19 Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 di Bali Tunggu Hasil Lab Kemenkes

Merdeka.com - Gubernur Bali I Wayan Koster menerangkan terkait data terbaru mengenai pasien dalam pengawasan virus corona atau covid-19 di wilayah Bali, sampai saat masih ada 19 pasien.
Ia mengatakan, selama ini pasien yang pernah diisolasi dalam pengawasan ada 73 orang. Kemudian, satu pasien positif yaitu kasus 25 yang meninggal dunia. Sehingga sisa 72 pasien dalam pengawasan penuh. Namun, dari 72 pasien ada 54 yang sudah keluar hasil laboratoriumnya dan dinyatakan negatif.
"Tapi dari 72 itu yang sudah keluar hasil laboratoriumnya 54 dan hasilnya negatif. Satu saja yang meninggal, itu meninggalnya bukan karena positif mungkin karena komplikasi penyakit bawaan," kata Koster saat memberikan konferensi pers di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Denpasar, Senin (16/3).
Koster juga menyebutkan, saat ini untuk pasien dalam pengawasan virus corona di Bali tersisa menjadi 19 pasien dan masih menunggu hasil laboratorium dari Kementerian Kesehatan.
"Ada 19 pasien yang masih menunggu hasil uji laboratorium dari Kementerian Kesehatan. (Sampai saat ini) belum ada yang positif lagi kecuali yang satu itu (kasus 25)," ujar Koster.
Seperti diberitakan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya menerangkan, untuk saat ini pasien dalam pengawasan virus Corona atau covid-19 di Bali sebanyak 12 orang.
"Sekarang masih 12 (Pasien). Jadi begini tadi malam ada 17 (Pasien), jam satu malam sudah keluar hasil laboratorium 5 (Pasien) dan negatif. Jadi sisa lagi 12, itu ada di (RSUP) Sanglah dan beberapa rumah sakit yang lain," kata Suarjaya, saat ditemui di Denpasar, Bali, Minggu (15/3) kemarin.
Ia juga mengatakan, untuk ke 12 pasien itu saat ini kondisinya masih stabil dan baik dan pihaknya masih menunggu hasil laboratorium dari Jakarta. "Memang bertahap antara dua sampai tiga hari, mudah-mudahan hari ini juga bisa keluar," Imbuhnya.
Ia juga menyebutkan, dari 12 pasien itu ada 11 warga negara asing dan 1 Warga Indonesia. Namun, terkait darimana saja asal negaranya pihaknya enggan membeberkan. "Kondisinya baik dan sedang dalam pengawasan di ruang isolasi dan tingal menunggu hasil laboratorium saja," ujarnya.
Sementara, saat ditanya apakah dari 96 orang yang positif virus Covid-19 yang disampaikan oleh Juru bicara pemerintah salah satunya ada di Bali. Ia menyatakan tidak ada pasien dari 96 itu di Bali. "Tidak ada, kami tidak dapat pemberitahuan yang positif," ujar Suarjaya.
Bali tidak mungkin Melakukan Lockdown
Terkait mewabah virus corona atau covid-19, Pemerintah Provinsi Bali belum menentukan kebijakan apakah akan menutup wisatawan mancanegara masuk ke Bali. Sementara, Gubernur Bali Wayan Koster menyebutkan tidak mungkin menutup wisatawan mancanegara masuk ke Bali.
"Kalau yang masuk Bali kebijakan masing-masing negara, kita tidak menutup. Karena Bali destinasi wisata dunia dan (itu) urusan perhubungan transportasi udara, kewenangan pemerintah pusat," kata Koster, saat memberikan konferensi pers di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Denpasar, Senin (16/3).
Ia juga menyampaikan, sejauh ini tidak ada masalah dalam pemeriksaan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dan menurutnya masih berjalan dengan baik.
Ia juga menegaskan, bahwa Bali juga tidak mungkin melakukan lockdown. Karena, dampaknya juga sangat signifikan.
"Apa (ada) daerah yang lockdown, tidak ada. Kalau Bali adalah destinasi wisata dunia kemudian kebutuhan pokok di sini datang dari luar maupun di dalam negeri. Kalau lock saya kira itu bahaya. Pemerintah Pusat saja belum, masak kita lakukan lock. Tidak mungkin itu," ujar Koster.
Seperti yang diberitakan, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa menyampaikan untuk di Bulan Maret 2020 Wisatawan Mancanegara (Wisman) perharinya berkunjung ke Pulau Bali sekitar 11 ribu.
"Saya dapat data dari Imigrasi, sampai tanggal 1 sampai 9 (Maret) kemarin rata-rata kedatangan turis masih diangka 10.500 atau sampai 11 ribu perhari," kata Astawa, saat ditemui di Denpasar, Bali, Minggu (15/3) kemarin.
Dari 11 ribu yang datang terbanyak adalah Australia, kemudian juga ada Amerika, Eropa, dan Rusia. Astawa mengatakan, jika perhari kedatangan wisman sekitar 11 ribu dikali 30 hari bisa mencapai 330,000. Namun, jika dibandingkan dengan bulan yang sama dengan tahun sebelumnya 2019 ada penurunan sekitar 20 persen karena tahun sebelumnya mencapai 430,000.
"Ada penurunan sekitar 20 persen, kalau kita bandingkan antara bulan yang sama tahun lalu dengan tahun sekarang," Imbuhnya.
Ia juga mengatakan, penurunan 20 persen terjadi karena ditutupnya penerbangan China dari dan ke Bali akibat imbas virus corona atau covid-19 Selain itu, juga di Bulan Maret adalah low season.
"Penurunannya, itu karena disamping karena low season (dan) penutupan penerbangan dari China. Itu rata-rata (turis China) mereka perbulan datanya sekitar 100 ribu, dan memberikan kontribusi disamping low season tadi," jelasnya.
Astawa juga menyampaikan, untuk wisata yang terdampak dari penurunan itu tentu di kawasan Benoa, Sanur, Nusa Lembongan dan Nusa Penida. Kemudian, rata-rata tamu China itu menginap di daerah Ubud, Kuta dan Nusa Dua.
Sementara untuk tingkat rata-rata okupansi hunian hotel juga terdampak hingga 20 sampai 15 persen. "Kalau dalam low season seperti sekarang itu kan 60 persen paling banyak. Tapi sekarang adanya corona itu mungkin 15 sampai 20 persen," ujarnya.
Ia juga mengatakan, dampak dari virus corona belum ada karyawan yang dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tapi hanya dirumahkan untuk sementara hingga keadaan pulih kembali.
"Kalau saya dengar dirumahkan bukan di PHK. Terutama yang restoran-restoran 100 persen (market) Tiongkok itu dirumahkan. Tapi mereka paham tidak selamanya tapi sementara sehingga suatu saat dipakai lagi kalau PHK besar-besaran tidak ada," jelasnya.
Astawa juga menyampaikan, dengan imbas virus corona itu, dari pemerintah memprediksi sekitar tiga bulan akan pulih kembali pariwisata di Bali. Namun, untuk normal diperkirakan di akhir tahun 2020.
"Kalau pemerintah memprediksi dua skenario. (Pertama) ada yang 3 bulan pulih. Setelah itu 3 bulan lagi pemulihan citra dan ekonomi. Skenario kedua, 6 bulan sehingga akhir tahun baru normal kembali," ujar Astawa.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya