KMP berantakan dan masa depan Gerindra dan Prabowo
Merdeka.com - Koalisi Merah Putih atau KMP berantakan. Pertengahan tahun lalu Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan bergabung dengan pemerintahan Jokowi-JK, lalu pada akhir tahun Partai Keadilan Sejahteran (PKS) mulai mendekati Jokowi-JK. Akhirnya, pada awal tahun ini Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terang-terangan menyokong pemerintahan Jokowi-JK.
Bahwa KMP akan bubar di tengah jalan, atau tidak bertahan sampai mendekati Pemilu 2019, sebetulnya sudah diperkirakan banyak orang. Akal sehat umum saja yang menyimpulkan: pertama, KMP dibentuk akibat emosi kalah pemilu; kedua, partai pendukungnya, khususnya Partai Golkar, berwatak pragmatis, takkan tahan jadi oposisi.
Secara teori, koalisi partai politik itu ada dua jenis: pertama, bersatu karena pertimbangan kesamaan ideologis; kedua, bersatu karena pertimbangan meraih 50% lebih kursi parlemen dan atau meraih kursi presiden dalam pemilu.
-
Apa yang terjadi dengan Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Mengapa Prabowo berterima kasih ke Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
-
Siapa yang memberikan nasihat kepada Prabowo? Ketua Dewan Pembina Pondok Pesantren Cipasung, KH Koko Komarudin Ruhiat salah satu di antaranya yang memberikan nasihat kepada Prabowo.
-
Kenapa Golkar dukung Prabowo? “Kenapa Partai Golkar menjatuhkan pilihan kepada Pak Prabowo Subianto? tidak lain, tidak bukan karena Bapak Letnan Jenderal Pak Prabowo Subianto lahir dari rahim Partai Golkar.
-
Siapa yang Prabowo beri pembekalan? Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto menghadiri pembekalan kepada calon perwira remaja TNI-Polri pada Jumat, 12 Juli 2024.
-
Bagaimana Golkar menunjukan dukungannya ke Prabowo? Golkar dan PAN mendeklarasikan dukungan.
Jika bicara kesamaan ideologi, tidak terdapat dalam partai-partai yang bergabung dalam KMP. PAN dan PKS beraliran Islam modernis, PPP lebih pada Islam tradisionalis, Partai Gerindra kekaryaan nasionalis, sedangkan Partai Golkar kekeryaan pragmatis. Peta politik itu pun hanya berdasarkan teks dan jargon. Dalam praktik politik keseharian mereka berlaku pragmatis: ambil yang paling menguntungkan, kini dan di sini.
Sebetulnya koalisi yang terbentuk atas pertimbangan pragmatis bisa saja bertahan lama, asal: pertama, terdapat kesepakatan atas platform politik bersama; kedua, menang dalam perebutan kursi di legislatif atau eksekutif. Dua syarat tersebut tidak dimiliki oleh KMP, sehingga anggotanya cenderung tidak tahan jadi koalisi oposisi.
Jika pun ada yang mencoba dan berhasil bertahan, itu pun lebih karena gengsi elit politiknya. Dalam hal ini PDIP bertahan jadi opoisisi lebih karena pilihan politik Megawati yang merasa dikhianti SBY. Demikian juga dengan Partai Gerindra, lebih karena pilihan politik Prabowo, yang juga merasa dikhianati PDIP dan Megawati.
Jika memang demikian, bagaimana masa depan Partai Gerindra dan Prabowo Subianto? Akankah Partai Gerindra mengulangi sukses PDIP setelah sepuluh tahun bertahan jadi oposisi sendirian? Lalu, bagaimana peluang Prabowo menjadi presiden terpilih pada Pemilu 2019?
Pertama kali mengikuti pemilu pada Pemilu 2009, Partai Gerindra sudah menunjukkan performanya. Perolehan kursi partai yang didirikan Prabowo ini mengalahkan pamor Partai Hanura yang juga didirikan oleh pensiunan jenderal Wiranto. Pada Pemilu 2014 Partai Gerindra menjadi partai terbesar ketiga, di bawah PDIP dan Partai Golkar.
Konsisten berada di jalur oposisi selama lima tahun bersama PDIP, Partai Gerindra dan PDIP mendapat limpahan suara atas ketidakpuasan koalisi gemuk pendukung pemerintahan SBY-Boediono: Partai Demokrat, Partai Golkar, PKS, PAN, PKB, dan PPP. Tentu saja wibawa Prabowo yang terus menaik mejelang Pemilu 2014 juga menjadi faktor yang menambah perolehan suara Partai Gerindra.
Sejauh ini, Prabowo masih menjadi satu-satunya alternatif untuk menyaingi Jokowi dalam Pemilu 2019 nanti. Memang usia sudah melampaui batas rata-rata pemimpin nasional, padahal pada saat yang sama Jokowi justru memasuki usia paling produktif. Namun para lover Prabowo masih bertahan, dan jumlahnya akan semakin bertambah jika mereka yang manaruh harapan besar pada Jokowi kecewa.
Prabowo mungkin bisa belajar dari Lula da Silva, Ketua Partai Pekerja Brasil. Tokoh ini konsisten menjaga ideologi partai sekaligus menawarkan program-program alternatif yang masuk akal bagi publik. Tiga kali mencalonkan diri menjadi presiden, Lula gagal, namun kali keempat dia berhasil. Selama dua periode kepresidenannya Lula membawa Brasil menjadi negara yang disegani secara politik karena kekuatan ekonominya. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo yang juga merupakan calon presiden (capres) tidak hanya mementingkan Gerindra.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku, mendapat undangan rakornas PKS, usai pertemuan dengan tamu penting.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.
Baca SelengkapnyaUntuk rencana pertemuan, hingga kini belum menemukan waktu yang pas untuk dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, dalam demokrasi tidak mengenal kata pelipur lara. Dia membantah kehadiran Partai Gelora hanya menjadi pelipur lara, setelah ditinggal PKB
Baca SelengkapnyaSaiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menjelaskan terkait fenomena unik saat pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDalam pidatonya, Prabowo mengaku sedih saat kalah pemilu 2019
Baca SelengkapnyaMenurut dia kekalahan dalam saat pemilu 2024 adalah hal biasa.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, baik Anies maupun Ganjar harusnya meniru kenegarawanan Prabowo
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo terus meningkat lantaran mesin politik KIM sudah mulai panas.
Baca SelengkapnyaPrabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapat tambahan kekuatan untuk bertarung di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya