Sejarah 16 Maret: Meletusnya Gunung Agung 58 Tahun Silam yang Membunuh Ribuan Jiwa
Merdeka.com - Gunung Agung adalah salah satu gunung berapi aktif yang ada di Bali, Indonesia. Gunung Agung merupakan titik tertinggi di pulau Bali, dan mendominasi daerah sekitarnya sehingga mempengaruhi iklim terutama pola curah hujan.
Dari kejauhan, gunung itu tampak berbentuk kerucut sempurna. Dari puncak gunung, dimungkinkan untuk melihat puncak Gunung Rinjani di sekitar pulau Lombok, ke arah timur, meskipun kedua gunung tersebut sering kali tertutup awan.
Gunung Agung adalah sebuah stratovolcano, dengan kawah yang besar dan dalam. Gunung ini terakhir meletus pada 2017-2019 silam. Namun pada tahun 1963, tepatnya pada tanggal 16 Maret hari ini, gunung Agung juga mengalami puncak erupsi mematikan yang merenggut hingga ribuan korban jiwa.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Dimana lokasi Gunung Agung? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
-
Apa nama gunung tertinggi di Indonesia? Carstenzs Pyramid atau yang lebih dikenal sebagai Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Gunung satu ini berlokasi di Papua. Bisa dibilang, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
-
Kapan erupsi Gunung Semeru terjadi? 'Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 19 Juni 2024 pada pukul 05.55 WIB,' kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Lumajang, dilansir Antara, Rabu (19/6).
-
Dimana erupsi Gunung Semeru terjadi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
Letusan pada 16 Maret tahun 1963 merupakan salah satu letusan gunung Agung yang terbesar dan paling dahsyat dalam sejarah Indonesia. Berikut cuplikan sejarahnya.
Sejarah Erupsi Gunung Agung Bali
Gunung Agung di Bali memiliki sejarah erupsi yang cukup panjang. Menurut catatan sejarah, gunung Agung telah mengalami erupsi kurang lebih 6 kali dalam kurun waktu 200 tahun. Letusan gunung Agung yang pertama kali tercatat dalam sejarah terjadi pada tahun 1808, yang membawa emisi abu dan batu-batu besar.
Letusan kedua terjadi pada tahun 1821. Letusan gunung Agung kali ini tergolong normal dan terjadi dalam skala yang lebih kecil dari letusan sebelumnya. Sementara pada tahun 1843, gunung Agung kembali meletus sebagaimana yang tercatat dalam laporan oleh Heinrich Zollinger, yang dikutip dari Wikipedia.
©Istimewa
58 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1963 ulan Maret tanggal 16, gunung Agung kembali meletus dengan dahsyat. Kehancuran letusan tahun 1963 terbukti tidak hanya dalam jumlah korban jiwa dan luka-luka, tetapi juga dampaknya yang luas ke seluruh Indonesia dan dampak iklim jangka pendek.
Letusan 1963 adalah salah satu letusan gunung berapi pertama yang memiliki dampak iklim yang berumur pendek karena sejumlah besar belerang yang disuntikkan ke atmosfer yang lebih tinggi. Perkiraan penurunan temperatur global bervariasi antara 0.1C hingga 0.4C.
Ribuan orang tewas akibat aliran lahar, tanah longsor, lahar dan awan gas mematikan pada letusan 1963 yang berlangsung hampir setahun, seperti yang dilansir dari express.co.uk.
Kronologi Letusan Gunung Agung 1963
Erupsi gunung Agung kala itu bermula pada 19 hingga 26 Februari 1963. Sejumlah batu kecil menghujani Pura Besakih yang terletak di lereng Gunung Agung. Awan panas dan aliran lahar pun turut menyertai erupsi itu, dikutip dari Liputan6.com.
©2019 Merdeka.com
Pada 18 Februari 1963, warga sekitar mendengar ledakan keras dan melihat awan membubung dari kawah Gunung Agung. Pada 24 Februari, lahar mulai mengalir menuruni lereng utara gunung, akhirnya menempuh jarak 7 km dalam 20 hari berikutnya.
Puncaknya pada 16 hingga 17 Maret, gunung berapi tersebut meletus dengan hebat, mengirimkan puing-puing sejauh 8 hingga 10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik besar-besaran. Arus ini menghancurkan banyak desa, menewaskan sekitar 1.100–1.500 orang.
Lahar dingin yang disebabkan oleh hujan lebat setelah letusan menewaskan 200 orang lagi. Letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran piroklastik yang menewaskan 200 penduduk lainnya. Letusan dan aliran kecil mengikuti dan berlangsung hampir setahun.
(mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru-baru ini Gunung Marapi di Kabupaten Agam mengalami erupsi yang cukup dahsyat.
Baca SelengkapnyaGelombang tersebut disusul oleh gelombang pasang yang kedua
Baca SelengkapnyaLetusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung api paling dahsyat dalam sejarah peradaban modern
Baca SelengkapnyaBerikut uraian setiap peristiwa erupsi Gunung Marapi yang tercatat BNPB.
Baca SelengkapnyaBegini suara letusan Krakatau pada tahun 1883 yang ledakannya 10 ribu kali lebih dahsyat dari bom atom Hiroshima.
Baca SelengkapnyaGunung dengan aktivitas vulkanik paling tinggi di Pulau Sumatera ini tak lepas dari mitos
Baca SelengkapnyaGunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.
Baca SelengkapnyaSejak Gunung Ruang berstatus Level III atau Siaga, setidaknya ada tiga kali erupsi eksplosif keluar dari kawah gunung api tersebut.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini Gunung Krakatau kembali erupsi pada Kamis (7/12) siang dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.200 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaPada hari ini, Gunung Semeru erupsi sebanyak 4 kali. Namun tidak terpantau visual letusan karena tertutup kabut.
Baca SelengkapnyaUntuk menikmati gunung ini, para pengunjung disarankan untuk datang pada waktu malam hari hingga pagi hari menuju matahari terbit.
Baca Selengkapnya