BRI Masuk Forbes Global 2000, Kalahkan Brand Global Starbucks, Repsol dll
Erick menyebut BRI berhasil mengalahkan brand-brand besar global. BRI sendiri menempati urutan ke 308 dalam Forbes 2000 tahun 2024.
BRI menempati peringkat ke-308 dalam Forbes 2000 tahun 2024.
BRI Masuk Forbes Global 2000, Kalahkan Brand Global Starbucks, Repsol dll
Forbes telah merilis daftar perusahaan terbuka terbesar pada tahun ini di Forbes Global 2000 tahun 2024. Dalam daftar tersebut Bank Rakyat Indonesia (BRI) kembali menjadi perusahaan terbesar di Tanah Air. Bahkan BRI mengalahkan bran-brand global.
Selain BRI, 3 perusahaan pelat merah juga masuk dalam daftar ini. 3 Perusahaan BUMN selain BRI itu adalah, Bank Mandiri, Telkom Indonesia dan BNI yang juga berhasil masuk dalam Forbes Global 2000 tahun 2024. Hal diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir dalam akun IG pribadinya.
"Alhamdulillah empat perusahaan BUMN yaitu BRI, Bank Mandiri, Telkom Indonesia dan BNI berhasil masuk dalam Forbes Global 2000 tahun 2024. Forbes Global 2000 adalah daftar 2.000 perusahaan publik dengan penjualan, laba, aset dan nilai pasar terbesar dari seluruh dunia yang dikeluarkan oleh majalah Forbes," tulis Erick Thohir dalam akun IGnya, Rabu (19/6/2024).
Dalam unggahan, Erick menyebut BRI berhasil mengalahkan brand-brand besar global. BRI sendiri menempati urutan ke 308 dalam Forbes 2000 tahun 2024.
"BRI menempati peringkat ke-308 dalam Forbes 2000 tahun 2024 unggul dari beberapa perusahaan global seperti Starbucks (319), Repsol (332), Renault (340), Uber (346), Vodafone (349), HP (362)," tulis Erick.
Erick Thohir pun bangga 4 BUMN bisa masuk dalam jajaran Forbes Global 2000 tahun 2024. "Ini adalah pengakuan dunia internasional yang membuktikan BUMN bisa menjadi perusahaan yang mendunia," tulis Erick lagi.
Ada empat indikator yang menjadikan perusahaan terbuka masuk daftar Global 2000. Keempatnya adalah penjualan, keuntungan, aset, dan nilai pasar.
Dalam daftar tersebut, perusahaan dengan kode emiten BBRI itu membukukan penjualan US$ 14,9 miliar, keuntungan US$ 3,9 miliar, aset senilai US$ 125,4 miliar, serta nilai pasar US$ 46,5 miliar atau setara Rp 758 triliun.