Saat Banteng Ditinggal Kawanan
Peta koalisi jelang Pilpres 2024 semakin jelas. Prabowo menjadi bakal capres yang mendapat sokongan terbanyak dari parpol parlemen.
PDIP ditinggalkan parpol-parpol pemilik suara di parlemen. Mereka memilih menjadi lawan di Pemilu 2024.
Saat Banteng Ditinggal Kawanan
Meja panjang bertaplak putih disiapkan di teras di Gedung Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat. Empat ketua umum partai politik duduk berjajar.
Siang itu, Minggu 13 Agustus, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional mengumumkan sikapnya. Mereka mendukung pencalonan Prabowo Subianto di Pemilu 2024.
Mengenakan jas biru, Zulkifli Hasan duduk paling kiri. Wajah ketua umum PAN itu semringah dan terus melontarkan senyum. Di sebelahnya ada Airlangga Hartarto yang mengenakan jas kuning. Sementara sang empu hajat, Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar duduk bersebelahan. Keduanya kompak memakai kemeja putih.
"Kenapa Partai Golkar menjatuhkan pilihan ke Prabowo Subianto, tak lain dan tak bukan karena Bapak Letjen Prabowo Subianto lahir dari rahim Partai Golkar. Oleh karena itu beliau selalu mengikuti kegiatan di Partai Golkar, dan kekaryaannya tidak diragukan lagi."
Pernyataan itu disampaikan Airlangga Hartarto saat menyampaikan alasan Golkar akhirnya bergabung ke kubu Prabowo.
Berbeda dengan Airlangga, Zulkifli membawa-bawa nama Presiden Jokowi saat mengungkapkan sebab mendukung Prabowo.
PAN meyakini, Prabowo dapat melanjutkan pencapaian yang sudah dikerjakan Jokowi. "Kami harus melanjutkan apa yang sudah dicapai Presiden (Jokowi)," ujarnya.
Lebih dari itu, Zulhas, sapaan akrabnya, menyampaikan, PAN sudah bersama Prabowo sejak 2014.
"Kami sudah 10 tahun, bareng-bareng dengan Pak Prabowo. Kalau tinggal sedikit, kenapa tidak sabar. Kami meyakini perjuangan 10 tahun itu akan tuntas, karena hari ini kita sudah bersama-sama," imbuh Zulkifli.
"Semoga kita bersama Gerindra, PAN, Golkar, PKB dan teman-teman partai lainnya bisa menuntaskan perjuangan kita Februari 14, 2024. Insyaallah Pak Prabowo menjadi presiden Indonesia," tegasnya.
Bergabungnya Golkar dan PAN, tepat setahun sejak Gerindra dan PKB mengumumkan koalisi mereka. Saat itu, Agustus 2022, di acara rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Gerindra di Sentul, Bogor, Jawa Barat, kedua partai menandatangani piagam koalisi yang diberi nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Sementara Golkar, PAN, dan PPP lebih dulu meneken kerja sama terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada 4 Juni 2022. Airlangga mengatakan, alasan KIB dibentuk karena Golkar meyakini, koalisi yang dibentuk di menit-menit akhir menjelang pemilu tidak berjalan optimal bagi partai politik yang tergabung di dalamnya.
Airlangga juga mengungkapkan, para tokoh senior Golkar meminta agar persiapan menghadapi pemilu dilakukan lebih awal.
PDIP Usung Ganjar, KIB Bubar
Namun, konstelasi politik berubah setahun kemudian. PDIP akhirnya mengumumkan mengusung Ganjar Pranowo pada 21 April 2023. PPP kemudian merapat, ikut mengusung gubernur Jawa Tengah itu sebagai capres sesuai keputusan Rapimnas. Dua partai non parlemen, Hanura dan Perindo juga bergabung.
PAN sempat bermanuver. Mengusung Erick Thohir sebagai bakal cawapres, Zulkifli Hasan dan pengurus DPP bertemu Megawati pada Juni 2023.
Demikian juga Golkar. Airlangga Hartarto bertemu Puan Maharani pada akhir Juli 2023. Si Kuning dan Si Merah bersepakat untuk membentuk tim teknis yang ditugaskan menjalin komunikasi dan pembahasan soal koalisi.
Belum lagi kedua tim teknis bertemu, tiba-tiba, pada pertengahan Agustus, Golkar dan PAN berubah sikap. Keduanya meninggalkan PDIP dan lebih memilih bergabung ke koalisi Prabowo.
Meski tak pernah diumumkan secara resmi, nasib Koalisi Indonesia Bersatu akhirnya bubar di tengah jalan. Tak pernah ada nama bakal capres yang disepakati, apalagi cawapres. Ketiga partai ini tak punya tokoh yang mumpuni dengan elektabilitas yang mampu bersaing.
Airlangga yang punya mandat dari Munas Golkar menjadi capres, sulit mendapatkan dukungan.
PPP punya misi menjadikan Sandiaga Uno cawapres. Sedangkan PAN ingin menjadikan Erick Thohir sebagai wakil presiden. Tanpa capres yang disepakati bersama, umur KIB sudah diprediksi dari awal tidak akan lama.
Dengan pilihannya masing-masing, Golkar, PAN, dan PPP kini tak bisa lagi mengatasnamakan KIB.
Perintah Jokowi?
Senyum bakal calon Presiden Prabowo Subianto begitu semringah. Prabowo menerima map berwarna kuning dari Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Berisi secarik kertas dukungan untuk bertarung di Pilpres 2024. Dilanjutkan penyerahan dukungan dari Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Prabowo berpose bergandengan tangan lalu hormat bendera dengan tiga partai koalisi pemerintah itu.
Prosesi ini menandakan bergabungnya Golkar dan PAN ke koalisi Prabowo yang sebelumnya diisi Gerindra dan PKB.
Sehari sebelum deklarasi digelar, Sabtu (12/8) ponsel Melchias Markus Mekeng tiba-tiba berbunyi. Panggilan telepon ternyata dari sang bos, Airlangga Hartarto yang berada di Bali. Saat itu, Mekeng yang berada di Dapil NTT I diminta terbang ke Jakarta.
Wakil Ketua Umum Golkar itu wajib datang dalam pertemuan bersama elite Gerindra dan PKB. Pertemuan itu untuk memfinalisasi rencana bergabungnya Golkar ke barisan pendukung Prabowo.
Mekeng kaget karena Airlangga tidak mennjelaskan alasan Golkar mendadak mendukung mantan Danjen Kopassus itu. Sebab, Mekeng baru saja mendapatkan mandat sebagai tim teknis Golkar untuk merundingkan kesepakatan koalisi dengan PDIP.
"Jadi, saya melihat bahwa inilah real politik praktis ya begini," kata Mekeng ketika berbincang dengan merdeka.com.
Mekeng ditugaskan bersama Olly Dondokambey dari kubu PDIP. Mekeng bercerita, meski belum sekalipun sekalipun melakukan pertemuan, tetapi perundingan dengan Olly sebagai juru runding PDIP bergerak ke arah positif.
Seorang politikus partai Banteng mengungkapkan, Golkar dan PDIP sudah menentukan hari deklarasi dan tinggal meneken dokumen kerja sama. Golkar bahkan baru memberitahu batal berkoalisi dengan PDIP di hari deklarasi dukungan ke Prabowo.
"No, ketika mau pengumuman baru ngasih tahu," ujar politikus PDIP itu.
Sumber merdeka.com di koalisi Prabowo mengungkapkan, bergabungnya Golkar dan PAN ke Prabowo lantaran mendapatkan arahan dari Presiden Joko Widodo. Dia mengatakan, pertemuan Jokowi, Prabowo dan tiga ketum partai lain intensif bertemu. Bahkan, pertemuan rahasia terhitung empat sampai lima kali.
Mencuatnya peran Jokowi juga diungkap seorang politikus PAN. Seorang elite PAN menyebut, sehari sebelum deklarasi, Zulkifli mengumpulkan sejumlah elite PAN di rumah pribadinya. Dalam pertemuan itu, Zulhas membocorkan instruksi Jokowi agar PAN merapat ke Prabowo.
Zulhas menugaskan Wakil Ketua Umum PAN Asman Abnur menjadi jembatan penghubung dengan Partai Gerindra. Asman ditugaskan melakukan segala persiapan untuk deklarasi dukungan ke Prabowo.
Sementara di Golkar, Airlangga mengumpulkan segelintir elite dan senior Partai Beringin sebelum deklarasi dukungan. Sesepuh Golkar seperti Agung Laksono, Aburizal Bakrie, Muhammad Hatta diundang dalam pertemuan.
Airlangga menyampaikan, sikap Golkar mendukung Prabowo tak lepas dari arahan Presiden Jokowi.
Agung Laksono membenarkan kabar tersebut. Sehari sebelum deklarasi, Airlangga menelepon Agung terkait keputusan Golkar bergabung ke koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
"Malamnya Pak Airlangga juga telepon saya bahwa besok kita akan ada pertemuan, 4 partai sebagai follow up dari rekomendasi-rekomendasi itu, dan dia akan lakukan," ungkap Agung melalui keterangan video yang dikirimkan kepada merdeka.com.
Ketua Dewan Pakar Golkar itu tidak mempermasalahkan keputusan Airlangga membawa Golkar ke Prabowo.
Pasalnya, Airlangga telah diberi mandat oleh Rapimnas Golkar untuk mengambil keputusan terkait arah koalisi dan dukungan capres. Namun, Dewan Pakar mendorong Airlangga bisa mengupayakan kader Golkar menjadi cawapres Prabowo.
"Hanya alangkah bergembiranya tentu sangat lebih bersemangat kalo wakilnya dari golkar. Siapa orangnya? Ya terserah kepada ketua umum, kembali lagi dan lebih paripurna lagi kalau ketua umumnya sendiri," ucap Agung.
Sumber lain merdeka.com yang juga anggota DPR menepis isu koalisi Prabowo terbentuk secara tiba-tiba. Wacana koalisi empat partai sudah dibahas jauh-jauh hari sejak April 2023 lalu.
Jokowi dan lima partai koalisi pemerintah berkumpul kantor DPP PAN di bulan Ramadan. Kelima partai tersebut, yaitu Gerindra, Golkar PKB, PAN dan PPP. Sementara dua parpol lainnya, PDIP dan NasDem, tidak hadir.
Ketika itu, Gerindra bersama PKB bergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Sementara Golkar, PAN, dan PPP tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Wacana penggabungan KIR dan KIB ternyata mendapatkan lampu hijau dari Jokowi.
"Artinya kan itu sudah jauh hari-hari dirancang," ujar salah satu elite partai koalisi Prabowo ini.
Di acara PAN saat itu, Jokowi mempersilakan apabila ada KIB dan KIR melebur menjadi satu.
"Saya hanya bilang cocok (berkoalisi), terserah pada ketua umum partai atau gabungan ketua umum partai, untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa, untuk kebaikan rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik," kata Jokowi pada 2 April 2023 lalu.
Dengan merapatnya Golkar dan PAN, Prabowo kini disokong oleh koalisi besar yang memiliki suara 265 kursi di DPR atau 57,96 persen.
Rinciannya, Gerindra 17.596.839 (12,57 persen), Golkar 17.229.789 (12,31 persen), PKB 13.570.970 (9,69 persen), dan 9.572.623 (6,84 persen).