipandang terhormat biasanya ditarik ikut menari. Penari Tayub mengayunkan selendang ke leher tamu. Meskipun Tayub ini tidak pernah lepas dari kontroversi, sejatinya pertunjukan ini sarat dengan norma-norma dalam masyarakat. Norma kesopanan menjadi kunci utamanya. Di setiap pementasan, selalu ada jarak antara penari dengan tamu yang ikut menari bersamanya.
Wayang Thengul
©2020 Merdeka.com/kanalbojonegoro.com
Wayang Thengul menjadi kesenian wayang tradisional asli dari Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kesenian yang merupakan tradisi warisan nenek moyang ini menjadi ikon Kabupaten Bojonegoro yang dibanggakan masyarakat setempat.
Wayang yang digunakan pada Wayang Thengul terbuat dari kayu berbentuk tiga dimensi sehingga hampir mirip dengan Wayang Golek. Namun, terdapat perbedaan bentuk karakter dan cerita yang dibawakannya.
Dikutip dari negerikuindonesia.com, Wayang Thengul diciptakan oleh seseorang yang bernama Sumijan sekitar tahun 1930. Awalnya, Wayang Thengul digunakan untuk mengamen dari satu desa ke desa lain.
Seiring berjalannya waktu, Wayang Thengul mulai dikenal oleh masyarakat luas. Kemudian mulai berkembang menjadi hiburan masyarakat yang sering ditampilkan di berbagai acara seperti hajatan, pesta pernikahan, hingga bersih desa.
Kubur Kalang
©2020 Merdeka.com/kebudayaan.kemdikbud.go.id
Kubur Kalang berada di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro. Di Kubur Kalang atau Situs Kawengan terdapat banyak peti kubur batu yang tersebar di dalam hutan jati yang termasuk areal pengeboran minyak.
Dikutip dari kebudayaan.kembdikbud.go.id, ada pendapat yang mengatakan bahwa Kubur Kalang merupakan makam dari sekelompok orang yang hidup pada masa megalithikum. Kubur Kalang lebih dikenal berada pada areal pengeboran yang disebut sumur P.70 dan KW.P.8.
Moda trasnportasi yang bisa digunakan untuk memasuki areal hutan jati yakni motor roda dua. Selanjutnya, untuk menuju ke lokasi Kubur Kalang maka pengunjung harus berjalan kaki karena kontur tanahnya merupakan lereng pegunungan.
Wali Kidangan
©2020 Merdeka.com/blokbojonegoro.com
Makam Wali Kidangan merupakan salah satu destinasi wisata religi yang ada di Desa Sukorejo, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Tepatnya di atas bukit Dusun Kidangan. Dari jembatan Malo, jaraknya sekitar 1,5 kilometer kea rah utara. Dikutip dari blokbojonegoro.com, konon jarang sekali ada yang berhasil memotret makam tersebut.
Makam ini dipercaya sebagai makam seorang ulama besar dari Kesultanan Pajang bernama Syekh Mukodar atau dikenal juga dengan Wali Kidangan, adapula yang menyebutnya Pangeran Kumbang Ali-ali atau Pangeran Narasoma, seperti dikutip dari bimasislam.kemenag.go.id.
Petilasan Angling Dharma
©2020 Merdeka.com/beritabojonegoro.com
Petilasan Angling Dharma berada di Desa Wotan Ngare, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Dikutip dari jurnaba.co, Angling Dharma merupakan sosok legenda dari Kabupaten Bojonegoro. Konon, Prabu Angling Dharma sempat singgah di Kalitidu untuk menjalani masa hukuman.
Petilasan Angling Dharma di Bojonegoro mempunyai arsitektur kuno yang sangat khas. Selain itu, suasan di kawasan ini juga sangat sunyi. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya