Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah 3 Januari: Diktator Panama Manuel Noriega Menyerah pada Invasi Pasukan AS

Sejarah 3 Januari: Diktator Panama Manuel Noriega Menyerah pada Invasi Pasukan AS Manuel Noriega. liputan6.com©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Pada 3 Januari 1990, Jenderal Panama Manuel Antonio Noriega, yang telah bersembunyi selama 10 hari di kedutaan Vatikan di Kota Panama, menyerah kepada pasukan militer AS untuk menghadapi tuduhan perdagangan narkoba. Hari ini menandai 32 tahun pasca peristiwa tersebut.

Noriega diterbangkan ke Miami pada hari berikutnya. Pada 10 Juli 1992, mantan diktator itu dihukum karena perdagangan narkoba, pencucian uang dan pemerasan dan dijatuhi hukuman 40 tahun penjara.

Penangkapan Noriega ini diawali dengan invasi AS ke Panama pada tahun 1989 yang dikenal dengan nama "Operation Just Cause". Latar belakangnya operasi ini adalah AS tengah melancarkan perang narkotika di dalam negeri khususnya yang datang dari Panama.

Noriega sendiri juga bukan orang asing bagi pemerintah AS. Demi menghentikan peredaran narkoba dari Panama ke AS, NOriega sempat direkrut menjadi agen CIA operatif ketika George H. W. Bush menjabat sebagai direktur di badan intelijen itu pada 1976.

Namun ternyata, dibalik perannya sebagai anggota CIA, Noriega juga berperan sebagai dalang utama di balik peredaran narkotika dari Panama ke AS. Berikut cerita selengkapnya.

Si Agen Ganda

Noriega, yang lahir di Panama pada tahun 1938, adalah seorang prajurit yang setia kepada Jenderal Omar Torrijos, yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 1968. Di bawah Torrijos, Noriega mengepalai badan intelijen G-2 yang terkenal kejam, yang melecehkan dan meneror orang-orang yang mengkritik rezim Torrijos, dilansir dari theguardian.com.

Selain itu, Noriega juga bekerja sebagai agen CIA ketika George H. W. Bush menjabat sebagai direktur di badan intelijen itu pada 1976. Noriega pada awalnya adalah sosok yang kooperatif, dan ia juga mendapatkan imbalan sebesar US$ 110.000. Ia menjalankan peran sebagai agen rahasia CIA selama bertahun-tahun, bahkan hingga Bush menjadi wakil presiden pada tahun 1982.

Pada tahun 1981, Omar Torrijos meninggal dalam kecelakaan pesawat dan setelah dua tahun perebutan kekuasaan, Noriega muncul sebagai jenderal pasukan militer Panama. Dia menjadi pemimpin de facto negara Panama, mengatur pemilihan presiden sehingga dia bisa mengangkat pejabat bonekanya sendiri.

Masa pemerintahan Noriega ditandai dengan korupsi dan kekerasan. Dia juga menjadi agen ganda, menjual rahasia intelijen Amerika ke Kuba dan pemerintah Eropa Timur. Pada tahun 1987, ketika warga Panama mengorganisir protes terhadap Noriega dan menuntut penggulingannya, dia menyatakan keadaan darurat nasional, menutup stasiun radio dan surat kabar dan memaksa musuh politiknya ke pengasingan.

Belakangan juga diketahui bahwa Noeriga sebenarnya berpura-pura bekerja sama dengan AS demi mendapat bayaran semata sementara pada saat yang bersamaan justru dialah yang menjadi dalang utama di balik peredaran narkotika dari Panama ke AS.

Amerika Serikat sebenarnya memiliki agenda tersendiri saat memutuskan untuk memilih Noriega sebagai agen intelijennya. Pemerintah AS mengetahui persis bahwa perekrutan Noriega tidak akan banyak membantu perang melawan narkoba. Bahkan, peran Noriega sebagai aktor utama perdagangan narkotika sudah diketahui dengan baik.

AS tak hanya berkepentingan dengan Noriega semata, namun juga Panama. AS menjadikan negara itu sebagai pusat militer gerilyawan Contra Nikaragua. Kelompok ini berjuang untuk menggulingkan pemerintahan Daniel Ortega. Sementara itu, pada tahun 1985, kiprah Manuel Noriega sebagai gembong narkotika semakin menjadi-jadi. Ia bahkan mengendalikan jalur peredaran narkoba Panama-Kolombia-Nikaragua.

Kejatuhan Noriega

Kejayaan dan kesuksesan bisnis narkotika Noriega mulai goyah pada akhir dekade 1980-an atau tepatnya saat AS melancarkan kampanye antinarkoba. Selain melontarkan slogan antinarkoba, massa di AS yang berunjuk rasa juga melontarkan sikap anti-Noriega mengingat pamornya sebagai gembong narkotika.  AS juga menghentikan bantuan ke Panama dan mencoba membuat Noriega mengundurkan diri.

Bush senior yang kala itu sudah menjadi presiden AS tak bisa berdiam diri menyaksikan sepak terjang "kawan lama"nya tersebut. Terlebih di lain sisi, kepentingan AS mulai terganggu dan muncul sikap permusuhan terhadap Negeri Paman Sam. Pada tahun 1988, AS mulai mempertimbangkan penggunaan tindakan militer untuk mengakhiri perdagangan narkobanya.

Noriega membatalkan pemilihan presiden Mei 1989, yang menyertakan kandidat yang didukung AS, dan pada bulan Desember tahun itu ia menyatakan negaranya dalam keadaan perang dengan Amerika Serikat. Maka pada tahun 1989, dilakukanlah "Operation Just Cause" sebagai bentuk upaya AS memerangi narkotika, khususnya yang datang dari Panama.

Presiden George H.W. Bush mengesahkan “Operasi Just Cause,” dan pada 20 Desember 1989, di mana 13.000 tentara AS dikirim untuk menduduki Panama City, bersama dengan 12.000 yang sudah ada di sana, dan merebut Noriega. Selama invasi, 23 tentara AS tewas dalam aksi dan lebih dari 300 terluka. Sekitar 450 tentara Panama tewas; perkiraan jumlah warga sipil yang tewas berkisar dari beberapa ratus hingga beberapa ribu, dengan ribuan lainnya terluka.

NOriega menyerah pada invasi pasukan AS pada hari ini, 3 Januari 1990, atau 32 tahun yang lalu. Ia diadili pada 10 Juli 1992. Ia didakwa atas tuduhan perdagangan narkoba, pencucian uang, dan pemerasan. Persidangan terhadap Noriega dilakukan secara cepat dan fakta bahwa ia merupakan mantan agen CIA tidak pernah diungkap dan disinggung di pengadilan. (mdk/edl)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Saat Presiden Perintahkan Pasukan Elite TNI Selundupkan Senjata Dalam Kapal Selam
Saat Presiden Perintahkan Pasukan Elite TNI Selundupkan Senjata Dalam Kapal Selam

Unit kapal selam dikenal sebagai pasukan elite. Salah satu misi rahasia yang pernah dijalani adalah menyelundupkan senjata ke daerah konflik.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ini Tampang Gembong Narkoba Paling Berbahaya yang Kabur dari Penjara, Ekuador Tetapkan Darurat Nasional
FOTO: Ini Tampang Gembong Narkoba Paling Berbahaya yang Kabur dari Penjara, Ekuador Tetapkan Darurat Nasional

Adolfo Macias alias Fito adalah gembong narkoba paling berbahaya yang memimpin geng kriminal Los Choneros di Ekuador. Dia hilang dari penjara pada Minggu (7/1).

Baca Selengkapnya
VIDEO: Momen Haru Prabowo Tak Bisa Berkata-Kata Ketemu Eks Anak Buah di Operasi Mapenduma
VIDEO: Momen Haru Prabowo Tak Bisa Berkata-Kata Ketemu Eks Anak Buah di Operasi Mapenduma

Menhan Prabowo Subianto bertemu dengan mantan anak buahnya yang terlibat dalam Operasi Mapenduma di Papua.

Baca Selengkapnya
Kisah Teruo Nakamura, Prajurit Jepang yang 30 Tahun Bersembunyi di Hutan Pulau Morotai
Kisah Teruo Nakamura, Prajurit Jepang yang 30 Tahun Bersembunyi di Hutan Pulau Morotai

Selama 30 tahun ia mengira pulau yang ia duduki masih dikuasai sekutu.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kesaksian Wiranto Diperintah Presiden Soeharto saat Kondisi Mencekam Mei 1998
VIDEO: Kesaksian Wiranto Diperintah Presiden Soeharto saat Kondisi Mencekam Mei 1998

Jenderal (Purn) Wiranto merupakan saksi sejarah lengsernya Presiden Soeharto setelah 32 tahun berkuasa.

Baca Selengkapnya
Bukan Terusan Panama, Amerika Serikat Justru Ingin Bangun Terusan Nikaragua
Bukan Terusan Panama, Amerika Serikat Justru Ingin Bangun Terusan Nikaragua

Pada abad 18, Amerika ingin membangun terusan di Nikaragua yang menghubungkan Atlantik dan Pasifik karena alasan ekonomi dan militer.

Baca Selengkapnya
Menteri Soebandrio, Batal Dieksekusi Mati Usai G30S/PKI Karena Ditolong Ratu Elizabeth dan Presiden AS
Menteri Soebandrio, Batal Dieksekusi Mati Usai G30S/PKI Karena Ditolong Ratu Elizabeth dan Presiden AS

Soebandrio akan ditembak mati empat hari setelah Letkol Untung, pimpinan G30S/PKI dieksekusi.

Baca Selengkapnya
Misi Rahasia Pasukan Elite TNI Selundupkan Senjata Untuk Revolusi Aljazair
Misi Rahasia Pasukan Elite TNI Selundupkan Senjata Untuk Revolusi Aljazair

Perintah itu langsung dari Presiden RI. Satuan elite TNI diperintahkan membawa senjata lewat laut.

Baca Selengkapnya
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965

1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.

Baca Selengkapnya
Kisah Operasi Woyla, Hari Bersejarah Kopassus dalam Misi Pembajakan Pesawat
Kisah Operasi Woyla, Hari Bersejarah Kopassus dalam Misi Pembajakan Pesawat

Sebuah peristiwa pembajakan pesawat maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan 206 ini menjadi momen bersejarah bagi Kopassus.

Baca Selengkapnya
Rekaman Video Detik-detik Soeharto Meninggalkan Istana Usai Mundur dari Presiden RI, Paspampres Berbaris Beri Hormat
Rekaman Video Detik-detik Soeharto Meninggalkan Istana Usai Mundur dari Presiden RI, Paspampres Berbaris Beri Hormat

Momen Soeharto saat akan tinggalkan Istana Merdeka usai diminta lengser dari jabatannya.

Baca Selengkapnya