Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

1.000 angkot segera dihilangkan, jalur menuju Bogor bakal macet

1.000 angkot segera dihilangkan, jalur menuju Bogor bakal macet ilustrasi angkot. ©2015 merdeka.com/darmadi sasongko

Merdeka.com - Pemkot Bogor membutuhkan 300 bus ukuran untuk merealisasikan kebijakan penghapusan ribuan angkutan kota (angkot) melalui program re-routing (penataan ulang rute). Kebijakan yang akan dimulai Februari 2017 ini salah satu solusi mengatasi kemacetan di Kota Hujan. Kebijakan yang sempat molor bertahun-tahun ini diyakini berjalan lancar jika dilakukan bertahap. Tahap awal, 1000 dari 3.412 unit angkot akan dihapus. Sistem ini dikenal dengan istilah sistem konversi 3:1 (tiga angkot diganti satu bus).

Guna menggantikan 1.000 angkot, setidaknya dibutuhkan 300 unit bus sedang sebagai sarana transportasi massal. Sehingga perlahan, diberlakukannya Sistem Satu Arah (SSA) sejak April 2016, dilanjutkan dengan pembangunan pedestrian sepanjang 4 kilometer dan sekarang Re-routing, diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan transportasi yang memang hampir di setiap kota sebagai problem global.

"Pemkot Bogor mengambil langkah dengan menaikan hirarki pejalan kaki di tempat paling atas sebagai salah satu cara untuk mengurai kemacetan," jelas Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Rakhmawati, Rabu (25/1).

Implementasi kebijakan penghapusan angkot dan diganti dengan bus Transpakuan membutuhkan waktu lama. Program ini sudah dicanangkan sejak 2005, namun baru sudah bisa dimulai tahun ini.

"Pengusaha angkot diberikan waktu enam bulan (Januari - Juni) untuk menyediakan bus. Butuh 160 bus untuk koridor dua dan tiga dan diharapkan bisa di launching saat HJB ke-535 tahun depan," ucapnya.

Pemkot Bogor juga merencanakan pembangunan fasilitas pedestrian dan sepeda yang nyaman dan lebar di jalur SSA lingkar luar Kebun Raya, Istana Bogor dan sepanjang Jalan Pajajaran, untuk kenyamanan pejalan kaki. Sementara untuk pedestrian di Jalan Sudirman akan dilakukan 2018.

"Kami rekayasa lalu lintas dengan mengutamakan pejalan kaki dan mempersempit ruang bagi kendaraan pribadi sekaligus mengkampanyekan warga untuk jalan kaki atau bersepeda,” paparnya.

Sebelumnya Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan melalui rerouting ada pengembangan jaringan lima trayek baru dari 23 trayek yang digunakan 3.412 unit angkot. "Itu semua untuk memenuhi kebutuhan pelayanan transportasi umum menjangkau ke 68 kelurahan yang ada di Kota Bogor dari sebelumnya hanya 59 kelurahan yang terlayani angkot," tuturnya.

Lima trayek baru ini melayani jurusan Mayor Oking (Sta. KA) – Situgede (16), Terminal Merdeka – Vila Mutiara Via Cijahe (27), Buntar (SMKN4) - Sukasari Via Cipaku (28), Pabuaran – Lawang Saketeng atau BTM (29), Pabuaran – Terminal Merdeka Via Cibeuruem (30).

Disamping trayek baru, perubahan jaringan juga terjadi di delapan trayek pecahan. Antara lain, jurusan Cimahpar - Warung Jambu via jl. A. Sobana (04), Ciheuleut - Pasar Baru Bogor (05), Baranangsiang Indah - Ciheuleut - Warung Jambu - Ciparigi (06), Curug- Taman Cimanggu - Pasar Anyar (11). Selain itu, jurusan Terminal Bubulak - Pabuaran- Cimanggu - Pasar Anyar (12), Budi Agung - Pasar Anyar (18), Villa Mutiara - Pasar Anyar (19) dan Bina Marga - Ciluar via Rd. Koyong, Rambay (21).

Ada pun tiga trayek mengalami perpanjangan lintasan. Diantaranya, jurusan Cipinang Gading - Perumahan Yasmin (01), Terminal Bubulak - Merdeka - ciparigi (07) dan Griya Katulampa - Terminal Bubulak (08). "Rerouting ini merupakan bagian dari proses konversi angkot menuju bus dengan tahap awal dimulai pada koridor utama dari tujuh koridor. Angkot nantinya menjadi jaringan trayek cabang (angkutan pengumpan atau feeder)," paparnya.

Kemacetan di pinggiran Pusat Kota

Kasatlantas Polresta Bogor Kota Kompol Bramastyo Priaji melihat, dampak Rerouting yang terpusat di seputar Kebun Raya Bogor (KRB) berimbas pada kepadatan arus lalu lintas di jalur yang akan memasuki pusat kota.

"Untuk mencapai keberhasilan tentunya kita harus sepakat untuk satukan persepsi. Terlebih area seputaran KRB akan steril dari angkot, dan biasanya berdampak di jalur-jalur penghubung yang bakal masuk ke pusat kota," terangnya.

Sejumlah ruas jalan yang bakal mengalami kemacetan akibat kebijakan ini antara lain Jalan Sukasari, Jalan Raya Tajur, Jalan Raya Empang, Persimpangan Batutulis, Jalan Raya Bondongan, Pasir Kuda, Simpang Gunung Batu, Jalan Sholis, Jalur dari Cimahpar sampai Tanah Baru.

Sementara itu Pengamat Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menilai, rencana Pemkot Bogor untuk menata angkot dengan program rerouting sah-sah saja. Namun, ruas jalan penghubung ke pusat kota pun harus diperhatikan dan diantisipasi lonjakan arus lalinnya.

"Tidak masalah trayek bertambah, cuma yang perlu diperhatikan itu pelayanannya didekatkan kepada kawasan perumahan dan pemukiman sebagai sumber bangkitan perjalanan. Lalu lonjakan angkot yang melintasi di jalur feeder pun perlu diantisipasi kepadatan arusnya, jangan sampai pusat kota lancar, sementara jalan penghubung ke pusat kota macet," ucapnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Orang Kaya Biang Kerok Kemacetan di Jakarta, Ini Faktanya
Ternyata Orang Kaya Biang Kerok Kemacetan di Jakarta, Ini Faktanya

Hal ini juga dinilai menjadi salah satu hambatan upaya mengurangi tingkat emisi karbon dari sektor transportasi.

Baca Selengkapnya
Jalur Puncak Bogor Kembali Normal Dua Arah Setelah Diberlakukan One Way Selama 8,5 Jam
Jalur Puncak Bogor Kembali Normal Dua Arah Setelah Diberlakukan One Way Selama 8,5 Jam

Penerapan one way begitu lama karena jumlah kendaraan menuju Jakarta ditaksir mencapai 50 ribu unit.

Baca Selengkapnya
Situasi Terkini Macet Jalur Puncak Bogor, Sudah 8 Jam Lebih Diberlakukan One Way Arah Jakarta Urai Kepadatan
Situasi Terkini Macet Jalur Puncak Bogor, Sudah 8 Jam Lebih Diberlakukan One Way Arah Jakarta Urai Kepadatan

Dari 150 ribu kendaraan yang ada di jalur wisata Puncak selama Minggu (15/9), saat ini sudah terkuras sebagian, dan menyisakan sekitar 80 ribu kendaraan.

Baca Selengkapnya
Ada 150 Ribu Kendaraan di Kawasan Puncak saat Macet Horor, Ini Tersisa 80 Ribu Kendaraan
Ada 150 Ribu Kendaraan di Kawasan Puncak saat Macet Horor, Ini Tersisa 80 Ribu Kendaraan

Polres Bogor juga menempatkan 300 personel kepolisian untuk menangani lalu lintas di sepanjang jalur wisata Puncak untuk membantu para wisatawan.

Baca Selengkapnya
Jokowi: 996 Ribu KendaraanMasuk DKI Setiap Hari, Sebabkan Macet dan Polusi
Jokowi: 996 Ribu KendaraanMasuk DKI Setiap Hari, Sebabkan Macet dan Polusi

Kondisi ini berakibat pada mengepulnya polusi di langit ibu kota.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Dishub Banyak Bus dari Sumatera ke Jakarta Telat Sampai Belasan Jam
Penjelasan Dishub Banyak Bus dari Sumatera ke Jakarta Telat Sampai Belasan Jam

Saat ini Dishub DKI sedang berupaya berkoordinasi dengan para PO Bus untuk memantau lokasi bus yang akan menuju Jakarta.

Baca Selengkapnya
Pramono Akan Buka Kembali Trayek JakLingko yang Ditutup
Pramono Akan Buka Kembali Trayek JakLingko yang Ditutup

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung mengatakan, akan menghidupkan kembali sejumlah trayek JakLingko yang ditutup.

Baca Selengkapnya
Anies Janji Bakal Bangun Sistem Transportasi di Bogor Jadi seperti Jakarta
Anies Janji Bakal Bangun Sistem Transportasi di Bogor Jadi seperti Jakarta

Anies berjanji akan membenahi transportasi umum di Bogor supaya lebih luas dan terjangkau.

Baca Selengkapnya
Di Hadapan Wali Kota se-Indonesia, Jokowi Keluhkan Banyak Kota yang Macet
Di Hadapan Wali Kota se-Indonesia, Jokowi Keluhkan Banyak Kota yang Macet

Jokowi keluhkan banyak kota di Indonesia yang mengalami kemacetan

Baca Selengkapnya
Pemerintah Siapkan Opsi Mitigasi Kemacetan Usai Puncak Bogor Lumpuh dan 1 Orang Tewas
Pemerintah Siapkan Opsi Mitigasi Kemacetan Usai Puncak Bogor Lumpuh dan 1 Orang Tewas

Dalam kemacetan tersebut, dikabarkan satu orang wisatawan asal Bambu Apus, Jakarta Timur berinisial NM (56) meninggal dunia

Baca Selengkapnya
Bali Dipadati 4,4 Juta Kendaraan, Melonjak Pasca Pandemi Covid-19
Bali Dipadati 4,4 Juta Kendaraan, Melonjak Pasca Pandemi Covid-19

Saat Pandemi Covid-19 jumlah kendaraan yang terdaftar baik roda dua dan empat hanya 2,6 juta kendaraan. Saat ini jumlah kendaraan meningkat 4,4 juta.

Baca Selengkapnya