10 Tahun Risma Bermimpi Punya Trem di Surabaya, Akhirnya Kandas

Merdeka.com - Mimpi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini untuk memiliki moda transportasi massal cepat seperti trem di Kota Pahlawan, akhirnya kandas. Padahal, proyek yang diperkirakan akan menghabiskan anggaran sekitar Rp 3,8 triliun ini sudah dibahas oleh Risma mulai 2016 silam.
Sayang, cita-cita Risma sejak masih menjabat sebagai Kepala Bappeko (badan Perencanaan Pembangunan Kota) atau sejak sekitar 10 tahun silam untuk mengurai kemacetan di Surabaya itu, terkendala banyak hal.
Kendala pertama adalah soal anggaran. Tak hanya mendapat kucuran dana dari pemerintah pusat melalui APBN, tapi juga APBD Surabaya.
Meski begitu, Risma tak patah arang. Hingga akhirnya sempat mendapat tawaran bantuan hibah Rp 1,5 triliun dari Pemerintah Jerman. Tapi nyatanya, harapan ini, juga tak kunjung terealisasi.
Dan agar proyek trem yang rencananya untuk mengurai kemacetan ini bisa segera ditenderkan, Pemkot Surabaya juga mengusulkan anggaran dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD Kota Surabaya Tahun 2018.
Lagi-lagi, rencana besar Risma ini tetap menemui jalan buntu. Pun begitu dengan pembahasan RAPBD Surabaya Tahun 2019, juga gagal diwujudkan, meski sudah beberapa kali memangkas anggaran menjadi sekitar Rp 1 triliun.
Termasuk mengepras jalur yang semula direncanakan sepanjang 17 kilometer (Km) menjadi 12 Km. Kemudian dipangkas lagi menjadi 8 Km untuk menyesuaikan jumlah anggaran.
Karena tak kunjung terealisasi, semangat Rismapun kendor, di saat dia baru saja menerima penghargaan kategori Popular City dari The Guanzhou International Award for Urban Innovation pada Jumat (7/12) lalu.
Apalagi, jabatan Risma sebagai wali kota dua periode, tersisa dua tahun lagi. Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini tak lagi bersemangat untuk meneruskan rencananya.
"Ndak.. ndak ada, karena aku sudah ndak bisa kan! Aku tinggal dua tahun, karena kalau transportasi, kalau massal itu.. itu konstruksinya di atas dua tahun. Jadi dua tahunlah paling cepet, jadi nggak mungkin aku," kata Risma di balai kota, Senin (10/12) sore.
Meski gagal, Risma mengaku sudah berupaya penuh untuk mewujudkan mimpinya selama bertahun-tahun tersebut. "Jadi aku nggak mungkin tanda tangai (proyek), udah (lupakan), tapi aku sudah melakukan upaya kan, itu sudah 10 tahun yang lalu, aku mulai kepala Bappeko, tapi kan itu ndak bisa ternyata kan, terealisasi yang trem," keluh wali kota dengan segudang prestasi internasional ini.
Lantaran proyek trem gagal total, Risma bermaksud mengalihkan angkutan massal itu ke armada bus. "Yang paling mudah itu, pakai bus. Iya, kita pakai bus. Tapi kalau untuk yang trem, itu nggak bisa."
"Nggak bisa itu karena, itu masa konstruksinya dua tahun paling cepet. Ya kita pakai bus, ya kita pakai bus. Iya busnya yang kita perbanyak," sambungnya.
Meski proyeknya gagal, wali kota asal PDI Perjuangan ini masih berharap kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk meneruskan.
"Atau bisa dilakukan oleh PT KAI. PT KAI rasanya melakukan itu. Kalau PT KAI yang melakukan, kan tidak tergantung sama jabatanku. Kayanya PT KAI yang akan melanjutkan itu," harap Risma.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya