Kabar Kepergian itu Datang Setiap Hari
![Kabar Kepergian itu Datang Setiap Hari](https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2021/07/06/1326826/540x270/kabar-kepergian-itu-datang-setiap-hari.jpg)
Merdeka.com - Kabar hari terakhir mereka disampaikan melalui sebaris pesan. Lalu duka menyusul kemudian. Tak pernah diharapkan. Menyelinap dari balik layar telepon genggam. Kesedihannya menusuk lubuk hati paling dalam. Sampai kapan kabar duka itu berhenti datang?
"Setiap hari selalu ada kabar yang meninggal karena Covid," kata seorang pria setelah menerima kabar duka dari rekannya.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan kematian datang? Kematian datang sesuai waktu yang telah ditentukan.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Kapan kita harus bersabar? Bersabarlah dalam menghadapi ujian hidup.
Senyum dan kehangatan itu sudah hilang. Beriringan dengan datangnya sebuah pesan. Keluarga Aidil diliputi awan hitam. Hari itu Senin pagi, tanggal 5 Juli 2021. Tantenya pergi. Setelah cukup lama berjuang. Melawan virus ganas, bernama Covid-19.
"Dikabarin anak-anaknya, disuruh ke RS sekitar jam 7 pagi," ujar Aidil berbagi cerita dengan merdeka.com, kemarin.
Saat takdir itu datang, tantenya berbaring di ruang perawatan. Tangis keluarga memecah keheningan. Aidil merangkul sepupunya yang tak kuasa menahan kepedihan. Mengetahui sang ibu pergi meninggalkannya selamanya. Kedua tangannya memeluk erat kerabat. Mencoba memberikan ketenangan dan kekuatan. Hanya satu kata yang disampaikan. Ikhlaskan. Untuk membuka jalan menuju Tuhan.
"Saya cuma bilang istigfar, ikhlaskan," kata Aidil.
Baru dua pekan lalu Aidil bertemu tantenya. Ketika Aidil baru kembali dari Yogyakarta. Dibawakannya buah tangan sederhana. Daster bermotif batik. Hari itu keceriaan dan kehangatan masih terasa. Guyonan dan tawa menghiasi suasana.
Keadaan tak selalu sama. Tantenya beberapa kali pingsan di rumah. Hingga harus dilarikan ke ruang perawatan sebuah Rumah Sakit swasta di Jakarta Selatan. Kondisinya tidak stabil. Sempat berada di titik nadir. Keluarga hanya mendapat kabar dari pihak rumah sakit. Tak banyak yang bisa diperbuat. Lantunan doa tak pernah putus. Aidil terpukul. Melihat tantenya pergi, membawa bekal yang dihadiahkannya.
"Dia pakai daster dari saya pas masih di rumah sakit," kenang Aidil.
Jalannya 'Pulang'
Randy juga merasakan pedihnya kehilangan. Kekecewaan masih membayangi hari-harinya. Merasa tidak berguna. Neneknya pergi menghadap sang khalik, sebelum mendapat perawatan terbaik. Suara lirih terdengar dari ujung telepon. Memberi kabar tentang kepergian.
"Ketika ingin disuapi makan, Nenek sudah tidak merespons. Napasnya sudah tidak ada, dokter dipanggil dan dinyatakan meninggal dunia," kata Randy.
Sekuat tenaga. Berusaha tegar menghadapi keadaan. Mengantar sang nenek menuju tempat peristirahatan. Sambil membangkitkan kembali momen-momen kebersamaan. Terekam jauh di ingatan. Randy tumbuh bersama sang nenek. Waktu dan kasih sayang diberikan sang Nenek untuknya.
Nenek yang selalu menitikkan air mata. Ketika mengetahui cucunya terbaring sakit. Air mata yang juga keluar manakala menyaksikan cucunya berjalan menuju pelaminan. Meski bukan air mata yang sama, tapi berasal dari ketulusan hati orang yang disayangi. "Begitulah kedekatan kami."
Hari itu, Randy yang mengeluarkan air mata untuk neneknya. Dia masih ingat upaya terakhir yang bisa dilakukan untuk penyembuhan. Mencoba menghubungi kolega dan semua lingkar pertemanan. Mencari tempat perawatan untuk neneknya. Wisma Atlet tidak memungkinkan. Sudah tak ada ruangan.
Kondisi kesehatan nenek memburuk. Keluarga berkejaran dengan waktu. Berusaha mencari rumah sakit terdekat di Depok, Jawa Barat. Sempat ada harapan. Seorang sahabat memberi kabar. Masih ada tempat di rumah sakit milik pemerintah daerah. Neneknya menolak. Randy membujuknya. Ini jalan terbaik yang bisa diambil. Sesampai di RS, tak sesuai yang diharapkan. Tidak bisa dilayani dengan alasan ketersediaan ruangan.
"Hanya menyiapkan kursi untuk nenek, tak ada jaminan kapan dapat oksigen, kapan ditangani, karena full. Dicek saturasi sudah di bawah 90."
Keluarga memutuskan membawa nenek pulang. Menjaga dan merawat dengan kasih sayang. Tapi takdir itu datang. Keluarga mengikhlaskan. Mengantar kepergian dalam tenang.
"Nenek memang sejak awal tidak mau ke rumah sakit. Beliau takut meninggal di rumah sakit. Mungkin sudah jalannya," tutupnya.
Doa Bersahutan, Tangis Terdengar
Di ruang tengah sebuah rumah. Keluarga menggelar pengajian. Doa bersahutan. Terkadang tangis terdengar. Nisya melantunkan doa terbaik untuk kakeknya. Sedang berjuang melawan virus Covid-19.
"Berdoa sambil nangis tapi enggak tahu kenapa. Flashback semua kebaikan Uwa (kakek)," kata Nisya dengan suara bergetar menahan tangis.
Pengajian rutin dilakukan sejak awal Kakek menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Hanya doa yang bisa diantarkan. Menembus ruang ICU. Nisya tak kuasa membendung air mata malam itu. Dia dan keluarga dirundung ketakutan. Kehilangan, kata yang tak ingin didengar. Kabar datang dari ruang perawatan. Kondisi kakek menurun.
Duka menghampiri pagi hari. Seusai Nisya terbangun dari mimpi. Ibunya berbisik pelan. Kakek pergi tanpa pesan. "Hancur begitu saja," kenangnya.
Kepergian itu meninggalkan jejak kenangan. Terpatri dalam hati. Tak ada lagi sapaan hangat ketika melihat Nisya mempersiapkan makanan. Kakek yang menghadirkan tawa ketika menyapa dengan bahasa sunda. Membekas dan tak pernah terlupakan.
Setangkai melati menjadi saksi. Kebiasaan kakek yang diwarisi. Memetik melati. Menyimpannya di atas meja. Begitulah cara Nisya. Agar kakek tetap 'hidup', meski raga tak lagi bersama.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
![Wanita Ini Dapat Kabar Sang Kekasih Meninggal Sehari Setelah Beri Kejutan Ultah, Kisahnya Bikin Haru](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/8/23/1724378520384-n9e3mg.jpeg)
Kabar duka tersebut membuatnya sangat terpukul dan merasa sedih yang mendalam.
Baca Selengkapnya![Viral Ibu Baru Diberi Tahu jika Adiknya Meninggal saat Dirinya Tengah Berhaji, Tangisnya Pecah](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/7/23/1721708010652-3uyqk.jpeg)
Sudah memberi tahu dengan sehati-hati mungkin, tangis sang ibu akhirnya tetap saja pecah.
Baca Selengkapnya![Dapat Kabar Ibu Meninggal saat Berlayar hingga Tak Bisa Hadiri Pemakaman, Kisah Pria Ini Bikin Pilu Warganet](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/11/1/1698831165793-9p2iz.jpeg)
Tampak laki-laki berbaju cokelat tersebut terduduk dengan mata sayu ketika mendapat panggilan dari keluarganya.
Baca Selengkapnya![Pulang dari Tanah Suci, Momen Pria Baru Tahu Istrinya Telah Meninggal Dunia Ini Bikin Pilu](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/7/22/1721622052669-5z8nv.jpeg)
Momen pilu suami menerima kabar kepergian istrinya ini viral di media sosial.
Baca Selengkapnya![73 Tahun Bersama, Momen Seorang Kakek Selalu Menangis saat Berkunjung ke Makam Istri Ini Bikin Haru](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/2/5/1707125302720-4perd.jpeg)
Terpisah dari belahan jiwa karena kematian tentu bukan perkara mudah untuk dihadapi.
Baca Selengkapnya